Share This Article
Belum lama ini, muncul kabar ditemukannya telur palsu oleh salah seorang warga yang tinggal di Kediri, Jawa Timur. Telur tersebut dianggap palsu karena saat akan dimasak dan dipecahkan, isinya beku seperti es batu.
Pujiono, Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat, Veteriner, Pengelolaan dan Pemasaran Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Pemkot Kediri mengatakan bahwa telur tersebut adalah asli.
Baca Juga: 7 Manfaat Kuning Telur bagi Kesehatan: Meningkatkan Imunitas Tubuh hingga Jantung Sehat
Tapi mengapa isi telur seperti es batu?
Masih dari sumber yang sama, Pujiono menjelaskan bahwa telur tersebut benar dihasilkan dari ayam. Hanya saja isinya membeku karena faktor penyimpanannya.
Telur kemungkinan disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu yang cukup tinggi, sehingga isinya menjadi seperti es batu. Tetapi, telur akan kembali seperti bentuk awalnya setelah suhu kembali normal.
Bagaimana aturan menyimpan telur yang benar?
Kasus telur beku di Kediri mungkin akan menimbulkan pertanyaan, jika telur yang didinginkan bisa mengubah isi bentuknya, apakah seharusnya telur dimasukkan ke dalam lemari es?
Lalu bagaimana menyimpan telur yang benar? Menurut penjelasan dari Kementerian Pertanian dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, cara penyimpanan telur yang baik yaitu:
- Telur dicuci dengan air bersih sebelum disimpan dalam lemari es.
- Setelah disimpan akan tetap baik sampai sekitar 14 hari.
- Telur baiknya disimpan pada tempat bersih, dengan suhu di bawah 15 derajat Celcius dan kelembapan sekitar 75 hingga 90 persen.
- Sebaiknya menyimpan telur menggunakan baki telur yang bersih.
- Jangan satukan telur yang baik dengan telur yang rusak.
Mengapa telur perlu disimpan di lemari es?
Alasan telur disimpan ke dalam lemari es adalah untuk menghindari kontaminasi bakteri Salmonella. Pada 1970 dan 1980-an, dilansir dari Healthline, telur dianggap sebagai penyebab 77 persen wabah Salmonella di Amerika Serikat.
Salmonella dapat menyebabkan infeksi dengan gejala muntah, diare dan dapat berakibat fatal. Kondisi ini dapat menjadi lebih parah jika menyerang orang tua, anak-anak dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Cara mencegah kontaminasi Salmonella adalah dengan menyimpan telur di bawah 4 derajat Celcius. Ini menghentikan pertumbuhan Salmonella, atau memasaknya hingga 71 derajat Celcius, dapat membunuh semua bakteri yang ada.
Tapi tidak semua orang menyimpan telur di dalam lemari es. Karena di banyak negara Eropa orang tidak mendinginkan telur di dalam lemari pendingin.
Mereka hanya menerapkan mencuci dan menyimpannya dalam suhu yang tetap dingin, tanpa menyimpannya di lemari es.
Amankah mengonsumsi telur yang didinginkan, apakah mengubah kandungan gizinya?
Hingga kini alasan utama mendinginkan telur adalah untuk mencegah kontaminasi bakteri. Sehingga tidak berpengaruh pada nilai gizinya. Sementara itu, jika penyimpanan dilakukan dengan tepat, telur seharusnya aman dikonsumsi.
Menyimpan telur di dalam lemari es, bukan berarti harus membekukannya. Jika mengikuti beberapa sumber, telur bisa disimpan di suhu yang cukup dingin tetapi tidak sampai titik beku.
Sehingga untuk keamanan, konsumsilah telur yang disimpan sesuai dengan suhu yang direkomendasikan. Di mana suhu itu tidak membuat telur menjadi beku.
Baca Juga: Benarkah Makan Telur Setiap Hari Diperbolehkan? Ini Jawabannya
Bagaimana cara mengetahui telur yang masih fresh dan tidak?
Terlepas dari cara penyimpanannya, di lemari es atau tidak, kamu tetap harus memeriksa kelayakan telur. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, telur yang disimpan di lemari es biasanya bertahan hingga 14 hari.
Tetapi kamu juga harus memeriksa apakah masih segar atau tidak. Tes ini juga bisa dilakukan untuk telur yang disimpan di luar lemari es.
Berikut 5 cara paling mudah untuk mengetahui telur masih baik atau tidak.
Memeriksa tanggal kedaluwarsa
Jika membeli dari swalayan, telur biasanya dilengkapi dengan tanggal kedaluwarsa. Jangan lupa untuk mengecek wadah telur atau pada pembungkusnya untuk melihat tanggal tersebut.
Endus bau telur
Ini adalah cara sederhana lainnya yang bisa dilakukan untuk memastikan kualitas telur. Telur yang sudah tidak fresh akan mengeluarkan bau busuk.
Jika kamu ragu, kamu bisa memecahkan sedikit cangkang dan mengendusnya kembali. Jika berbau jangan gunakan telur tersebut.
Periksa bentuk telur
Cek bagian cangkang telur, pastikan tidak pecah. Cek juga tidak ada lendir yang keluar dari retakan telur. Karena cangkang yang retak bisa menandakan adanya bakteri.
Sementara itu cangkang telur mungkin juga memutih seperti terkena tepung. Ini menandakan adanya jamur. Selain bagian luar periksa juga bagian isi telur. Jika ada perubahan warna, bau menandakan adanya pertumbuhan bakteri.
Terakhir jika telur terlihat encer, mengindikasikan kualitas telur yang sudah menurun. Tetapi, masih bisa digunakan jika tidak berbau atau tidak berubah warna.
Tes apung
Ini adalah tes yang populer, yaitu memasukkan telur ke dalam wadah berisi air. Jika telur tenggelam menandakan masih segar. Sementara jika mengapung atau miring, menandakan usia telur yang sudah lama.
Penyortiran telur
Ini adalah cara yang digunakan dalam industri. Dengan alat khusus mereka memastikan telur masih segar dan setelahnya memastikan telur dikemas dalam kondisi yang baik.
Tes ini dinamakan tes lilin, karena kamu membutuhkan lilin saat melakukan tes ini. Dulunya cara ini dilakukan dalam ruang gelap dengan sumber cahaya dari satu lilin. Kini karena sudah lebih modern, dapat menggunakan lampu kecil.
Caranya memegang telur yang didekatkan ke sumber cahaya. Lalu menggerakan telur dengan cepat ke kiri dan kanan. Jika dilakukan dengan tepat, telur yang masih baik akan terlihat seperti menyala atau tembus cahaya.
Demikian informasi tentang penyimpanan telur dan bagaimana cara memastikan kesegaran telur.
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!