Share This Article
Operasi amandel mungkin bukan menjadi hal yang asing di telinga sebagian masyarakat. Prosedur medis itu biasanya dipilih saat sudah ada gejala di tonggorokan yang mengganggu aktivitas.
Lantas, apa sebenarnya amandel itu? Kapan amandel sebaiknya dioperasi? Yuk, cari tahu jawabannya dengan ulasan berikut ini!
Apa itu amandel?
Amandel adalah kelenjar berbentuk cincin pelindung yang ada di bagian belakang mulut atau sekitar tenggorokan. Amandel yang juga disebut dengan tonsil merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh, karena menampung sel darah putih di dalamnya.
Dikutip dari Medical News Today, amandel memiliki beberapa fungsi penting, seperti membantu memerangkap kuman, virus, dan bakteri agar tak masuk ke dalam tubuh melalui hidung dan mulut. Amandel dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan letaknya, yaitu:
- Tonsil palatina: Amandel yang berada di bagian atas tenggorokan
- Adenoid atau faringeal: Amandel yang berada di dekat rongga hidung
- Tonsil lingual: Amandel yang berada tepat di tenggorokan, tepatnya di bawah palatina
Ukuran amandel bisa berubah dari waktu ke waktu, biasanya menjadi yang terbesar saat masih kanak-kanak. Ketika memasuki usia remaja dan dewasa, ukuran amandel akan mengecil. Itulah alasan mengapa operasi amandel sering dilakukan pada anak.
Baca juga: Kenali Ciri-ciri Amandel Bengkak dan Cara Tepat Mengatasinya!
Apakah amandel harus dioperasi?
Banyak orang yang salah kaprah tentang amandel itu sendiri. Tak sedikit yang mengira bahwa amandel adalah jaringan baru yang harus diangkat lewat prosedur operasi. Padahal, amandel justru berperan penting dalam melindungi tubuh dari berbagai zat asing dari luar yang merugikan.
Operasi amandel diperlukan jika ada peradangan atau infeksi yang disebut tonsilitis. Peradangan itu biasanya ditandai dengan:
- Mendengkur keras saat tidur
- Sleep apnea, yaitu masalah pernapasan saat tidur
- Perdarahan akibat pembengkakan amandel
- Kemungkinan berkembangnya kanker
- Bau mulut yang tak dapat diatasi
- Sakit tenggorokan berkepanjangan
- Sulit menelan.
Prosedur operasi amandel
Dalam dunia medis, operasi amandel disebut dengan tonsilektomi, yaitu prosedur pengangkatan tonsil. Seseorang yang menjalani tonsilektomi biasanya langsung pulang setelah prosedur medis selesai. Namun, pemeriksaan lanjutan tetap diperlukan di hari-hari berikutnya.
Tonsilektomi sendiri membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Sebelum bedah lokal di area tenggorokan dilakukan, dokter akan memberikan anestesi atau bius total hingga pasien tertidur agar tak merasa kesakitan.
Tonsilektomi juga dapat dilakukan menggunakan getaran ultrasonik untuk memotong amandel, atau ‘membakar’ tonsil dengan gelombang panas.
Tonsilektomi merupakan prosedur medis umum yang tetap memiliki risiko tertentu. Beberapa komplikasi yang berpotensi terjadi selama atau setelah prosedur adalah:
- Perdarahan di area tenggorokan atau leher
- Pembengkakan
- Reaksi terhadap obat bius
- Infeksi
- Demam.
Persiapan operasi
Meski umumnya tak membutuhkan rawat inap, ada banyak persiapan yang harus dilakukan, salah satunya adalah berpuasa semalaman sebelum operasi. Tak hanya itu, kamu juga tidak boleh mengonsumsi obat antiinflamasi seperti ibuprofen selama dua minggu sebelumnya.
Proses pemulihan
Seperti yang telah disebutkan, orang yang menjalani operasi amandel bisa langsung pulang di hari yang sama. Namun, setelah prosedur selesai, petugas kesehatan akan lebih dulu memantau tekanan darah dan detak jantung. Jika stabil, kamu akan diizinkan pulang.
Dokter biasanya akan meresepkan obat penghilang nyeri untuk meredakan rasa sakit yang timbul setelah operasi. Selain pengobatan, berikut tips yang dapat membantu mempercepat pemulihan:
- Minum banyak cairan
- Mengonsumsi makanan yang mudah ditelan, misalnya pisang yang dilumatkan terlebih dulu
- Istirahat sebanyak mungkin
- Hindari aktivitas berat.
Sesudah operasi amandel, kamu mungkin harus istirahat total selama dua minggu. Setelah 14 hari, beberapa orang biasanya sudah bisa kembali bekerja dan menjalani rutinitas seperti sebelumnya.
Pro kontra operasi amandel
Praktik tonsilektomi sebenarnya ditentang beberapa kalangan, karena dikhawatirkan bisa menimbulkan banyak masalah baru yang lebih serius. Sebab, leher yang menjadi area terdekat tenggorokan memiliki banyak saraf dan terdapat rongga penghubung sistem pernapasan.
Sebuah studi pada 2018 menyebutkan, operasi amandel bertanggung jawab atas peningkatan hingga tiga kali lipat gangguan saluran pernapasan bagian atas di kemudian hari. Meski, riset lain juga memaparkan bahwa tonsilektomi dapat meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Nah, itulah ulasan tentang operasi amandel dan kapan perlu dilakukan. Untuk menghindari risiko komplikasi, bicarakan lebih dulu dengan dokter sebelum membuat keputusan, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!