Share This Article
Melalui surat edaran Kemkes, diketahui per 13 Mei 2022, WHO telah menerima laporan kasus Monkeypox atau cacar monyet yang berasal dari negara non-endemis dan mulai meluas ke 3 regional WHO yaitu Eropa, Amerika dan Western Pacific. Namun, apa itu monkeypox atau virus cacar monyet? Simak penjelasan berikut, yuk.
Apa itu virus cacar monyet?
Monkeypox atau cacar monyet adalah penyakit virus yang langka namun berpotensi serius. Ini biasanya dimulai dengan penyakit influenza dan terjadinya pembengkakan kelenjar getah bening, kemudian berkembang menjadi ruam yang meluas di wajah dan tubuh, seperti dilansir dari laman Australian Government Department of Health.
Virus cacar monyet lebih banyak aktif di daerah tropis, pedesaan di Afrika tengah dan barat. Sejak 1970, cacar monyet memang terjadi di beberapa negara berikut:
- Benin
- Kamerun
- Republik Afrika Tengah
- Pantai Gading
- Republik Demokrasi Kongo
- Gabon
- Liberia
- Nigeria
- Republik Kongo
- Sierra Leone
- Sudan Selatan.
Apabila kamu tinggal atau bepergian ke salah satu negara tersebut, pastikan untuk mengambil tindak pencegahan penularan. Hindari berinteraksi dengan hewan yang mungkin terinfeksi cacar monyet. Demikian juga, hindari berinteraksi dengan orang yang mungkin telah terpapar virus.
Virus cacar monyet ini termasuk genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae seperti dijelaskan oleh Kemkes. Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola yaitu penyebab cacar, virus vaccinia yang digunakan untuk vaksin cacar, dan virus cacar sapi.
Kasus cacar monyet pertama kali
Kasus cacar monyet pertama kali ditemukan pada 1958 ketika dua wabah penyakit mirip cacar terjadi di koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian. Lalu, kasus Monkeypox pertama pada manusia tercatat pada 1970 di Republik Demokratik Kongo (DRC).
Sejak saat itulah, cacar monyet telah dilaporkan pada orang-orang di beberapa negara Afrika tengah dan barat lainnya seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. Tetapi mayoritas infeksi virus cacar monyet ini berada di Republik Demokratik Kongo.
Kemudian, kasus cacar monyet pada manusia juga mulai terjadi di luar Afrika akibat adanya perjalanan internasional atau hewan impor. Ini terjadi di Amerika Serikat, serta Israel, Singapura, dan Inggris.
Reservoir alami cacar monyet masih belum diketahui. Namun, hewan pengerat Afrika serta primata non-manusia dapat menampung virus dan menginfeksi manusia.
Pada musim semi 2003, wabah cacar monyet pertama di luar Afrika terjadi di Amerika Serikat karena adanya pengiriman hewan terinfeksi dari Ghana diimpor ke Texas. Hewan pengerat yang terinfeksi menyebarkan virus ke anjing peliharaan, yang kemudian menginfeksi 47 orang di Midwest.
Pada musim panas 2021, kasus cacar monyet pun ditemukan pada seorang penduduk AS yang telah melakukan perjalanan dari Nigeria ke Amerika Serikat menurut data Cleveland Clinic.
Jadi, memang virus cacar monyet ini dapat menyebar ketika kamu bersentuhan dengan hewan atau orang yang terinfeksi virus. Penularan dari hewan ke manusia terjadi melalui kulit yang rusak, seperti dari gigitan, cakaran, atau melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, dan lesi cacar hewan yang terinfeksi.
Penyebab virus cacar monyet
Penyakit ini merupakan Zoonosis yang disebabkan virus Monkeypox (anggota genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae) yang umumnya terjadi di Afrika Tengah dan Afrika Barat.
Penyakit virus cacar monyet ini sendiri sebenarnya bersifat ringan dengan gejala yang berlangsung selama 2-4 minggu. Tetapi juga berpotensi untuk berkembang dengan tingkat yang parah, bahkan bisa menyebabkan kematian 3-6 persen.
Jika dilihat dari laporan WHO per 21 Mei 2022, sebagian besar kasus dilaporkan dari pasien yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke negara-negara endemis.
Lalu, sebagian kasus berhubungan dengan adanya keikutsertaan di pertemuan besar yang dapat meningkatkan risiko kontak. Penularan ini bisa terjadi melalui lesi, cairan tubuh, droplet dan benda yang terkontaminasi.
Apa saja gejala cacar monyet?
Penjelasan dari Harvard Health Publishing, gejala awal cacar monyet adalah flu dan beberapa lainnya seperti:
- Demam lebih dari 38,5 derajat Celcius
- Sakit punggung
- Kelelahan
- Nyeri otot atau Myalgia
- Sakit kepala
- Pembesaran kelenjar getah bening
- Ruam yang muncul beberapa hari kemudian.
Perlu kamu ketahui bahwa timbulnya ruam ini memang sedikit unik karena akan dimulai pada bagian wajah dan kemudian telapak tangan, lengan, kaki, dan bagian tubuh lainnya.
Beberapa kasus baru-baru ini dimulai dengan ruam pada alat kelamin. Selama satu atau dua minggu, ruam berubah dari kecil, bintik-bintik datar menjadi lepuh kecil (vesikel) mirip dengan cacar air, dan kemudian lebih besar.
Lepuh tersebut berisi nanah dan bahkan bisa memakan waktu beberapa minggu untuk mengelupas.
Walaupun penyakit ini biasanya ringan, namun jika memiliki penyakit bawaan lainnya memungkinkan untuk mengalami komplikasi seperti pneumonia, kehilangan penglihatan karena infeksi mata, dan sepsis, serta infeksi yang mengancam jiwa.
Masa inkubasi yaitu interval dari infeksi sampai pada timbulnya gejala cacar monyet sendiri biasanya 6 hingga 13 hari. Tetapi bisa juga berkisar dari 5 hingga 21 hari.
Baca Juga Artikel lainnya Tentang : Cacar Monyet
Penularan cacar monyet
Penularan virus cacar monyet ini dapat terjadi ketika kamu bersentuhan dengan hewan atau orang yang terinfeksi virus. Penularan dari hewan ke manusia terjadi melalui kulit yang rusak, seperti dari gigitan atau cakaran.
Selain itu, walaupun jarang terjadi tapi cacar monyet juga dapat menyebar dari orang ke orang. Penularan dari orang ke orang terjadi ketika kamu bersentuhan dengan partikel virus dari orang lain.
Ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin, virus dapat ditularkan melalui droplets. Walaupun proses penularan ini membutuhkan kontak tatap muka yang lama, tetapi jika kamu menghirup tetesan tersebut atau tidak sengaja masuk ke mata dan hidung, maka bisa langsung terinfeksi.
Kamu juga bisa terkena cacar monyet dengan melakukan kontak langsung atau tidak langsung dengan bahan yang terkontaminasi virus. Bahan-bahan ini dapat mencakup pakaian, tempat tidur dan kain yang digunakan oleh orang atau hewan terinfeksi.
Diagnosis
Diagnosis klinis yang harus dipertimbangkan adalah penyakit ruam lainnya, seperti cacar air, campak, infeksi kulit bakteri, kudis, sifilis, dan alergi terkait dengan pengobatan. Terjadinya limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening juga dapat menjadi gambaran klinis untuk membedakan monkeypox dari chickenpox atau smallpox.
Apabila dicurigai cacar monyet, maka petugas kesehatan harus mengumpulkan sampel yang sesuai dan membawanya ke laboratorium. Konfirmasi cacar monyet tergantung pada jenis dan kualitas spesimen serta jenis uji laboratoriumnya menurut penjelasan dari WHO.
Dengan demikian, spesimen harus dikemas dan dikirim sesuai dengan persyaratan nasional dan internasional. Polymerase Chain Reaction (PCR) adalah tes laboratorium yang paling banyak digunakan karena akurasi dan sensitivitasnya.
Oleh sebab itu, sangat penting untuk mengetahui beberapa informasi pasien seperti tanggal timbulnya demam, tanggal timbulnya ruam, tanggal pengumpulan spesimen, status individu terkait dengan tahap ruam, dan usia.
Komplikasi cacar monyet
Walaupun sangat jarang, tetapi penyakit satu ini tetap dapat menimbulkan komplikasi bagi sebagian orang. Risiko terjadinya komplikasi cacar monyet lebih tinggi pada anak-anak, orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, belum mendapatkan vaksinasi, serta yang tinggal di negara endemis atau daerah dengan sanitasi buruk.
Berikut ini beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat terinfeksi virus cacar monyet adalah:
- Infeksi bakteri
- Infeksi paru-paru
- Radang otak
- Infeksi kornea
Cara Mengobati
Hingga saat ini belum ada pengobatan khusus untuk cacar monyet di Indonesia. Meskipun begitu penyakit ini dapat ditangani dengan mencoba mengendalikan gejala-gejala yang muncul pada penderitanya melalui perawatan bersifat suportif dan pengobatan melalui antivirus.
Perawatan suportif sebenarnya tidak dapat menghentikan infeksi virus, tetapi dapat meningkatkan kekuatan daya tahan tubuh untuk melawan infeksi. Selama mengalami gejala, pastikan banyak istirahat serta mencukupi kebutuhan cairan serta nutrisi.
Setidaknya, kamu juga melakukan karantina mandiri dengan berdiam di rumah dan melakukan pembatasan kontak sosial dengan orang-orang di lingkungan sekitar, ya.
Umumnya, orang-orang yang terinfeksi virus cacar monyet memiliki gejala ringan dan bisa sembuh sendiri tanpa adanya terapi khusus. Namun, sebagian kasus cacar monyet juga ada yang mengalami gejala cukup parah. Ini tergantung pada beberapa faktor seperti status vaksinasi, kondisi kesehatan, dan penyakit bawaan.
Oleh karena itulah, vaksin cacar memiliki beberapa perlindungan terhadap virus cacar monyet. Vaksin tersedia melalui layanan kesehatan masyarakat untuk orang-orang yang telah melakukan kontak dengan kasus yang dikonfirmasi atau diduga cacar monyet.
Jika vaksin diberikan dalam waktu empat hari setelah terpapar, vaksin itu melindungi sekitar 85 persen. Bahkan jika vaksin diberikan setelah dua minggu terpapar, itu tetap dapat memodifikasi penyakit, dan mengurangi terjadinya penyakit yang parah.
Selain itu, ada beberapa antivirus dan imunoglobulin yang tersedia untuk mengobati cacar monyet seperti penjelasan dari laman UC Davis Health. Jenis antivirus yang digunakan untuk mengobati cacar (smallpox), yaitu cidofovir atau tecovirimat bisa membantu dalam proses pemulihan.
Cara pencegahan
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi virus cacar monyet, yaitu:
- Hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi sarang virus. Termasuk menghindari kontak dengan hewan yang sakit atau ditemukan mati di daerah virus cacar monyet terjadi.
- Hindari kontak dengan bahan apa pun, seperti tempat atau benda yang pernah bersentuhan dengan hewan sakit.
- Jangan pernah lupakan untuk menjaga kebersihan tangan. Baik setelah kontak dengan hewan maupun manusia. Sebagai contoh, mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol (hand sanitizer).
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat merawat pasien yang terinfeksi cacar mirus.
Kasus cacar monyet
Menurut CNN Health, The World Health Organization (WHO) telah menerima laporan dari 257 kasus cacar monyet yang dikonfirmasi dan sekitar 120 kasus dicurigai di 23 negara di mana virus itu tidak endemik.
Di Amerika Serikat, Centers for Disease Control and Prevention telah melaporkan 12 kasus di delapan negara bagian. Lalu, di lima negara Afrika di mana cacar monyet banyak ditemukan, WHO mengatakan telah menerima laporan 1.365 kasus dan 69 kematian akibat virus tersebut.
Penyakit ini dilaporkan dalam berbagai periode mulai dari pertengahan Desember hingga akhir Mei. Namun, tidak ada kematian yang dilaporkan di negara-negara non-endemik.
Baca juga: Bintik Merah pada Kulit, Yuk Kenali Jenis dan Penyebabnya
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!
Sudah punya asuransi kesehatan dari perusahaan tempatmu bekerja? Ayo, manfaatkan layanannya dengan menghubungkan benefit asuransi milikmu ke aplikasi Good Doctor! Klik link ini, ya.