Share This Article
Pada kebanyakan orang, kulit adalah salah aset tubuh yang harus dijaga. Namun, semakin bertambahnya umur, tanda-tanda penuaan tak bisa dihindari. Setelah berusia di atas 50 tahun, perubahan itu akan tampak kentara jika kamu tak biasa merawatnya.
Lantas, apa yang terjadi pada kulit saat tubuh mulai menua? Bagaimana cara merawatnya? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Kulit dan proses penuaannya
Secara umum, kulit adalah bagian tubuh yang terdiri dari tiga lapisan, yaitu luar (epidermis), tengah (dermis), dan dalam (hipodermis atau subkutan).
Penuaan kulit adalah proses yang kompleks, terjadi melalui beberapa mekanisme. Perubahan yang paling besar berkaitan dengan faktor lingkungan, genetik, dan nutrisi. Paparan sinar matahari ikut andil dalam mempercepat munculnya tanda-tanda penuaan di kulit.
Berikut beberapa perubahan pada kulit saat memasuki usia lanjut yang perlu kamu tahu:
- Lapisan epidermis akan menipis
- Jumlah sel yang membawa pigmen (melanosit) akan berkurang
- Penurunan kekuatan jaringan ikat
- Pembuluh darah dermis menjadi lebih rapuh
- Kelenjar sebasea menghasilkan lebih sedikit minyak
- Lapisan lemak subkutan menipis, sehingga kulit menjadi sulit mengontrol suhu tubuh (terutama saat cuaca dingin).
Baca juga: 6 Manfaat Jeruk Nipis untuk Wajah: Atasi Jerawat hingga Penuaan Dini
Efek perubahan kulit saat menua
Dari banyak mekanisme tentang perubahan kulit seperti yang telah disebutkan, ada sejumlah dampak yang mungkin terjadi ketika kamu memasuki lanjut usia (lansia), yaitu:
- Kulit menjadi kasar, kering, dan kusam
- Rentan tumbuh tumor jinak, seperti keratosis seboroik dan angioma ceri
- Kulit semakin tipis, membuatnya mudah memar
- Elastisitas menurun
- Kulit menjadi mudah mengendur, terutama di bagian mata, rahang, dan pipi
- Muncul bintik keunguan atau purpura senilis, paling sering di lengan dan tungkai
- Dermatitis statis pada tungkai, ditandai dengan kemerahan, gatal, dan kering (lebih sering terjadi pada wanita)
- Kulit menjadi rentan mengalami peradangan, seperti skabies dan infeksi jamur.
Perlu kamu tahu, seperti dikutip dari Medline Plus, saat sudah berusia lanjut, kulit memperbaiki dirinya sangat lambat. Ini yang membuat proses penyembuhan luka kulit pada lansia (misalnya akibat diabetes) empat kali lebih lambat ketimbang saat masih berusia muda.
Perawatan kulit pada lansia
Para lansia perlu melakukan perawatan secara khusus, karena kulit yang sangat tipis dan kering rawan retak hingga memicu peradangan atau dermatitis. Hal tersebut dapat meningkatkan risiko terpapar bakteri yang bisa menyebabkan infeksi.
Berikut saran Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) dalam melakukan perawatan kulit pada lansia:
- Jangan mandi terlalu sering
- Jika mandi menggunakan air hangat, usahakan tidak lebih dari 10 menit
- Gunakan sabun yang memiliki kandungan pelembap dengan kadar cukup tinggi
- Setelah mandi, aplikasikan pelembap ke kulit
- Usahakan untuk tidak melakukan sesuatu yang bisa memicu terjadinya luka baring, terutama bagi lansia yang sudah kesulitan mengontrol kencing dan buang air besar
- Untuk meminimalkan munculnya borok akibat tekanan, lansia perlu mengubah posisi badan (miring kanan dan kiri) sesering mungkin.
Tips menjaga kulit lansia agar tetap sehat
Selain perawatan di atas, ada beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan kulit lansia, berdasarkan anjuran dari American Academy of Dermatology, yaitu:
- Berhenti menggunakan sabun batangan, ganti dengan yang cair dan bertekstur lembut serta bebas pewangi.
- Saat mandi, jangan gunakan air panas, tapi hangat. Suhu panas bisa menghilangkan minyak alami dari kulit, dapat meningkatkan kekeringan.
- Pakai handuk atau kain yang lembut agar kulit tidak iritasi.
- Gunakan humidifier saat udara terasa kering. Hindari AC karena dapat menghilangkan kelembapan udara, bisa membuat kulit menjadi lebih kering dan gatal.
- Jaga kelembapan udara dalam ruangan antara 45 hingga 60 persen.
- Pakai sarung tangan saat melakukan pekerjaan rumah dan berkebun, karena bisa saja ada bahan kimia, sinar matahari, dan hal-hal lain yang dapat mengiritasi kulit.
- Untuk menghindari dampak buruk dari paparan sinar matahari saat beraktivitas di luar, gunakan tabir surya berspektrum luas dan tahan air dengan SPF 30 atau lebih tinggi pada semua bagian kulit yang tidak tertutup pakaian.
- Sebisa mungkin cari tempat yang teduh ketika berada di luar ruangan, karena tabir surya tidak bisa menghalangi 100 persen sinar matahari.
- Rutin memeriksakan diri ke dokter. Semakin bertambahnya umur, risiko kanker kulit akan meningkat, terutama di atas usia 50 tahun.
Nah, itulah beberapa cara dan tips tentang perawatan kulit untuk lansia. Selain perawatan khusus, ada baiknya lansia juga tidak merokok dan tetap menjaga asupan cairan agar tubuh tetap terhidrasi, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!