Share This Article
Saat ini banyak para pelaku usaha kuliner yang menggunakan bungkus makanan cepat saji karena dianggap lebih praktis. Namun sayangnya, melalui sebuah uji coba baru-baru ini ditemukan adanya kandungan bahan kimia PFAS (Perfluorinated Alkylated Substances) pada kemasan makanan cepat saji dan dianggap berbahaya bagi kesehatan.
Uji coba pada bungkus makanan cepat saji
Pengujian yang dilakukan oleh Consumer Reports pada 100 lebih kemasan makanan cepat saji, ditemukan adanya kandungan bahan kimia PFAS. Kandungan tersebut banyak ditemukan dalam kemasan makanan seperti piring kertas dan pembungkus hamburger.
Biasanya, PFAS digunakan dalam kemasan makanan agar lebih mudah menyerap minyak dan air. PFAS versi terbaru yang berada dalam kemasan makanan tampaknya diserap oleh makanan lebih mudah daripada versi lama. Sederhananya. PFAS lebih cepat menyerap dari kertas ke dalam makanan.
PFAS sendiri dianggap sebagai bahan kimia yang cukup berbahaya bagi kesehatan, karena PFAS tersebut tidak terurai di lingkungan.
Bahan kimia PFAS pertama kali ditemukan di Amerika Serikat pada 1938 oleh Roy Plunkett. Sejak itu bahan kimia tersebut mulai dicampurkan ke beberapa macam produk kemasan agar lebih tahan terhadap panas, air, dan minyak.
Bagaimana tubuh manusia bisa terpapar PFAS?
Salah satu perhatian utama tentang PFAS adalah berapa lama mereka bertahan. Faktanya, PFAS ini sering disebut juga sebagai forever chemicals di mana mereka sulit untuk terurai atau bahkan tidak sama sekali terurai.
Kuatnya kandungan PFAS pada beberapa produk dan bertahan di lingkungan ini ternyata juga bisa memaparkan ke manusia. Sebagai contoh seperti kasus yang baru ditemukan pada kemasan makanan cepat saji baru-baru ini. PFAS dapat dengan mudah berpindah ke dalam makanan dan masuk ke tubuh manusia.
Pada akhirnya, setelah kemasan makanan yang mengandung PFAS dibuang, mereka dapat menyebar ke lingkungan. Sehingga dengan mudahnya mencemari tanah, air, dan udara. Tanpa sadar, orang-orang menghirup udara yang mengandung bahan kimia tersebut.
Dampak PFAS pada kesehatan tubuh
Paparan PFAS ini ternyata berdampak sangat besar pada masalah kesehatan seperti penurunan sistem kekebalan tubuh manusia dan berat badan, menurunkan respons vaksin pada anak-anak, serta peningkatan risiko kanker.
Selain berdampak pada sistem kekebalan tubuh, dampak lainnya dari paparan PFAS adalah peningkatan kadar kolesterol, perubahan enzim hati, risiko penyakit ginjal, dan risiko tekanan darah tinggi pada ibu hamil.
Cara mencegah paparan PFAS
Cara mencegah paparan PFAS agar tidak berdampak buruk pada kesehatan dengan melakukan beberapa hal ini:
- Menghilangkan pengunaan bahan kimia PFAS saat produksi kemasan makanan.
- Segera mengeluarkan makanan dari kemasan setelah kamu menerimanya.
- Pastikan tidak memanaskan kembali makanan yang dibungkus dengan kemasan cepat saji.
- Mengurangi konsumsi makan cepat saji. Paling tidak seminggu hanya sekali. Lebih baik untuk membuat makanan di rumah.
Selain itu, kamu juga harus waspada pada kemasan yang mengklaim ramah lingkungan, karena tidak menjamin produk tersebut bebas PFAS.
Baca juga: Setop Gunakan Plastik untuk Membungkus Makanan Panas, Ini Bahayanya!
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!
Sudah punya asuransi kesehatan dari perusahaan tempatmu bekerja? Ayo, manfaatkan layanannya dengan menghubungkan benefit asuransi milikmu ke aplikasi Good Doctor! Klik link ini, ya.