Share This Article
Perdarahan di otak mengacu pada bagian jaringan otak yang mengalami perdarahan. Ini adalah keadaan darurat medis yang bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Demi menghindarinya ketahui beberapa penyebab perdarahan otak berikut ini.
Apa yang terjadi selama perdarahan otak?
Ketika darah dari trauma mengiritasi jaringan otak, hal ini bisa menyebabkan pembengkakan. Kondisi ini dikenal sebagai edema serebral. Darah yang terkumpul menjadi massa yang disebut hematoma.
Kondisi ini meningkatkan tekanan pada jaringan otak di dekatnya, dan itu mengurangi aliran darah vital dan dapat menyebabkan jaringan otak mati.
Perdarahan dapat terjadi di dalam otak, antara otak dan selaput yang menutupinya, antara lapisan penutup otak atau antara tengkorak dan selaput otak.
Penyebab perdarahan otak
Melansir penjelasan dari laman WebMD, ada beberapa faktor risiko dan penyebab perdarahan otak dan berikut yang paling umum terjadi:
Trauma kepala
Cedera pada bagian kepala adalah penyebab paling umum dari perdarahan di otak bagi mereka yang berusia di bawah 50 tahun.
Tekanan darah tinggi
Kondisi kronis ini dapat terjadi dalam jangka waktu yang lama, sehingga melemahkan dinding pembuluh darah. Tekanan darah tinggi yang tidak diobati adalah penyebab utama pendarahan otak yang dapat dicegah.
Aneurisma
Ini adalah lemahnya dinding pembuluh darah yang membengkak. Kondisi lemahnya dinding pembuluh darah tersebut bisa menyebabkan hingga pecah dan perdarahan di otak kemudian menyebabkan stroke.
Kelainan pembuluh darah
Kelainan pembuluh darah ini juga disebut sebagai malformasi arteriovenosa. Kelemahan pada pembuluh darah di dalam dan di sekitar otak mungkin muncul saat lahir dan disadari dan terdiagnosis hanya jika gejalanya berkembang.
Amyloid angiopathy
Ini merupakan kelainan pada dinding pembuluh darah yang kadang terjadi seiring bertambahnya usia dan tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat menyebabkan banyak perdarahan kecil yang tidak diketahui sebelum menyebabkan tingkat yang parah.
Gangguan darah atau perdarahan
Hemofilia dan anemia sel sabit dapat menyebabkan penurunan kadar trombosit dan pembekuan darah. Pengencer darah juga merupakan faktor risikonya.
Penyebab lainnya yang bisa menimbulkan perdarahan otak adalah penyakit hati dan tumor otak. Kondisi tersebut berhubungan dengan peningkatan perdarahan secara umum.
Gejala perdarahan otak
Gejala pendarahan otak bisa bermacam-macam. Biasanya akan bergantung pada lokasi perdarahan, tingkat keparahan perdarahan, dan jumlah jaringan yang terserang. Gejala cenderung berkembang secara tiba-tiba dan mungkin semakin memburuk.
Jika menunjukkan salah satu dari gejala berikut, kamu mungkin mengalami perdarahan otak. Tentu saja kondisi ini sangat mengancam jiwa. Berikut beberapa gejala yang mungkin terjadi apabila kamu mengalami perdarahan otak seperti dilansir dari laman WebMD:Â
- Sakit kepala parah yang tiba-tiba.
- Kejang tanpa riwayat kejang sebelumnya.
- Lengan atau kaki terasa lemas.
- Mual atau muntah.
- Kewaspadaan berkurang seperti terasa lesu.
- Perubahan penglihatan.
- Kesemutan atau mati rasa.
- Kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan.
- Kesulitan menelan.
- Kesulitan menulis atau membaca.
- Kehilangan keterampilan motorik halus, seperti tremor tangan.
- Kehilangan koordinasi.
- Kehilangan keseimbangan.
- Indera perasa yang tidak normal.
- Penurunan kesadaran.
Bisakah orang sembuh dari perdarahan otak?
Seberapa baik pasien merespons perdarahan otak tergantung pada ukuran perdarahan dan jumlah pembengkakan.
Beberapa pasien juga bisa sembuh total. Dan ada kemungkinan komplikasi termasuk strok, kehilangan fungsi otak, kejang, atau efek samping dari pengobatan atau perawatan.
Kematian adalah salah satu komplikasi yang bisa terjadi, dan dapat dengan cepat terjadi meskipun perawatan medis telah dilakukan.
Baca juga: Mengenal Gejala Stroke Batang Otak
Apakah perdarahan otak bisa dicegah?
Karena sebagian besar pendarahan otak dikaitkan dengan faktor risiko tertentu, kamu dapat meminimalkan risiko dengan cara berikut:
Mengobati tekanan darah tinggi
Salah satu studi seperti yang dilansir dari laman WebMD, menunjukkan bahwa 80 persen pasien perdarahan otak memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Satu-satunya hal terpenting yang dapat dilakukan adalah mengendalikan diri melalui diet, olahraga, dan obat-obatan.
Jangan merokok
Jangan menggunakan narkoba. Kokain, misalnya, dapat meningkatkan risiko pendarahan di otak.
Operasi korektif
Jika menderita kelainan, seperti aneurisma, melakukan operasi bisa menjadi salah satu cara agar dapat membantu mencegah perdarahan di masa depan.
Hati-hati dengan Coumadin
Jika kamu menggunakan obat pengencer darah Coumadin atau juga disebut warfarin, tindak lanjuti secara teratur dengan dokter untuk memastikan kadar darah berada dalam kisaran yang benar, ya.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!