Share This Article
Melansir dari preprint bioRxiv, seperempat dari belahan bumi utara ditopang oleh tanah yang membeku secara permanen atau disebut permafrost. Namun akibat adanya pemanasan iklim yang terjadi, permafrost mencair secara ireversibel. Kondisi suhu meningkat tersebut ternyata dapat menyebabkan berbagai macam penyakit muncul kembali.
Bahkan dalam sebuah makalah yang telah diunggah di server pracetak bioRxiv, para ilmuwan merinci bagaimana mereka menghidupkan kembali beberapa virus dari permafrost Siberia dan ditemukan pandoravirus berusia 48.500 tahun. Di mana temuan tersebut berpotensi menghidupkan kembali virus yang selama ini disebut sebagai zombie.
Apa itu virus zombie?
Virus zombie ini disebut sebagai Pandoravirus yang telah berusia 48.500 tahun dan menjadi yang tertua untuk virus dipulihkan. Virus zombie ini dihidupkan kembali dari permafrost Siberia dan memungkinkannya untuk menginfeksi organisme lain.
Pandoravirus sendiri telah ditemukan pada bagian bawah danau di Yukechi, Yakutia, Rusia. Sedangkan untuk virus lainnya ditemukan dari banyak sumber mulai dari bulu mammoth hingga usus serigala Siberia.
Kemudian, menurut laporan dari Science Alert, strain baru ini adalah salah satu dari 13 virus yang terurai dalam penelitian, di mana masing-masing memiliki genomnya sendiri.
Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa menurut penjelasan dari laman Smithsonian, permafrost ini menutupi sekitar 24 persen permukaan daratan di Belahan Bumi Utara, dan merupakan hampir setengah dari karbon organik yang tersimpan di tanah Bumi. Jadi, dengan adanya pemanasan 3 derajat Celcius saja sudah dapat mencairkan 30 hingga 85 persen lapisan permafrost teratas di Kutub Utara.
Namun, tepatnya mikroba mana yang dapat muncul kembali dari pencairan ini tidak dapat diketahui. Pasalnya, hanya satu gram permafrost Arktik dapat mengandung ratusan hingga ribuan kelompok mikroba.
Jadi, Birgitta Evengård selaku ahli mikrobiologi di Universitas Umeå di Swedia mengatakan bahwa para peneliti pun benar-benar tidak mengetahui apa yang terkubur, jadi kondisi ini memang seperti Pandora.
Lalu, Rebecca Katz, pakar kesehatan global di Universitas Georgetown juga memberikan pendapatnya bahwa tetap harus menanggapi masalah ini dengan serius. Pasalnya virus kuno yang dilepaskan oleh permafrost mencair adalah ancaman sangat nyata.
Seberapa bahayakah virus zombie?
Dilansir dari laman Smithsonian, semua virus yang ditemukan hanya menginfeksi amuba, jadi itu bukan kondisi yang akan mengancam secara langsung terhadap kesehatan masyarakat.
Namun perlu diperhatikan, bahwa mereka masih hidup dan bisa bereplikasi. Artinya ini menjadi sebuah indikasi bahwa virus dorman yang berbahaya bagi manusia juga bisa dihidupkan kembali.
Faktanya, wabah mematikan yang dikaitkan dengan pencairan permafrost sebelumnya juga pernah terjadi. Pada 2016, gelombang panas di Rusia mencairkan bangkai rusa beku berusia 75 tahun yang terinfeksi antraks. Saat penyakit itu menyebar, puluhan orang dirawat di rumah sakit, satu anak tewas dan ribuan rusa jatuh sakit.
Jean-Michel Claverie, ahli genom di Universitas Aix-Marseille di Prancis mengatakan bahwa timbulnya risiko pada kesehatan masyarakat bisa timbul akibat dari pelepasan virus yang sebelumnya telah dibekukan dan dikombinasikan dengan peningkatan paparan manusia.
Kemudian, karena pemanasan global yang terjadi saat ini juga membuat daerah Kutub Utara jauh lebih mudah diakses untuk pengembangan industri.
Namun, Eric Delwart selaku ahli virologi molekuler dari University of California, San Francisco, yang tidak terlibat dalam penelitian memberi tahu New Scientist bahwa kemungkinan besar virus zombie akan beredar di populasi hewan liar atau domestik daripada menciptakan wabah skala pandemi pada manusia.
Baca juga: Virus Corona Bisa Bertahan pada Anak Berminggu-minggu Tanpa Gejala, Benarkah?
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!
Sudah punya asuransi kesehatan dari perusahaan tempatmu bekerja? Ayo, manfaatkan layanannya dengan menghubungkan benefit asuransi milikmu ke aplikasi Good Doctor! Klik link ini, ya.