Share This Article
Transfusi trombosit saat DBD atau demam berdarah dengue sering kali dibutuhkan, terutama pasien dengan kondisi tertentu. Namun demikian, prosedur ini tak bisa dilakukan sembarangan.
Perlu diketahui, trombosit merupakan sel kecil dalam darah yang membentuk gumpalan untuk membantu menghentikan perdarahan. Jika sel trombosit dalam tubuh rendah, maka bisa meningkatkan risiko perdarahan atau kondisi yang lebih serius.
Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai transfusi trombosit saat DBD, yuk simak penjelasannya berikut!
Baca juga: Efek Merokok pada Remaja Bisa Sulitkan Pengendalian Emosi, Begini Tips Mencegahnya!
Apa itu transfusi trombosit?
Dilansir Macmillan Cancer Support, transfusi trombosit diberikan melalui infus di mana trombosit tersebut didapatkan dari donor yang telah disaring dengan teliti. Transfusi ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah trombosit dalam darah.
Trombosit biasanya ditransfusikan kepada pasien yang berisiko tinggi mengalami perdarahan. Selain itu, transfusi trombosit juga bisa diberikan kepada pasien yang memiliki jumlah trombosit rendah akibat kondisi tertentu, seperti penyakit DBD.
Kapan transfusi trombosit saat DBD diperlukan?
Dengue adalah penyakit virus yang ditularkan nyamuk dengan gejala klinis bervariasi, mulai dari demam ringan hingga syok yang mengancam jiwa. Salah satu kondisi yang dapat terjadi saat menderita DBD adalah trombositopenia.
Trombositopenia adalah kondisi ketika jumlah trombosit kurang dari 100 ribu per mikroliter. Ini menjadi salah satu kriteria diagnostik untuk demam berdarah dengue.
Perlu diketahui, jumlah trombosit pada kondisi normal berkisar antara 150 ribu hingga 450 ribu per mikroliter darah.
Bagaimana pelaksanaan prosedur transfusi trombosit?
Tujuan dari transfusi trombosit saat DBD yakni mengembalikan kadar trombosit di dalam tubuh. Selain itu, ini penting untuk mencegah terjadinya perdarahan pada pasien dengan kondisi trombositopenia.
Dalam prosedur transfusi, trombosit akan diberikan dalam bentuk cairan melalui pembuluh vena penerima donor.
Biasanya, proses ini berlangsung 15 hingga 30 menit tergantung pada kondisi pasien saat melakukan transfusi.
Perlu diketahui, terdapat dua metode yang digunakan untuk memperoleh transfusi trombosit saat DBD, yakni sebagai berikut:
Trombosit dari darah lengkap
Trombosit biasanya ditemukan dalam plasma dan sel darah merah yang dapat dipisahkan. Satu unit darah lengkap hanya memiliki sedikit jumlah trombosit. Karena itu, dibutuhkan trombosit dari beberapa unit darah utuh.
Satu unit trombosit didefinisikan sebagai jumlah yang dapat dipisahkan dari satu unit darah lengkap. Tidak seperti sel darah merah, trombosit tidak memiliki golongan darah sehingga pasien biasanya akan mendapatkan transfusi dari donor yang memenuhi syarat.
Karena itu, satu jenis transfusi ini biasanya memerlukan 4 hingga 5 orang pendonor lengkap. Terkadang, 6 hingga 10 unit dari donor yang berbeda juga dibutuhkan yang kemudian akan digabungkan dan diberikan pada pasien pada satu waktu.
Apheresis
Trombosit juga bisa dikumpulkan dengan metode apheresis atau terkadang disebut juga plateletpheresis. Dalam prosedur ini, donor dihubungkan ke mesin yang mengeluarkan darah di mana hanya menyimpan trombosit.
Sisa sel darah dan plasma akan dikembalikan ke donor. Karena itu, apheresis dapat mengumpulkan trombosit yang cukup sehingga tidak harus menggabungkan dengan trombosit dari pendonor lain.
Adakah risiko dan efek samping dari transfusi trombosit?
Transfusi trombosit merupakan prosedur yang jarang dilakukan karena memerlukan pertimbangan khusus dari dokter. Hal ini juga dikarenakan adanya risiko kesehatan yang mungkin harus dijalani pasien setelah mendapatkan transfusi trombosit.
Beberapa risiko dan efek samping yang mungkin terjadi adalah suhu tubuh tinggi, menggigil, muncul rasa gatal, dan adanya ruam pada kulit. Untuk itu, ketika reaksi ini dirasakan pasien, maka penyedia layanan kesehatan biasanya akan menghentikan proses transfusi.
Dokter juga akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk mencari tahu penyebab dari efek samping ini. Bicarakan selalu dengan dokter mengenai hal yang dirasakan selama atau setelah transfusi agar bisa segera dilakukan penanganan tepat.
Baca juga: Perbedaan Sariawan dan Herpes di Mulut yang Perlu Diketahui
Pastikan untuk mengecek kesehatan kamu dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Jaga kesehatan kamu dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!