Share This Article
Artikel ini disponsori oleh ERHA Atopy & Skin Disease Center (ASDC)
Jika kamu aktif secara seksual dan kerap merasakan sakit saat berhubungan intim misalnya, salah satu yang perlu diwaspadai adalah adanya infeksi human papillomavirus (HPV). Pemberian vaksin HPV adalah salah satu upaya pencegahan terinfeksi HPV.
Seperti apa pilihan vaksin HPV dan bagaimana aturan pemberiannya berdasarakan usia? Yuk teruskan membaca artikel di bawah ini untuk mendapatkan informasi lebih lengkapnya.
Memahami HPV dan Cara Penularannya
HPV adalah virus dari keluarga Papillomaviridae. Virus ini memiliki jaringan tisu yang sangat tinggi, cara kerjanya dengan menginfeksi kulit dan mukosa. Setidaknya ada 200 tipe HPV yang sudah diidentifikasi karakternya, termasuk potensinya dalam menyebabkan kanker.
Hasilnya, sebanyak 12 tipe HPV diklasifikasikan memiliki risiko tinggi menyebabkan kanker pada manusia. Yakni, tipe 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, dan tipe 59. Di mana tipe 16 merupakan paling tinggi risikonya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan, HPV merupakan infeksi virus yang paling umum menyerang saluran reproduksi pria dan wanita. Pada wanita, infeksi HPV kebanyakan menyerang usia produktif atau usia subur. WHO mengklasifikasikan wanita usia subur dimulai sejak usia 14-49 tahun. Bisa disimpulkan, bahkan usia remaja sejak mendapat haid pertama sudah berpotensi terinfeksi HPV. Data menyebut sekitar delapan dari 10 orang (85 persen) dapat terinfeksi HPV selama hidupnya.
Sebagian besar infeksi HPV tidak menimbulkan gejala bisa sembuh dengan sendirinya. Namun infeksi yang persisten atau menetap jika tidak diobati bisa menimbulkan sejumlah penyakit, seperti kanker serviks, kanker anus dan kutil kelamin.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), seseorang yang aktif secara seksual berisiko memiliki infeksi HPV jika berhubungan seks dengan pasangan yang terinfeksi virus. Penularan HPV paling sering melalui aktivitas seks vaginal maupun anal.
Selain melalui hubungan seksual, virus juga menyebar melalui kontak fisik dengan orang yang terinfeksi. Yakni dengan menyentuh kulit kemaluan atau terkena selaput lendir dan cairan tubuh orang yang terinfeksi.
Prevalensi Infeksi HPV pada Pria dan Perempuan
Berdasarkan meta analisis global pada 2010, perempuan dewasa (<25 tahun) yang terinfeksi HPV diperkirakan sebanyak 12 persen yang terdeteksi pada spesimen serviks mereka. Sebelum vaksinasi, HPV tipe 16 dan 18 adalah jenis HPV yang paling banyak menginfeksi perempuan di seluruh dunia.
Sementara pada laki-laki, sebuah uji klinis multisenter terhadap grup pria heteroseksual menunjukkan infeksi HPV sebanyak 19 persen ditemukan di penis, 13 persen di skrotum, 8 persen di daerah perianal dan sebanyak 21 persen di area tubuh lainnya.
Penyakit yang Disebabkan oleh Infeksi HPV
Hampir 70-90 persen kasus infeksi HPV tidak menimbulkan gejala dan bisa sembuh dengan sendirinya dalam 1-2 tahun. Sementara jika tidak diobati, HPV yang sifatnya persisten atau menetap bisa menyebabkan penyakit termasuk kanker.
Pada 2018 secara global diperkirakan sebesar 91 persen kasus infeksi HPV berkaitan dengan kanker serviks. Kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak keempat perempuan akibat menderita kanker pada 2020 dengan kasus diperkirakan mencapai 604 ribu dan angka kematian mencapai 340 ribu.
Baca Juga : Sering Tak Disadari, Yuk, Ketahui Gejala, Penyebab dan Cara Mengobati Penyakit HPV
Berikut sejumlah penyakit yang bisa disebabkan infeksi HPV:
1. Kanker leher rahim atau kanker serviks
Sekitar 5-10 persen perempuan yang terinfeksi HPV mengembangkan infeksi yang menetap. Persisten infeksi inilah yang berkembang menjadi kanker serviks. Jarak infeksi HPV hingga menjadi kanker leher rahim setidaknya butuh waktu 15 sampai 20 tahun. Sayangnya perkembangan infeksi menjadi kanker sangat jarang disadari sehingga pengobatan seringkali menjadi terlambat.
2. Kanker dubur
HPV adalah penyebab lebih dari 90 persen kasus kanker anal atau kanker dubur. Pada perempuan kasusnya hampir dua kali lebih banyak ketimbang laki-laki.
3. Kanker orofaringeal atau kanker tenggorokan
Sebanyak 70 persen kasus kanker tenggorokan di Amerika Serikat disebabkan oleh HPV. Pada kanker ini HPV biasanya menginfeksi amandel atau bagian belakang lidah.
4. Kanker lainnya
seperti kanker vagina (78 persen), kanker penis (53 persen), dan kanker vulva (15-48 persen).
5. Kutil Kelamin
(condyloma acuminata), yakni benjolan yang muncul di sekitar organ genital, baik pria maupun wanita. Terkadang, kutil ini disertai gatal dan rasa nyeri. Kondisi ini dipicu oleh tumbuhnya jaringan baru bersifat lunak yang berkembang dari infeksi HPV.
Vaksin HPV Efektif Mencegah Infeksi HPV
Apa Itu Vaksin HPV?
Komite Penasihat Praktek Imunisasi (ACIP) pada Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan pemberian vaksin HPV untuk mencegah infeksi HPV yang baru serta mencegah infeksi HPV yang berisiko menyebabkan kanker dan penyakit lainnya.
Lisensi vaksin untuk mencegah penyakit akibat infeksi HPV diberikan pertama kali pada 2006. Kini setidaknya enam vaksin HPV sudah berlisensi. Semua vaksin HPV yang berlisensi tersebut menggunakan DNA rekombinan dan teknologi kultur selnologi dari protein struktural L1 yang dimurnikan.
Vaksin HPV tidak mengandung produk biologis hidup atau DNA virus sehingga tidak menular.
Jenis-Jenis Vaksin HPV
Di Indonesia, jenis vaksin yang sering digunakan yakni bivalen dan tetravalen atau kuadrivalen. Bivalen mengandung dua jenis virus HPV yakni tipe 16 dan 18. Jenis vaksin ini mencegah kanker serviks. Sementara kuadrivalen yakni vaksin yang mengandung empat virus HPV yakni tipe 6, 11, 16, dan 18. Vaksin ini dapat mencegah kanker serviks sekaligus kutil kelamin.
Kemudian ada juga jenis vaksin nonavalen yang mengandung sembilan tipe HPV antara lain seperti tipe 6, 11, 16, 18, 31, 33, 45, 52 and 58.
Vaksinasi HPV bukan untuk mengobati infeksi maupun penyakit yang disebabkan oleh infeksi HPV. Sesuai fungsinya untuk mencegah, vaksin HPV bertujuan untuk memberikan perlindungan pada anak-anak usia 9-12 tahun karena diperkirakan dapat mencegah hingga 90 persen kanker terkait infeksi HPV.
Waktu Pemberian Vaksin HPV
Vaksinasi HPV direkomendasikan bisa diberikan pada anak-anak usia 9 tahun baik perempuan maupun laki-laki. Vaksin diberikan sedini mungkin karena efektifitas vaksin akan lebih baik pada usia yang lebih muda ketimbang anak dengan usia lebih tua.
Vaksin HPV bivalen
Vaksin jenis ini untuk anak perempuan dan laki-laki usia 9–14 tahun dengan jadwal 2 dosis (terpisah 5-13 bulan). Jika usia penerima pada saat dosis pertama ≥15 tahun, tiga dosis harus diberikan (pada 0, 1-2,5 bulan dan 5–12 bulan).
Vaksin HPV kuadrivalen
Vaksin Gardasil4 untuk anak perempuan dan laki-laki usia 9–13 tahun dengan jadwal 2 dosis (terpisah 6 bulan). Jika usia penerima pada saat dosis pertama ≥14 tahun, tiga dosis harus diberikan (pada 0, 1-2,5 bulan dan 5–12 bulan).
Vaksin HPV nonavalen
Vaksin Gardasil9 untuk anak perempuan dan laki-laki usia 9–14 dengan jadwal 2 dosis(terpisah 5-13 bulan). Jika usia penerima pada saat dosis pertama ≥14 tahun, tiga dosis harus diberikan (pada 0, 1-2,5 bulan dan 5–12 bulan).
Efek Samping Vaksinasi HPV
Keseluruhan, efek samping yang ditimbulkan sifatnya ringan. Efek samping yang paling umum seperti nyeri, bengkak atau kemerahan di lokasi bekas suntikan.
Kemudian juga ada yang merasa pusing, sakit kepala, mual dan muntah serta lelah setelah disuntik. Sehingga sangat direkomendasikan duduk 15 menit setelah disuntik untuk mencegah risiko pingsan.
Pilihan Vaksin HPV untuk Mencegah Infeksi HPV
Salah satu contoh produk vaksin HPV jenis tetravalen yakni Gardasil sudah digunakan dalam program vaksinasi HPV oleh Layanan Kesehatan National (NHS) di Inggris sejak 2012. Kemudian pada 2021 penggunaan ditingkatkan ke Gardasil 9.
Gardasil 9 sudah mendapat persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (Food and Drug Administration) dan bisa diberikan baik untuk anak perempuan maupun laki-laki serta orang dewasa.
Gardasil 9 mengandung sembilan tipe HPV yakni 6, 11, 16, 18, 31, 33, 45, 52 dan 58. Di mana dua tipe di antaranya yakni tipe 16 dan 18 merupakan HPV penyebab kebanyakan kanker serviks di Inggris.
Sedangkan HPV tipe 6 dan 11 merupakan penyebab sekitar 90 persen kutil kelamin. Penggunaan Gardasil 9 dapat membantu anak-anak baik perempuan maupun laki-laki terhindari dari risiko kanker dan kutil kelamin.
Selain di pusat layanan kesehatan seperti klinik atau rumah sakit, kini kamu bisa mendapatkan vaksin HPV di ERHA Atopy & Skin Disease Center (ASDC). Tersedia dalam single treatment maupun paket dengan pilihan Vaksin Gardasil 4 atau Gardasil 9. Sementara dalam bentuk paket kamu bisa mendapatkan tiga kali suntikan. Vaksinasi HPV di ERHA ASDC biaya yang ditawarkan mulai dari Rp1.500.000.
Demikian informasi seputar HPV dan tindakan pencegahan infeksinya dengan mendapatkan vaksin HPV. Jangan tunda lagi untuk mendapatkan vaksinasi HPV demi mencegah infeksi maupun penyakit yang disebabkan oleh HPV, yuk buruan sambangi ERHA ASDC terdekat di wilayah kamu.