Share This Article
Terapi stem cell atau sel punca seringkali disebut sebagai pilihan pengobatan baru yang dapat membantu mengatasi berbagai kondisi. Meski hingga kini penelitian dan uji klinis masih terus dilakukan untuk memastikan keamanannya dan efektivitasnya.
Pengobatan yang sudah menggunakan terapi stem cell salah satunya adalah kanker darah. Selain itu pengobatan penyakit degeneratif dengan terapi stem cell juga terus dikembangkan. Ingin lebih lanjut mengetahui tentang stem cell dan terapinya, berikut penjelasan selengkapnya.
Baca Juga: Kanker Darah
Mengenal apa itu stem cell
Stem cell adalah sel induk yang mampu berkembang untuk membantu berbagai fungsi organ di berbagai bagian tubuh.
Stem cell juga disebut sel “kosong” karena tidak terikat pada satu fungsi tertentu. Tidak seperti sel lain dalam tubuh yang sudah memiliki fungsinya masing-masing atau berdiferensiasi. Misalnya, sel darah merah yang secara khusus berfungsi untuk membawa oksigen melalui darah.
Karena tidak terikat, stem cell dikembangakan karena dianggap memiliki potensi untuk membantu memperbaiki kondisi sel lainnya.
Potensi manfaat dan penggunaan stem cell
Seperti yang sudah disebutkan, stem cell tidak terikat pada fungsi tertentu. Namun uniknya, stem cell memiliki kemampuan untuk mengubah diri menjadi sel lain. Perubahan ini diyakini dapat membantu berbagai kondisi kesehatan, seperti:
- Menumbuhkan sel baru di laboratorium untuk menggantikan organ atau jaringan yang rusak
- Memperbaiki organ yang tidak berfungsi dengan baik
- Digunakan dalam penelitian untuk mengetahui penyebab cacat genetik pada sel
- Digunakan untuk meneliti penyebab terjadinya satu penyakit tertentu
- Untuk mengetahui perkembangan sel menjadi kanker
- Menguji obat baru demi keamanan dan efektivitas
Karena potensi manfaat tersebut, kemudian penggunaan sel ini dikembangkan kembali hingga hadirnya terapi stem cell.
Mengenal jenis stem cell
Ada beberapa jenis stem cell yang digunakan untuk berbagai tujuan. Berikut jenis-jenis yang bisa digunakan untuk berbagai macam terapi stem cell.
Sel berasal dari embrio
Sel ini berasal dari embrio manusia yang berumur tiga sampai lima hari. Mereka didapatkan saat dilakukannya proses fertilisasi in-vitro. Alias pembuahan embrio di laboratorium, bukan di dalam tubuh wanita.
Sel ini berpotensi majemuk. Maksudnya sel ini dapat menghasilkan hampir semua jenis sel lain di dalam tubuh. Namun penggunaan sel embrio ini menuai kontroversi. Lantaran peneliti menganggap adanya masalah pertentangan etika kemanusiaan saat menggunakan embrio.
Karena itu, The National Institutes of Health membuat pedoman mengenai penggunaan sel yang berasal dari embrio. Bahwa penggunaan sel yang berasal dari embrio ini diperbolehkan jika embrio tidak lagi diperlukan.
Stem cell dewasa atau non-embrionik
Walau bernama stem cell dewasa, namun jenis ini juga bisa didapatkan pada bayi dan anak-anak. Sel ini berasal dari organ dan jaringan yang berkembang di dalam tubuh.
Sel jenis ini digunakan oleh tubuh untuk memperbaiki dan mengganti jaringan yang rusak di area yang sama di mana mereka ditemukan. Namun dapat dikembangkan untuk fungsi lain.
Seperti stem cell hematopoietik, yang ditemukan di sumsum tulang. Normalnya sel ini berfungsi untuk menghasilkan sel darah. Namun ternyata, seperti dilansir dari Mayoclinic, sel ini berpotensi untuk melakukan fungsi lain.
Misalnya stem cell yang berasal dari sumsum tulang, mungkin dapat digunakan untuk membantu memperbaiki tulang atau sel otot jantung.
Sel dewasa dengan sifat embrionik
Jika stem cell embrio memiliki sifat majemuk atau dapat berubah menjadi berbagai sel lain di dalam tubuh, stem cell dewasa hanya dapat digunakan atau dapat berubah untuk fungsi tertentu.
Seiring dikembangkannya penelitian tentang stem cell, para ilmuwan berhasil mengubah stem cell dewasa biasa menjadi sel yang memiliki sifat stem cell embrio. Biasanya sel ini juga disebut dengan istilah Sel Induced Pluripotent Stem.
Sayangnya masih diperlukan pengembangan lebih lanjut untuk mengetahui efeknya jika digunakan dalam terapi stem cell. Ilmuwan belum mengetahui apakah menggunakan sel dewasa yang diubah dapat memberikan efek buruk pada manusia.
Stem cell perinatal
Stem cell ini berasal dari tali pusat dan juga dari cairan ketuban. Sel-sel tersebut diambil saat bayi dilahirkan dan kemudian dapat dibekukan untuk digunakan saat dibutuhkan.
Dalam perkembangannya, sel yang didapat dari tali pusat sudah banyak digunakan untuk terapi stem cell yang bertujuan mengobati kanker darah pada anak-anak dan juga kelainan darah genetik tertentu.
Sementara untuk sel yang didapat dari cairan ketuban masih dalam penelitian lebih lanjut. Peneliti masih mencari tahu potensi penggunaan sel yang ditemukan dari cairan ketuban tersebut.
Perkembangan terapi stem cell
Terapi stem cell adalah penggunaan sel untuk mengatasi atau mencegah terjadinya suatu gangguan kesehatan atau penyakit tertentu. Hingga kini, terapi stem cell yang berjalan antara lain, untuk mengatasi kanker darah dan juga mengatasi masalah atau cedera pada tulang.
Meski terapi stem cell masih terbatas, namun peneliti berharap di masa depan terapi ini dapat terbukti dan teruji klinis mengatasi berbagai penyakit. Di antaranya penyakit jantung, penyakit degeneratif hingga bisa mengungkap penyebab terjadinya cacat genetik.
Bagaimana prosedur terapi stem cell?
Di beberapa tempat, terapi stem cell umum digunakan untuk membantu mengatasi kanker darah dan gangguan darah tertentu. Dilansir dari Webmd, terapi ini dapat membantu memulihkan kemampuan tubuh untuk membuat sel darah setelah kemoterapi atau radiasi tinggi.
Tapi karena pengobatan ini masih terus dikembangkan, biasanya terapi ini hanya digunakan sebagai terapi tambahan atau pendamping. Selain harganya yang tidak murah dan juga prosedurnya yang terbilang rumit.
Walaupun, ada beberapa rumah sakit yang menjadikan terapi stem cell sebagai pengobatan awal untuk kanker darah. Jika memilih menjalani terapi ini, pasien perlu mengikuti sejumlah prosedur klinis, sebelum memulai pengobatan.
Tahapan prosedur terapi
Pasien yang ingin melakukan terapi stem cell perlu mengikuti lima tahapan sebelum akhirnya menjalani pengobatan. Berikut penjelasan masing-masing tahapan yang harus dilakukan.
1. Tes dan pemeriksaan
Dokter akan melakukan rangkaian pemeriksaan secara menyeluruh pada pasien. Pemeriksaan yang mungkin dilakukan, antara lain:
- Tes elektrokardiogram (EKG). Tes untuk memeriksa irama dan aktivitas jantung.
- Echocardiogram. Pemeriksaan untuk melihat kondisi jantung dan pembuluh darah di sekitarnya
- X-Ray atau CT Scan. Dilakukan untuk memeriksa kondisi organ lain seperti paru-paru dan hati
- Tes darah. Untuk memeriksa tingkat sel darah dan melihat seberapa baik kondisi liver dan ginjal pasien
- Pasien kanker juga akan menjalani biopsi. Atau pengambilan sampel sel kanker.
2. Pengambilan stem cell
Setelah melalui pemeriksaan kesehatan umum, pasien akan menjalani proses pengambilan stem cell, yang akan akan digunakan untuk terapi.
Umumnya ada tiga cara pengambilan stem cell atau yang kerap disebut dengan istilah memanen sel. Ketiga cara tersebut:
- Diambil dari darah. Proses ini menggunakan mesin khusus untuk mengambil sel dari dalam darah. Pengambilan sel dari darah ini bisa memakan waktu sekitar 3 jam.
- Dari sumsum tulang. Biasanya pengambilan dari tulang pinggul. Umumnya dokter akan menggunakan beberapa jarum, untuk memastikan sumsum yang diperoleh cukup untuk memanen stem cell.
- Dari tali pusat bayi. Jika ini adalah opsi yang dipilih, berarti sel yang digunakan berasal dari donor atau sumbangan yang sebelumnya telah disimpan di bank sel.
Di sini juga kamu perlu mengenal istilah sumber stem cell, yang terbagi menjadi dua, yaitu:
- Autologous. Stem cell yang berasal dari tubuh pasien sendiri.
- Alogenik. Stem cell yang menggunakan sel donor atau sumbangan. Bisa berasal dari keluarga atau orang lain yang tidak berhubungan dengan pasien.
3. Perawatan sebelum terapi stem cell
Jika digunakan untuk membantu penyembuhan kanker darah, terapi ini biasanya dilakukan setelah kemoterapi atau proses radiasi. Setelah kemoterapi atau radiasi, pasien akan diberikan perawatan pengondisian.
Pasien akan diberikan berbagai obat, dan dapat berlangsung hingga satu minggu. Umumnya perawatan ini akan menimbulkan efek yang tidak menyenangkan seperti rambut rontok dan kelelahan. Setelah melewati proses tersebut, barulah terapi stem cell dimulai.
4. Transplantasi
Proses transplantasi adalah inti dari terapi stem cell. Di mana stem cell yang sebelumnya dikeluarkan dari tubuh, dimasukkan kembali ke dalam tubuh. Namun kali ini diletakkan pada lokasi yang butuh perbaikan. Proses transplantasi ini akan memakan waktu selama beberapa jam.
5. Pemulihan
Setelah proses transplantasi selesai, pasien akan diminta tinggal di rumah sakit selama beberapa minggu. Hal ini perlu dilakukan sampai dokter bisa melihat hasil transplantasi. Jika berjalan baik, sel akan membantu sumsum tulang untuk pulih dan mulai memproduksi sel darah baru.
Selama menunggu hasil tersebut, pasien mungkin akan merasakan:
- Lemah, mual, muntah, diare atau kehilangan nafsu makan
- Melakukan prosedur pencegahan malnutrisi dengan pemberian cairan dari hidung ke perut (dengan selang nasogastrik)
- Melakukan transfusi darah secara teratur, karena pascakemoterapi atau radiasi, jumlah sel darah merah dalam kondisi rendah
- Dirawat di ruangan khusus. Pengunjung mungkin perlu mengenakan pakaian khusus untuk mencegah infeksi. Karena saat itu, pasien memiliki jumlah sel darah putih yang rendah sehingga jika terkena infeksi perlawanannya akan rendah juga.
Jika hasilnya sesuai yang diharapkan, pasien akan diperbolehkan pulang setidaknya satu hingga 3 bulan sejak proses transplantasi dilakukan. Tapi jika terjadi komplikasi seperti adanya infeksi lain selama pemulihan, pasien biasanya akan diminta tinggal lebih lama di rumah sakit.
Selain itu, jika sel punca yang digunakan berasal dari donor, dokter akan menambahkan sejumlah obat. Meski sudah diperbolehkan pulang, pasien harus minum obat tersebut untuk mengurangi risiko imunosupresan.
Yaitu kondisi tubuh menyerang sel yang ditransplantasikan. Atau juga untuk mengurangi risiko sebaliknya, saat sel yang ditransplantasikan menyerang sel lain di tubuh pasien.
Perkembangan terapi stem cell di Indonesia
Mengikuti perkembangan di dunia, Indonesia juga terus melakukan penelitian stem cell di dunia kesehatan. Pada 2019, dikutip dari Kementerian Riset dan Teknologi, Indonesia baru saja meresmikan pusat produksi sel punca dan metabolit nasional.
Di mana lembaga tersebut akan memberikan perawatan sel punca untuk berbagai penyakit degeneratif, yang serupa dengan perawatan luar negeri. Selain itu, yang terbaru, Indonesia juga tengah melakukan uji klinis terapi stem cell mesenkimal sebagai terapi pasien COVID-19.
Terapi stem cell mesenkimal merupakan terapi yang menggunakan sel punca yang berasal dari jaringan ikat atau stroma yang mengelilingi organ tubuh dan jaringan lain. Salah satunya bersumber dari sumsum tulang.
Dilansir dari Kemkes.go.id, pada 10 Agustus 2020 telah dilakukan audiensi persiapan pelaksanaan uji klinis fase 1 terapi stem cell mesenkimal pada pasien COVID-19. Terapi ini akan dilakukan pada pasien COVID-19 yang mengalami acute respiratory distress syndrome (ARDS).
Demikian penjelasan mengenai manfaat dan juga prosedur terapi stem cell.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!