Share This Article
Ada beragam penyebab sesak napas setelah makan. Beberapa di antaranya bukan hal-hal yang berbahaya dan tidak terlalu mengkhawatirkan. Meskipun demikian, ada juga beberapa pemicu yang perlu kamu waspadai!
Baca juga: Catat, Ini Perbedaan Sesak Napas Akibat Asma dan COVID-19
Apa saja penyebab sesak napas setelah makan?
Berikut ini adalah beberapa penyebab sesak napas setelah makan yang bisa jadi disebabkan adanya masalah di jantung hingga paru-paru kamu:
Alergi makanan
Gejala alergi makanan bisa timbul dalam beberapa menit atau jam setelah makan. Salah satu gejalanya yang paling umum adalah sesak napas.
Cara terbaik untuk mencegah reaksi alergi yang timbul adalah dengan menghindari makanan yang dapat memicunya. Oleh karena itu, kamu mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis makanan apa yang dapat menimbulkan reaksi alergi ini.
Salah satu cara mengetahuinya adalah menjalankan tes yang meminta kamu untuk makan beberapa makanan potensial pemicu alergi. Tenang saja, kamu hanya akan diminta untuk mengonsumsinya dalam jumlah kecil.
Anaphylaxis
Anaphylaxis merupakan reaksi alergi yang langka tapi dapat membahayakan nyawa. Pada saat kondisi ini terjadi, maka gejala yang umum timbul adalah sesak napas.
Beberapa gejala lainnya adalah:
- Batuk yang berulang-ulang
- Denyut nadi yang lemah
- Gatal-gatal, ruam atau bengkak di kulit
- Kerongkongan mengencang
- Suara yang serak
- Kesulitan bernapas atau menelan
- Mual, muntah atau diare
- Nyeri di abdomen
- Detak jantung yang cepat
- Tekanan darah rendah
- Pusing atau pening
- Henti jantung
Jika kamu memiliki tingkat alergi yang parah ini, maka kamu membutuhkan EpiPen, sebuah perangkat medis yang bisa kamu suntikkan untuk membalikkan reaksi alergi yang timbul.
Menghirup partikel makanan
Kamu mungkin tidak sengaja menghirup sebagian kecil partikel makanan atau minuman saat sedang makan. Hal ini dinamakan pulmonary aspiration.
Jika paru-paru kamu sehat, maka kamu bisa langsung membatukkan partikel ini. Batuk ini lah yang dapat menyebabkan sesak napas jangka pendek dan kemungkinan sakit tenggorkan.
Nah, jika paru-paru kamu tidak sehat, maka kamu sulit untuk batuk dan timbullah aspiration pneumonia. Kondisi ini terjadi ketika partikel makanan yang masuk tadi menyebabkan infeksi di dalam kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru kamu.
Gejala dari aspiration pneumonia dapat berupa:
- Nyeri dada
- Mengi
- Sesak napas
- Batuk yang disertai dahak berdarah atau berwarna hijau dan berbau tidak sedap
- Bau mulut yang tidak sedap
- Kesulitan menelan
- Demam
- Keringat berlebih
- Letih
Penanganan aspiration pneumonia tergantung dari kondisi kesehatan dan seberapa parah kondisi yang menimpa kamu. Pada banyak kasus, dokter dapat meresepkan antibiotik untuk mengatasi infeksi yang timbul.
Heartburn
Heartburn atau bisa juga disebut gastroesophageal reflux (GERD) dapat menimbulkan sesak napas setelah makan, lho! Penyebabnya adalah katup yang memisahkan kerongkongan dan perut kamu terlalu lemah.
Sehingga isi perut justru bergerak ke arah yang salah, dalam hal ini kembali ke atas, ke kerongkongan.
Gejala GERD yang paling umum adalah rasa terbakar di dada dan sensasi adanya makanan yang tersangkut di tenggorokan. Meskipun tidak umum, tapi sesak napas, mengi hingga batuk-batuk setelah makan juga bisa terjadi.
Hernia hiatus
Hernia hiatus terjadi ketika perut menonjol ke dada melalui dinding otot yang memisahkan diafragma dan abdomen. Kondisi ini bisa menyebabkan sesak napas dan bertambah buruk setelah makan.
Salah satu jenis hernia hiatus yang perlu diwaspadai adalah hernia paraesophageal. Kondisi ini terjadi ketika perut menggencet saluran makanan. Ketika hernia ini menjadi terlalu besar, maka diafragma akan terdesak, paru-paru pun akan tergencet.
Kondisi ini tidak membutuhkan penanganan khusus, meskipun demikian, operasi dibutuhkan untuk mengatasinya apabila kamu mengalami gejala sebagai berikut:
- Nyeri dada
- Nyeri di tengah atau abdomen bagian atas
- Kesulitan menelan
- Tukak lambung
- GERD
Baca juga: Mengenal Operasi Hernia, dan Berapa Kisaran Biayanya?
COPD
Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) atau penyakit sumbatan paru-paru kronis dapat menyebabkan sesak napas dan meng setelah makan. Terutama setelah kamu makan dalam jumlah besar.
Masalah bukan pada sistem pencernaan. Melainkan karena makan besar membutuhkan energi dalam jumlah besar supaya bisa dicerna dan juga membutuhkan ruang yang lebih banyak di area dada dan perut.
Karena itu, kalau kamu memiliki masalah ini, maka kamu harus makan dalam jumlah kecil untuk menghindari masalah pernapasan setelah kamu makan.
Demikianlah berbagai penjelasan tentang sesak napas yang dapat terjadi setelah makan. Selalu kenali penyakit yang timbul di dalam tubuh kamu, ya!
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.