Share This Article
Sakit kepala disertai hidung yang tersumbat dan berair, serta dahi dan pipi yang sakit mungkin dianggap sebagai tanda sakit kepala akibat sinusitis oleh banyak orang.
Namun faktanya, itu juga bisa berarti merupakan gejala migrain, lho. Migrain memang biasanya salah didiagnosis sebagai sakit kepala sinus.
Kedua jenis sakit kepala ini memiliki banyak kesamaan. Untuk perawatan yang tepat, penting untuk mengetahui apakah sakit kepala yang sedang kamu alami merupakan akibat dari sinusitis atau migrain.
Simak penjelasan berikut ini untuk mengetahui perbedaan di antara keduanya.
Apa itu sakit kepala sinus dan migrain?
Sakit kepala sinus terjadi ketika saluran sinus di belakang mata, hidung, pipi, dan dahi tersumbat. Sakit kepala sinus bisa dirasakan di salah satu atau kedua sisi kepala.
Nyeri atau tekanan dapat dirasakan di mana pun di area sinus. Sakit kepala sinus dapat terjadi secara musiman, terutama jika kamu memiliki alergi.
Sakit kepala sinus disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, sedangkan penyebab sakit kepala migrain sebagian besar tidak diketahui. Ini melibatkan interaksi yang kompleks antara jaringan otak, sel saraf, pembuluh darah, dan bahan kimia otak.
Alasan migrain muncul tidak diketahui secara persis, tetapi itu dapat dipicu oleh hampir semua hal seperti makanan, aktivitas, atau kondisi tertentu lainnya.
Baca juga: Dapat Ganggu Aktivitas, Ini 10 Penyebab Sakit Kepala Berdasarkan Jenisnya!
Memiliki gejala yang berbeda
Sakit kepala sinus dan migrain memiliki beberapa gejala serupa seperti pilek, hidung tersumbat, mata berair, dan tekanan di dahi serta pipi. Meskipun demikian, keduanya seringkali dikaitkan dengan gejala yang sangat berbeda.
Pada sakit kepala sinus, kamu mungkin mengalami demam dan napas yang berbau.
Sedangkan pada sakit kepala migrain, kamu mungkin akan merasakan gejala lain seperti:
- Sensitivitas terhadap cahaya atau kebisingan
- Pusing
- Sakit mata
- Mual atau muntah
- Penglihatan kabur
- Mudah marah
Orang yang mengalami migrain mungkin mengalami beberapa gejala tersebut secara bersamaan. Pengalaman setiap orang berbeda dan gejala dapat berubah pada masing-masing migrain.
Migrain cenderung menjadi penyakit turunan dalam keluarga, dan tiga kali lebih mungkin terjadi pada wanita.
Jika kamu masih ragu mengenai apa yang ada di balik sakit kepalamu, cobalah tanyakan pada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut:
- Apakah dalam 3 bulan terakhir, sakit kepala yang kamu alami menimbulkan masalah di keseharianmu?
- Apakah kamu sering merasa mual saat sakit kepala?
- Apakah cahaya dan suara mengganggumu saat sedang sakit kepala?
Jika kamu menjawab ‘ya’ untuk setidaknya dua pertanyaan di atas, ada kemungkinan besar kamu mengalami migrain.
Perawatan yang tepat dan sesuai kondisi
Sebuah studi berjudul American Migraine II menunjukkan bahwa banyak orang mengira dirinya menderita sinusitis, tapi ternyata didiagnosis migrain. Studi ini menekankan betapa umum migrain salah didiagnosis sebagai sakit kepala sinus, bahkan oleh dokter.
Penting untuk mengetahui apakah sakit kepala yang sedang kamu alami merupakan akibat dari sinusitis atau migrain. Sebab, diagnosis tersebut mengarah pada perawatan dan pengobatan yang berbeda.
Perawatan untuk sakit kepala sinus
Untuk sakit kepala sinus, yang menjadi fokus adalah mengeringkan cairan dari ruang berisi lendir di belakang pipi untuk mengurangi tekanan dan nyeri, serta meredakan peradangan.
Biasanya kamu akan dianjurkan untuk meminum dekongestan, antihistamin, antibiotik, atau kombinasi dari ketiganya. Ini tidak akan membantu dan mungkin dapat berbahaya jika ternyata kamu mengalami migrain.
Perawatan untuk sakit kepala migrain
Untuk migrain, perawatannya dapat mencakup pereda nyeri yang dijual bebas serta obat resep yang juga digunakan untuk mengobati gangguan kejang, depresi, dan kondisi jantung. Obat lain mungkin berupa pil, suntikan, dan semprotan hidung.
Kapan harus ke dokter?
Kunjungi dokter jika sakit kepalamu datang lebih sering dan lebih parah, tidak sembuh dengan obat yang dijual bebas, mengganggu aktivitas, serta menyebabkan masalah lainnya.
Sakit kepala yang parah juga mungkin merupakan gejala dari kondisi serius seperti stroke, meningitis, atau ensefalitis. Cari perawatan darurat jika:
- Kamu mulai bingung atau kesulitan memahami pembicaraan
- Lemah
- Demam lebih dari 39° C
- Mati rasa, lemah, atau lumpuh di satu sisi tubuhmu
Mengetahui jenis sakit kepala akan membantumu dalam mendapatkan perawatan. Bila sakit kepala berangsur parah, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!