Share This Article
Sering tidak disadari, beberapa peralatan yang kamu pakai mungkin mengandung BPA. Senyawa itu disebut-sebut bisa memberi dampak buruk pada kesehatan. Bukan hanya untuk orang dewasa, tapi juga anak-anak. Pada ibu hamil, efeknya bahkan bisa berdampak ke janin.
Lantas, apa sih sebenarnya BPA itu? Seberapa bahayakah untuk manusia? Apa dampaknya pada kesehatan ibu hamil, bayi, dan anak-anak? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Apa itu BPA?
Bisphenol A, atau yang kerap disingkat menjadi BPA, adalah bahan kimia yang biasa ditemukan pada produk, peralatan, dan perabotan berbahan plastik. BPA dapat terkandung pada botol air, lensa kacamata, barang elektronik, peralatan olahraga, dan lain sebagainya.
BPA merupakan komponen yang kerap dipakai dalam produksi produk dari plastik polikarbonat dan resin epoksi. Meski jarang terjadi, kebocoran BPA hingga membuatnya terhirup atau tertelan dapat memicu berbagai gangguan kesehatan serius pada manusia.
Baca juga: Hati-hati Alat Makan Berbahan Melamin Bisa Picu Penyakit Serius Lho
Mekanisme BPA dalam tubuh
Menurut sebuah penelitian, BPA yang berhasil masuk ke dalam tubuh bisa mengacaukan beberapa sistem, salah satunya adalah fungsi endoktrin.
BPA dapat mengganggu kinerja banyak enzim serta hormon, seperti estrogen, tiroid, dan androgen. BPA juga bisa merusak dan menghambat proses metabolisme dari sel sehat, hingga menyebabkan munculnya sel abnormal di dalam tubuh.
Dari mekanisme tersebut, paparan BPA yang cukup tinggi bisa mengakibatkan sejumlah gangguan kesehatan serius, seperti:
- Kanker, terutama di bagian prostat dan payudara
- Diabetes
- Obesitas
- Sindrom metabolik
- Masalah kesuburan atau infertilitas
- Kerusakan organ hati
Dalam beberapa pemeriksaan, BPA bisa terdeteksi di dalam darah, urine, cairan ketuban, bahkan air susu ibu (ASI). Zat itu telah ditemukan di hampir semua orang, termasuk anak-anak.
Bahaya BPA pada ibu hamil
Menurut sebuah riset di Columbia Center for Children’s Envirnmental Health, meneliti tak kurang dari 90 persen ibu hamil mempunyai urine yang telah terpapar zat kimia, salah satunya adalah BPA.
Kadar BPA yang tinggi di dalam tubuh bisa membahayakan janin. BPA yang dapat meniru struktur dari sel, enzim, dan hormon bisa mengelabui tubuh dalam menjalankan beberapa mekanisme.
BPA dapat menghambat perkembangan janin, terutama bagian penting pada tubuhnya seperti otak. Selain itu, berat badan janin di dalam kandungan bisa meningkat drastis atau sebaliknya.
Bahkan, beberapa kalangan menyebutkan bahwa paparan BPA pada janin bisa menyebabkan cacat atau kelainan saat dilahirkan.
Dampak buruk BPA pada bayi
Dampak buruk BPA bukan hanya terjadi di dalam kandungan, tapi juga ketika bayi sudah dilahirkan. Jika paparan BPA di dalam rahim berasal dari tubuh ibu, maka bayi yang sudah lahir dapat terpapar secara langsung tanpa perantara.
Bayi bisa terpapar BPA dengan dua cara, yaitu dari peralatan makan yang digunakan dan makanan atau formula yang telah terkontaminasi. Pada beberapa produk peralatan bayi, BPA bisa bocor dan mengontaminasi sesuatu di dalamnya saat terpapar air panas.
Efek pada kesehatan yang mungkin terjadi pada bayi akibat paparan BPA meliputi:
- Sistem saraf tidak berkembang dengan optimal
- Fungsi tiroid terganggu
- Pertumbuhan otak terhambat
- Perubahan perilaku
- Perubahan perkembangan kelenjar prostat
Efek BPA pada anak
BPA bisa memberi efek buruk pada kesehatan dalam jangka panjang. Berdasarkan sebuah penelitian, anak berusia 2 hingga 3 tahun yang sering terpapar BPA lebih rentan mengalami hiperaktivitas.
Namun, kondisinya mungkin sedikit lebih berat pada anak perempuan. Sedangkan pada rentang usia 3 hingga 5 tahun, anak akan cenderung sensitif secara emosional, gugup, dan mudah melakukan perilaku yang mengarah ke tindak kekerasan.
Menurut National Center for Health Research, efek BPA bisa berlangsung lebih panjang pada anak perempuan. Hal itu bisa membuat anak mengalami pubertas dini sebelum waktunya. Ketika sudah dewasa, anak tersebut juga sangat rentan mengalami keguguran saat hamil.
Mencegah paparan BPA sedini mungkin
Semua dampak buruk dari paparan BPA di atas dapat diminimalkan mulai dari diri Moms sendiri. Usahakan untuk tidak menggunakan peralatan yang mengandung BPA. Pada beberapa supermarket, cari peralatan makan yang mencantumkan tulisan ‘BPA free’.
Hal itu juga berlaku saat membeli botol susu untuk bayi. Makanan dan minuman kaleng juga tak sepenuhnya bebas dari BPA. Ada beberapa tips yang bisa Moms lakukan untuk menghindari paparan BPA, yaitu:
- Makan buah dan sayuran segar ketimbang membeli produk kalengan
- Tidak memanaskan makanan dalam wadah plastik
- Mengganti peralatan plastik polikarbonat yang sudah berusia lama, tergores, atau berubah warna
Nah, itulah beberapa bahaya pada tubuh akibat paparan BPA. Untuk meminimalkan risikonya, sebisa mungkin mulai batasi atau hindari secara total pemakaian produk plastik polikarbonat, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!