Share This Article
Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa setelah operasi pasien harus buang angin atau kentut? Bukan tanpa alasan, ternyata hal ini dilakukan untuk mencegah komplikasi yang dapat muncul setelah operasi, apa itu? Untuk mengetahui jawabannya, yuk simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Mengapa setelah operasi harus kentut?
Penting bagi pasien yang telah menjalani operasi untuk kentut. Sebab, kentut merupakan tanda bahwa usus kembali berfungsi dengan normal. Di sisi lain, setelah operasi harus kentut juga dilakukan untuk memastikan bahwa kamu tidak terkena postoperative ileus atau ileus paralitik.
Perlu kamu ketahui bahwa setelah operasi atau lebih tepatnya setelah obat-obatan diberikan pada saat prosedur operasi dilakukan, komplikasi yang dikenal sebagai ileus paralitik dapat terjadi.
Kondisi ini dapat berarti bahwa usus membutuhkan waktu yang lebih lama untuk pulih dari anestesi dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain. Tingkat keparahannya dapat berkisar dari lambatnya memproses makanan hingga komplikasi serius yang memerlukan perawatan medis.
Baca Juga: 7 Penyebab Sering Kentut: Mulai dari Makanan hingga Penyakit Serius
Hal lain yang perlu diketahui
Penting diketahui bahwa selama operasi, anestesi biasanya akan diberikan. Ini dilakukan agar kamu tidak merasakan rasa sakit apapun selama prosedur operasi. Anestesi membuat semua organ dalam, tak terkecuali usus masuk ke dalam keadaan “tidur”.
Nah, kentut menjadi tanda bahwa saluran pencernaan telah berfungsi sepenuhnya dan organ pencernaan sudah kembali ke keadaan normal. Inilah alasan mengapa perawat dan dokter sangat memerhatikan hal tersebut pada jam-jam setelah seseorang menjalani operasi.
Di sisi lain, setelah operasi harus kentut juga perlu diperhatikan. Sebab, kentut dapat berarti bahwa tubuh sudah mulai bekerja seperti sebelumnya dan efek anestesi sudah berkurang.
Baca Juga: Benarkah Usus Buntu Bisa Sembuh Tanpa Operasi? Cek Faktanya!
Setelah operasi harus kentut, apa yang terjadi jika tidak?
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa setelah operasi pasien diharuskan untuk kentut guna mencegah ileus paralitik. Menurut NCBI, ileus paralitik adalah pola abnormal dari motilitas gastrointestinal atau sistem pencernaan yang lambat sebagai respons terhadap operasi.
Perlu kamu ketahui bahwa makanan yang dicerna harus menempuh perjalanan panjang sebelum dicerna sepenuhnya. Usus menyelesaikan tugas ini dengan cara bergerak dalam gerakan seperti bergelombang.
Hal tersebut dikenal sebagai gerakan peristaltik, kontraksi otot tersebut menggerakan makanan yang dicerna.
Ileus sendiri adalah istilah medis untuk menggambarkan gerakan pada suatu tempat di usus yang menyebabkan terjadinya penumpukan atau potensi penyumbatan bahan makanan. Ini dapat menjadi komplikasi dari operasi.
Apa penyebab ileus paralitik?
Pada kasus ileus paralitik, obat bius yang diberikan juga dapat memengaruhi pergerakan usus.
Dalam hal ini, usus tidak mengalami penyumbatan, namun usus tidak bergerak dengan semestinya. Akibatnya, hanya terdapat sedikit atau tidak ada pergerakan makanan yang dicerna melalui usus.
Namun, ileus paralitik bukan hanya dapat terjadi setelah operasi saja, melainkan juga dapat disebabkan oleh kondisi medis tertentu. Berikut ini adalah beberapa faktor yang juga bisa menyebabkan ileus paralitik seperti dilansir dari Healthgrades.
- Apendistis (radang usus buntu)
- Ketidakseimbangan elektrolit
- Gastroenteritis (peradangan pada lambung atau usus)
- Pankreatitis
- Obat-obatan tertentu, seperti obat penenang.
Gejala yang dapat ditimbulkan
Gejala dari ileus paralitik utamanya memengaruhi sistem pencernaan, ini dapat termasuk:
- Mual
- Perut kembung
- Muntah
- Nyeri perut
- Buang gas atau buang air besar (BAB) yang tertunda.
Faktor risiko ileus paralitik
Pasien yang menjalani operasi perut atau usus berisiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi ini. Tak hanya itu, pasien yang sudah memiliki kondisi pada usus sebelumnya juga berisiko lebih tinggi mengembangkan ileus paralitik.
Akan tetapi, pertambahan usia juga dapat memperlambat pergerakan usus. Orang lanjut usia (lansia) juga berisiko tinggi mengalami kondisi ini, terutama bagi mereka yang mengonsumsi obat-obatan yang berpotensi mengurangi pergerakan usus.
Itulah beberapa informasi mengenai alasan mengapa setelah operasi harus kentut. Jika kamu memiliki pertanyaan lainnya mengenai hal ini, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, ya.
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!