Share This Article
Pada saat sakit, kamu pasti akan langsung pergi berobat ke dokter untuk mencari tahu penyebab dan melakukan pengobatan, bukan? Jika sudah selesai pemeriksaan, dokter akan langsung menentukan apakah cukup melakukan pengobatan rawat jalan atau perlu rawat inap.
Biasanya pasien yang diperbolehkan untuk rawat jalan itu memiliki kondisi fisik dan penyakit tidak terlalu parah. Sehingga bisa ditangani dengan pengobatan rumahan yang sederhana, namun tetap dalam pengawasan dokter jaga.
Tapi apakah kamu tahu, bahwa sering datang berkunjung ke rumah sakit itu juga berbahaya? Bahkan bisa terinfeksi penyakit yang ada di rumah sakit, salah satunya infeksi nosokomial. Berikut penjelasannya lengkapnya.
Bava Juga: Kupas Tuntas Rawat Jalan: Pengertian, Manfaat dan Jenis Layanannya
Apa itu infeksi nosokomial?
Melansir WebMD, infeksi nosokomial adalah infeksi yang bisa menyerang seseorang saat berada di rumah sakit. Ini juga disebut sebagai hospital-acquired infection atau health-care associated infection.‌
Kondisi tersebut terjadi karena banyaknya orang yang berada di dalam rumah sakit, baik itu dari pasien hingga perawat medis, di mana mereka membawa kuman dan menularkannya satu sama lain. Perlu diketahui bahwa terkadang, seseorang membawa kuman bisa tanpa merasa sakit, sehingga mereka menularkannya ke orang lain tanpa diketahui.
Apalagi jika kamu berada di rumah sakit untuk melakukan operasi atau perawatan penyakit lain, maka sistem kekebalan tubuh mungkin menjadi lemah melawan kuman. Hal itu pun membuat infeksi nosokomial timbul dan membuat sakit hanya dalam waktu 48 jam setelah masuk rumah sakit.
Penularan kuman ini bisa terjadi di berbagai rumah sakit. Bila tidak segera diobati, mereka dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius.
Gejala infeksi nosokomial
Infeksi nosokomial memiliki gejala yang berbeda-beda tergantung pada jenisnya. Berikut beberapa gejala infeksi nosokomial yang paling umum terjadi:
- Mengalami demam
- Batuk
- Mengalami kelelahan yang ekstrem
- Berkeringat
- Nyeri otot
- Mual dan muntah.
Penyebab infeksi nosokomial
Infeksi Nosokomial patut dikhawatirkan karena pada umumnya disebabkan oleh bakteri yang lebih beragam dan seringkali resisten terhadap antibiotik.
Sebuah penelitian di klinik rawat jalan anak Universitas Enugu, Nigeria mengambil sample dari berbagai lokasi di klinik tersebut dan mendapati 45 persen dari sample tersebut memiliki pertumbuhan bakteri. Bakteri yang paling banyak terisolasi adalah jenis Staphylococcus aureus dan Coagulase-negative Staphylococcus. Dari semua isolat Staphylococcus aureus, 17,4 persen merupakan jenis MRSA, atau Staphyloccus aureus yang resisten terhadap antibiotik Methicillin.
Selain daripada itu, selama pandemi juga ditemukan tinginya cluster rumah sakit COVID-19, ini berdasarkan penelitian yang dilakukan di Veteran Affairs Health Care System, pada 1 Mei 2020 hingga 31 Januari 2021, baik dalam kondisi rawat jalan maupun rawat inap.
Lalu, bagaimana cara mencegah penularan infeksi nosokomial saat melakukan rawat jalan ke rumah sakit?
Dokter dan perawat medis dapat mencegah penyebaran infeksi nosokomial dengan melakukan beberapa hal berikut:
- Mendesinfeksi kulit dan peralatan secara menyeluruh dengan benar
- Rajin cuci tangan
- Mengenakan alat pelindung diri seperti masker wajah dan sarung tangan
- Meresepkan antibiotik hanya jika diperlukan.
Tips agar tidak tertular penyakit ketika berkunjung ke rumah sakit
Menurut penjelasan Centers for Disease Control and Prevention, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk melindungi diri agar tidak tertular penyakit saat berkunjung ke rumah sakit:
- Pastikan untuk selalu menjaga kebersihan tangan, baik diri sendiri hingga teman dan keluarga. Ingatkan mereka untuk membersihkan tangan sebelum menyentuh sesuatu.
- Jika melihat perawat medis tidak membersihkan tangan mereka, coba ingatkan untuk melakukannya.
- Waspada ketika konsumsi antibiotik, pastikan kamu meminumnya sesuai dengan dosis anjuran dari dokter dan kebutuhan saja.
- Kenali tanda dan gejala infeksi. Beberapa infeksi kulit, seperti MRSA, muncul sebagai kemerahan, nyeri, atau drainase di tempat pemasangan kateter. Infeksi saluran pernapasan juga sering berhubungan dengan infeksi nosokomial ditandai dengan gejala batuk, pilek dan/atau demam
- Pastikan kamu sudah divaksinasi agar dapat mencegah penyebaran penyakit saat berkunjung ke rumah sakit.
- Pastikan untuk menutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk. Ketika hal itu terjadi, kuman dapat menyebar sejauh 3 kaki atau bahkan lebih. Sehingga ada baiknya untuk menggunakan tisu untuk menghindari penyebaran kuman dengan tangan.
Itulah beberapa tips agar terhindar dari penyakit saat melakukan rawat jalan ke rumah sakit.
Oleh karena itulah, ada baiknya untuk memilih produk asuransi rawat jalan yang tepat dengan mempertimbangkan apakah bisa diakses secara online maupun offline seperti fasilitas dari Good Doctor. Dengan begitu, kamu tidak akan lagi khawatir tertular penyakit karena bisa konsultasi rawat jalan secara online hanya melalui Aplikasi Good Doctor.
Baca juga: Dampak Telemedicine pada Pelayanan Rawat Jalan bagi Karyawan
Lindungi kesehatan anda dengan asuransi rawat jalan secara online dan offline, Mulai Rp.100.000-an / bulan. Klik link ini sekarang untuk mendapatkan manfaatnya!
Kamu juga dapat menghubungkan benefit asuransimu pada Aplikasi Good Doctor di sini!. Untuk kamu yang tidak memiliki asuransi, jangan khawatir kamu juga dapat mendaftarnya, lho!