Share This Article
Bagi kamu yang rutin melakukan perawatan kulit pasti pernah membaca ada kandungan retinol pada salah satu produk yang kamu gunakan, bukan? Retinol memang umum digunakan pada produk kecantikan. Namun apa itu retinol dan apa saja manfaat retinol?
Yuk, simak detail penjelasan berikut.
Sejarah retinol
Retinol berawal dari sejarah panjang pengguanaan liver hewan pada zaman Mesir kuno untuk pengobatan kebutaan. Pada saat itu liver hewan digunakan untuk menyembuhkan mata dari penyakit kebutaan.
Berawal dari informasi tersebut para peneliti kemudian melakukan penelitian, dan pada tahun 1909 retinol ditemukan. Kemudian pada tahun 1931 retinol berhasil didapatkant tetapi dalam bentuk yang sangat tidak stabil.
Seiring perkembangan sains dan teknologi retinol akhirnya dapat dibuat pada tahun 1947. Setelah itu barulah retinol digunakan secara luas sebagai kandungan produk kecantikan pada tahun 1958.
Apa itu retinol?
Retinol sebenarnya adalah salah satu bentuk Vitamin A natural. Namun Vitamin A yang dimaksud dengan retinol berbeda dengan Vitamin A yang terkandung dalam makanan seperti wortel.
Pada wortel bentuknya adalah beta karoten atau pro vitamin A sehingga untuk menjadi retinol/vitamin A harus diproses terlebih dahulu. Proses perubahan beta karoten menjadi vitamin A terjadi pada tubuh manusia tepatnya di organ liver dan permukaan usus oleh Enzim Beta Karoten.
Selain retinol turunan lain yang termasuk dalam Vitamin A natural adalah retynil-palimate, retinaldehida/retinal, dan tretinoin/ retin-A. Penggunaan vitamin A (retinol) harus dalam pengawasan dokter.
Selain pada kosmetik dan produk kecantikan, vitamin A juga memiliki banyak fungsi lain di antaranya, berperan dalam daya tahan tubuh, menjaga keseimbangan tubuh, diperlukan untuk penglihatan yang baik, pertumbuhan tulang, perkembangan gigi, reproduksi, dan pembelahan sel.
Retinoid
Retinoid adalah kumpulan obat yang merupakan turunan, vitamer maupun analog dari Vitamin A. Ada yang terbentuk secara natural dan ada juga yang secara sintetik yang diproduksi oleh industri sesuai kebutuhan.
Obat – obatan turunan Vitamin A ini memiliki potensi atau efek yang berbeda berdasarkan potensi kekuatan efeknya pada kulit. Ada yang potensi rendah, potensi sedang, dan potensi kuat.
Retinoid pada kosmetik
Retinoid yang umumnya digunakan pada kosmetik atau produk kecantikan yang dapat dibeli bebas di toko biasanya dalam bentuk retinol.
Retinol ini merupakan bentuk yang paling lemah setelah retinyl-palimate. Sehingga penggunaannya relatif aman pada pasien dengan kulit sensitif.
Kendati demikian pada pasien dengan kulit sensitif penggunaan retinoid apapun harus dilakukan evaluasi. Jika muncul sensasi terbakar, panas, gatal, beruntusan, pigmentasi, ruam dll maka harus segera berkonsultasi dengan dokter.
Retinol merupakan yang paling sering digunakan pada kosmetik ataupun produk kecantikan karena sifatnya yang relatif aman. Hal ini terjadi karena ketika retinol dioleskan pada kulit, retinol akan terlebih dahulu diubah oleh enzim yang ada di kulit menjadi retinaldehida.
Kemudian pada proses berikutnya retinaldehida akan diproses lagi menjadi asam retinoic. Konversi yang terjadi sebanyak dua tahap inilah yang menjadi alasan retinol paling aman dan paling sedikit efek sampingnya sekalipun eksfoliasi dihasilkan lebih perlahan.
Eksfoliasi
Eksfoliasi kulit adalah proses pengelupasan kulit mati pada wajah. Secara alami eksfoliasi akan terjadi sekalipun tanpa pengaplikasian kosmetik yang mengandung retinoid.
Namun secara alami eksfoliasi baru terjadi setiap 14 – 21 hari. Sehingga pengaplikasian kosmetik yang mengandung retinol memberikan efek eksfoliasi yang lebih cepat sebagaimana yang diinginkan oleh banyak orang.
Sel – sel kulit mati terangkat dan memberikan kesempatan untuk sel – sel kulit yang baru untuk dapat muncul. Terangkatnya sel – sel kulit mati ini sekaligus menghilangkan hiperpigmentasi. Sehingga sel – sel kulit yang baru ini memiliki karakteristik yang lebih cerah bersinar.
Selain itu eksfoliasi sendiri memberikan efek merangsang pembentukan kolagen bersama dengan vitamin C. Kolagen merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari struktur kulit yang sehat dan kencang. Tanpa kolagen kulit akan kendor seperti pada kulit orang lansia.
Efek anti-aging retinol
Penelitian mengenai efek retinol pada kulit dilakukan Rong Kong, PhD dkk, menyimpulkan bahwa retinol merupakan antiaging (antipenuaan) yang efektif. Diteliti pada kulit yang diberikan retinol selama 4 minggu kemudian jaringan kulit diamati menggunakan mikroskop.
Didapati peningkatan ketebalan epidermal dan peningkatan ekspresi gen yang menghasilkan kolagen Tipe 1 (COL1A1) dan kolagen Tipe 3 (COL3A1). Selain itu pengaplikasi retinol juga menghambat enzim matrix-metaloproteinase yang biasanya aktif oleh sinar ultra violet dari matahari.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Shao Y dkk lebih jauh berhasil menemukan bahwa pengaplikasi retinol memberi efek pada 3 jenis sel kulit. Jenis – jenis kulit yang dipengaruhi retinol tersebut di antaranya sel keratinosit epidermal, sel dermal endotelial, dan sel fibroblas.
Sel-sel ini berperan signifikan dalam memperbaiki wajah dari kerutan.
Retinoid potensi kuat
Jika penggunaan retinol cenderung aman karena potensinya yang lemah, maka ada beberapa obat retinoid yang memiliki potensi kuat namun pemberiannya harus sesuai resep dokter.
Sehingga retinoid potensi kuat tidak boleh ada dalam kosmetik atau produk perawatan kulit yang dijual bebas atau OTC (Over The Counter). Retinoid potensi kuat diantaranya,tretinoin/retin-A, adapalene, tazarotene, dan isotretinoin.
Efek samping retinol
Penggunaan retinol pada produk kecantikan relatif aman karena konsentrasinya yang kecil dan penggunaanya yang diaplikasikan atau dioleskan pada kulit.
Namun Retinol atau vitamin A dalam dosis tinggi seperti pada konsumsi liver hewan dan konsumsi kapsul Vitamin A yang ditelan perlu memerhatikan dosis jangan sampai melebihi batas aman.
Pada laki – laki dewasa dosis retinol atau vitamin A yang disarankan adalah 900 mcg/hari (3000 U/hari) dan pada perempuan dewasa 700 mcg/hari (2330 U/hari).
Perlu diperhatikan pada perempuan hamil dan menyusui dibutuhkan dosis yang berbeda. Pada perempuan hamil diperlukan dosis 750 – 770 mcg/hari (2500 – 2600 U/hari) dan pada perempuan menyusui diperlukan 1300 mcg (4330 U).
Pemberian retinol atau vitamin A tidak boleh melebihi dosis yang disarankan agar tidak terjadi efek samping. Ada baiknya konsultasikan lebih jauh dengan dokter untuk mendapat penjelasan medis.