Share This Article
Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani (C. tetani), yang biasanya masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka. Karena itu, dibutuhkan suntik tetanus untuk melindungi diri dari penyakit ini.
Mengapa perlu mendapatkan suntikan vaksin tetanus? Alasannya karena walaupun jarang, tetapi tetanus bisa mengakibatkan kematian. Di Amerika Serikat 1 dari 10 orang yang mengidap tetanus meninggal dunia, seperti dilansir dari Healthline.
Baca Juga: Waspada Gangguan Tiroid Bisa Picu Depresi, Ini Penjelasannya!
Jenis-jenis suntik tetanus
Seperti yang sudah disebutkan, bahwa ada suntik tetanus yang perlu dilakukan. Tetapi vaksin tetanus ini tidak hanya terdiri dari satu jenis. Ada beberapa jenis, dengan penggunaan yang berbeda-beda.
Berikut formulasi vaksin tetanus beserta orang-orang yang bisa mendapatkan suntik tetanus tersebut.
- DTaP. Vaksin ini mencegah tetanus, difteri dan pertusis (batuk rejan). Untuk anak-anak yang berusia di bawah 7 tahun.
- TdaP. Suntik tetanus ini juga dapat mencegah difteri dan pertusis (batuk rejan). Bisa digunakan untuk anak-anak dan orang dewasa.
- DT dan Td. Dapat digunakan untuk mencegah tetanus dan difteri. DT diberikan kepada anak yang lebihi kecil, sementara Td biasanya untuk anak yang lebih besar dan orang dewasa.
Suntik tetanus tambahan
Biasanya suntik tetanus termasuk ke dalam imunisasi dasar lengkap. Di Indonesia diberikan kepada bayi saat berusia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan.
Kemudian vaksin tetanus juga akan diberikan untuk imunisasi lanjutan untuk bayi berusia 18 bulan. Di Indonesia vaksin tersebut dikenal dengan DPT-HB-Hib.
Suntikan itu merupakan vaksin gabungan yang digunakan mencegah enam penyakit yaitu difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia dan meningitis yang disebabkan infeksi kuman Hib.
Dilanjutkan dengan vaksin tetanus bersama difteri yang diberikan saat anak sudah kelas 1 sekolah dasar dan kembali mendapat vaksin saat kelas 2 dan 5 sekolah dasar.
Meski sudah mendapatkan vaksin tersebut, tapi memungkinkan kamu memerlukan suntik tetanus lagi jika mengalami cedera yang mengakibatkan luka rawan terhadap tetanus.
Luka yang memerlukan suntik tetanus tambahan
Dilansir dari NHS UK, beberapa luka yang termasuk ke dalam kategori rawan tetanus antara lain:
- Luka atau luka bakar yang membutuhkan pembedahan, tetapi pembedahan tidak bisa dilakukan segera dalam waktu 24 jam.
- Luka atau luka bakar yang sebagian besar jaringannya telah dihilangkan atau cedera serius seperti gigitan hewan, luka tusuk, terutama jika bersentuhan dengan tanah atau kotoran.
- Adanya luka yang terkontaminasi zat seperti debu atau kotoran atau benda asing lainnya.
- Patah tulang serius di mana tulang terbuka dan rentan terhadap infeksi.
- Luka dan luka bakar pada orang yang mengalami sepsis sistemik, penurunan tekanan darah akibat infeksi bakteri yang serius.
Vaksin tetanus untuk wanita hamil
Selain suntik tetanus untuk anak dan juga suntik tambahan saat mengalami luka, ada juga suntik tetanus untuk wanita hamil.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), wanita hamil memerlukan vaksin TdaP di awal trimester ketiga. Ini berlaku di setiap kehamilan.
Dengan mendapatkan vaksin tersebut, dapat membantu melindungi bayi dari batuk rejan di beberapa bulan pertama kehidupannya.
Apa yang akan terjadi jika tidak mendapatkan suntik tetanus?
Jika tidak mendapatkan vaksin tetanus, seseorang akan berisiko terkena penyakit tetanus. Seperti yang sudah disebutkan di awal, tetanus adalah penyakit yang disebabkan bakteri C. tetani, yang hidup di tanah, debu dan pupuk kandang.
Bakteri tersebut masuk melalui luka terbuka dan akan memengaruhi sistem saraf. Kemudian akan mengakibatkan kontraksi otot yang menyakitkan. Biasanya akan memengaruhi otot rahang dan leher, itu sebabnya penyakit ini juga sering disebut dengan rahang terkunci atau lockjaw..
Jika memengaruhi otot yang berperan dalam pernapasan, akan berakibat fatal, hingga menyebabkan kematian.
Gejala tetanus
Orang yang tidak mendapatkan vaksin tetanus lebih berisiko terkena penyakit ini, dan biasanya jika terkena penyakit ini gejalanya akan terlihat mulai 4 hingga 21 hari setelah terinfeksi. Rata-rata gejala akan dimulai sekitar 10 hari.
Gejala utama yang biasa dialami adalah:
- Kaku pada otot rahang, hingga sulit membuka mulut
- kejang otot yang menyakitkan dan membuat orang yang mengalaminya sulit menelan dan sulit bernapas
- Suhu tubuh tinggi
- Berkeringat
- Detak jantung lebih cepat.
Jika tidak ditangani secara medis, kondisi akan semakin parah, dan bisa menjadi kondisi yang mengancam jiwa. Namun banyak orang dapat sembuh dari tetanus, walau harus memakan waktu penyembuhan selama beberapa minggu atau bulan.
Baca Juga: Tetanus
Apakah vaksin tetanus menjamin terhindar dari penyakit ini?
Dilansir dari CDC, vaksin yang mengandung tetanus toksoid pada dasarnya melindungi semua orang selama lebih dari 10 tahun. Perlindungan menurun seiring waktu, sehingga diperlukan penguat vaksin tetanus setiap 10 tahun agar tetap terlindungi.
Apakah ada efek samping dari suntik tetanus?
Sebagian besar efek samping adalah tanda bahwa tubuh merespons vaksin ini dan pertanda sedang membangun kekebalan tubuh terhadap penyakit ini. Beberapa efek samping yang muncul yaitu:
- Nyeri
- Kemerahan
- Bengkak di lokasi suntik tetanus
- Demam
- Sakit kepala atau nyeri tubuh
- Kelelahan
- Mual
- Muntah
- Diare.
Ada juga efek samping serius yang mungkin timbul, walau jarang terjadi. Seperti:
- Reaksi alergi serius
- Nyeri hebat
- Bengkak parah
- Perdarahan di tempat suntikan.
Demikian informasi mengenai suntik tetanus dan risiko jika tidak mendapatkan vaksin tersebut.
Punya pertanyaan lebih lanjut seputar info sehat lainnya? Silakan chat langsung dengan dokter kami untuk konsultasi. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!