Share This Article
Mata minus atau dalam istilah medis di sebut miopia merupakan kondisi ketika mata tidak bisa fokus melihat suatu objek dari kejauhan. Miopia bisa berkembang dengan sangat cepat. Lalu, apa sih penyebab mata minus?
Seseorang yang memiliki kondisi mata minus biasanya bisa melihat dengan jelas suatu objek yang berada di dekatnya tetapi tidak sebaliknya.
Miopia bisa menyerang anak-anak dimulai dari 6 hingga 13 tahun. Namun, tidak hanya anak-anak, orang dewasa juga bisa menderita kondisi ini.
Gejala mata minus
Gejala pada kondisi yang bisa disebut sebagai rabun jauh pada umumnya adalah penglihatan kabur saat melihat benda yang jauh. Misalnya, anak-anak kesulitan melihat tulisan di papan tulis sekolahnya, atau orang dewasa yang tidak dapat melihat rambu lalu lintas dengan jelas saat mengemudi.
Namun, terdapat beberapa gejala pada mata minus, seperti:
- Sakit kepala
- Sering berkedip
- Mata terasa lelah
- Sering menyipitkan mata
Gejala pada mata minus biasanya bisa hilang setelah melakukan perawatan dengan menggunakan kacamata dan lensa kontak. Sakit kepala dan kelelahan pada mata mungkin berlangsung selama satu atau dua minggu saat masa penyesuaian dalam penggunaan kacamata atau lensa kontak.
Apa faktor penyebab mata minus?
Adapun beberapa faktor yang bisa dijadikan penyebab mata minus, seperti:
Kelainan refraksi
Rabun jauh disebabkan oleh kelainan refraksi. Hal tersebut bisa terjadi jika mata tidak memfokuskan cahaya di retina.
Ketika mata memfokuskan cahaya di depan retina ini dapat menyebabkan penglihatan kabur.
Retina sendiri adalah permukaan di belakang mata yang mengumpulkan cahaya. Biasanya, retina mengubah cahaya menjadi impuls listrik yang dibaca otak sebagai gambar.
Bentuk bagian mata yang tidak normal
Tidak hanya itu, mata minus bisa terjadi dikarenakan bentuk bagiannya yang sedikit tidak normal. Bola mata rabun jauh biasanya sedikit lebih panjang dan terkadang kornea mata terlalu bulat.
Genetik atau riwayat keluarga
Rabun jauh diketahui bisa terjadi pada satu keluarga. Kamu mungkin bisa menderita mata minus jika salah satu atau kedua orang tua kamu juga mengalaminya.
Terlalu sering menghabiskan waktu di dalam ruangan
Menghabiskan waktu bermain di luar saat masih anak-anak bisa mengurangi kemungkinan terkena risiko minus mata.
Pasalnya, tingkat cahaya di luar ruangan yang jauh lebih terang dari pada dalam ruangan.
Sering melihat suatu objek terlalu lama
Menghabiskan banyak waktu untuk memfokuskan mata pada objek di sekitar, seperti membaca, menulis, dan bermain gadget juga komputer bisa meningkatkan risiko mata minus.
Oleh karena itu, menjaga jarak saat melakukan salah satu kegiatan tersebut adalah solusi yang tepat untuk mengurangi risiko terkena rabun jauh.
Komplikasi mata minus
Rabun jauh bisa mengakibatkan beberapa komplikasi. Dimulai dari yang ringan hingga kondisi yang bisa dibilang parah. Kondisi tersebut meliputi:
Kualitas hidup berkurang
Pasalnya, rabun jauh mungkin bisa membuat kamu tidak bisa melakukan tugas sebaik yang kamu inginkan. Penglihatan yang terbatas juga dapat mengurangi kemampuan kamu dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Ketegangan mata
Seperti yang dijelaskan, mata minus bisa membuat kamu refleks menyipitkan mata. Hal tersebut bisa menyebabkan kelelahan mata hingga sakit kepala.
Masalah mata lainnya
Rabun jauh yang parah dapat meningkatkan risiko kerusakan di area retina sentral. Jaringan pada bola mata yang panjang akan meregang dan menipis.
Kondisi ini dapat menyebabkan robekan, peradangan, pembuluh darah baru yang menjadi lemah dan mudah pecah.
Demikian informasi tentang kesehatan mata dan mata minus yang perlu kamu tahu. Jika curiga mengalami mata minus, cek ke dokter mata untuk memastikannya, ya!
Jika kamu memiliki pertanyaan seputar penyebab mata minus atau bahkan kamu merasakan gejala mata minus, maka kamu bisa tanyakan kepada dokter kamu.
Atau bisa juga lakukan konsultasi online melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!