Share This Article
Pada dasarnya, orang dewasa dikatakan demam ketika suhu tubuh berada di 38 derajat Celsius atau lebih tinggi. Sementara pada anak-anak dikatakan demam jika berada di 37,5 derajat Celcius. Akan tetapi, ada beberapa kondisi ketika tubuh panas tapi tidak demam.
Kondisi tersebut bisa terjadi ketika ada infeksi atau kamu sedang sakit. Ada pula faktor lingkungan yang membuat suhu tubuh meningkat ketika kamu ukur dengan termometer.
Baca juga: Demam setelah Menerima Vaksin COVID-19? Apakah Hal yang Wajar?
Penyebab tubuh panas tapi tidak demam
Pemicu tubuh panas tapi tidak demam terdiri dari faktor lingkungan hingga kondisi medis. Berikut ini penjelasannya:
Faktor lingkungan atau gaya hidup
Banyak faktor gaya hidup dan lingkungan yang membuat suhu tubuh kamu meningkat di antaranya adalah:
1. Olahraga
Olahraga atau aktivitas yang menguras energi dapat meningkatkan temperatur tubuh kamu. Terutama jika kamu:
- Tidak terbiasa berolahraga rutin
- Berolahraga atau beraktivitas di lingkungan yang panas atau lembap
- Terlalu memaksakan diri.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebut atlet yang berlatih di udara yang panas harus berhati-hati terhadap penyakit karena panas dan harus berhenti jika merasa lemah atau hampir pingsan.
Beberapa gejala gangguan yang disebabkan suhu panas adalah:
- Mudah tersulut emosi
- Mudah lelah
- Sulit berkonsentrasi.
Karena itu, jika kamu memang hendak berolahraga di suhu yang panas, minumlah lebih banyak air supaya tidak terlalu cepat lelah.
Baca juga: Sering Ngantuk Setelah Olahraga? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!
2. Makanan dan pakaian
Beberapa makanan dan minuman dapat membuat kamu merasa lebih panas daripada biasanya. Pemicunya adalah:
- Alkohol
- Kafein
- Makanan pedas
- Minuman dan makanan dengan suhu yang tinggi.
Kamu bisa merasakan kulit terasa lebih panas dan keringat yang bercucuran lebih daripada yang biasanya ketika dan setelah memakan makanan di atas.
Selain itu, pakaian yang ketat, terlalu tertutup dan berwarna gelap bisa meningkatkan suhu tubuh dan mencegah sirkulasi udara di sekitar kulit.
Bahan pakaian dari serat sintetis biasanya akan menutup panas dan mencegah keringat keluar dari pakaian. Kondisi ini bisa menyebabkan panas yang berlebihan dan keringat yang meningkat.
Kondisi medis
Beragam kondisi medis dan kelainan berikut ini juga bisa menyebabkan tubuh kamu terasa panas tapi tidak demam:
1. Cemas
Saat kamu merasa stres atau cemas, gejala fisik seperti merasa panas dan berkeringat bisa muncul. Hal ini biasanya terjadi dalam respons ‘fight or flight’, sebuah mekanisme respons stres dan bertahan hidup.
Respons ini biasanya kamu alami ketika menghadapi tekanan tinggi sehingga detak jantung dan suplai darah ke otot-otot meningkat.
Stres dan cemas juga biasanya membuat kamu mengalami:
- Peningkatan detak jantung
- Palpitasi jantung
- Otot yang mengejang
- Napas yang menjadi cepat.
2. Hipertiroid
Kondisi ini terjadi ketika kelenjar tiroid terlalu aktif dan membuat terlalu banyak hormon tiroid. Hormon tiroid sendiri memengaruhi bagaimana tubuh menggunakan energi
Orang dengan hipertiroid biasanya mengalami intoleransi panas beserta gejala lain seperti berikut:
- Tangan gemetar
- Detak jantung tidak beraturan atau terlalu cepat
- Diare
- Kesulitan tidur
- Letih.
Bacan juga: Hipertiroid: Definisi, Gejala dan Cara Pengobatannya
3. Anhidrosis
Anhidrosis merupakan kondisi saat kamu tidak bisa berkeringat. Padahal, berkeringat adalah cara tubuh untuk menjaga suhu badan tetap dingin.
Ketika kondisi ini hanya terjadi di sebagian kecil tubuh, maka tidak terlalu berbahaya. Tapi anhidrosis yang terjadi di seluruh tubuh dapat membuat tubuh sangat panas tapi kamu tidak demam. Kondisi ini bisa membahayakan nyawa, lho!
Anhidrosis bisa terjadi karena kondisi-kondisi tertentu, seperti efek pengobatan atau tersumbatnya kelenjar keringat.
4. Diabetes
Komplikasi diabetes bisa merusak pembuluh darah dan sistem saraf. Salah satu efek yang mungkin terjadi adalah rusaknya kelenjar keringat.
Sehingga kamu akan berkeringat lebih sedikit dan tubuh akan terasa panas dan kesulitan untuk menurunkan suhunya.
Penderita diabetes pun menjadi lebih sensitif terhadap panas. Kamu akan jadi lebih mudah dehidrasi dan kehilangan cairan tubuh dan memperparah tingkat gula darah.
Itulah beberapa penyebab tubuh panas tapi tidak demam. Namun, jika kamu ragu dan ingin memastikan kondisi tubuh, bisa lakukan pemeriksaan dengan dokter. Cobalah untuk melakukan pemeriksaan secara langsung ke dokter atau melalui telekonsultasi online.
Jadi, pastikan menggunakan asuransi yang bisa diakses secara online maupun offline, ya. Nikmati asuransi yang preminya mulai Rp100RB-an/bulan dengan klik link ini, ya!