Share This Article
Mungkin banyak di antara kita yang terlihat baik-baik saja saat menjalani hari. Namun apakah yakin kamu tidak mengalami duck syndrome? Ini penjelasan selengkapnya.
Apa itu duck syndrome?
Dilansir dari Medicinenet, duck syndrome adalah perilaku di mana seseorang terlihat baik-baik saja dari luar tapi ternyata sedang dirundung banyak masalah. Hal tersebut bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang paling umum terjadi bisa disebabkan karena sosial, keluarga maupun hingga akademis.Â
Duck syndrome ini juga tidak boleh dianggap sepele loh, karena tampaknya menjadi salah satu cara depresi, kecemasan, atau bisa menjadi tahap awal dari banyak penyakit mental yang biasanya sebagai reaksi terhadap stres.
Oleh karena itu, konsekuensi dari duck syndrome yang berpotensi merusak kesehatan mental ini, sangat disarankan untuk segera ditangani dengan cukup serius dan agresif.
Baca Juga: Social Media Detox Kian Populer, Ini 4 Manfaatnya untuk Kesehatan Mental
Gejala duck syndrome
Melansir penjelasan dari Betterhelp, reaksi setiap orang saat menghadapi stres tentu akan berbeda. Beberapa orang mengatasinya dengan baik, namun ada juga beberapa orang yang mengalami stres dan malah semakin bertambah parah.Â
Reaksi fisik saat seseorang menghadapi stres tentu juga akan berbeda-beda. Beberapa di antaranya gejala yang akan terjadi yaitu:
- Sakit kepala
- Kesulitan untuk tidur
- Mengacaukan konsentrasi
- Mudah merasa tegang atau marah.
Bahkan tidak hanya itu saja, menurut penjelasan dari Betterhelp seseorang yang mengalami duck syndrome atau perasaan depresi akan menimbulkan beberapa reaksi fisik lainnya seperti:Â
- Peningkatan nafsu makan akibat stres.
- Ketika stres menjadi cukup parah, perasaan yang berlebihan menyebabkan kelelahan, yang merupakan kurangnya minat penderitanya pada aktivitas yang biasanya membuat mereka bersemangat.
- Menjadi mati rasa terhadap segala hal dan bahkan tidak bisa mengumpulkan energi untuk mengerjakan hal yang paling membuat mereka stres sampai titik ini.
Cara mencegah duck syndrome
Duck syndrome dapat dicegah dengan menyembuhkan penyebab stresnya. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan memasukkan orientasi untuk siswa yang mencakup bagian tentang manajemen stres.
Bisa juga memberi mereka informasi tentang layanan kesehatan mental yang disediakan oleh sekolah.
Tak hanya itu saja, lebih baik lagi jika sekolah mempertimbangkan untuk berfokus pada siswa yang mungkin berisiko tinggi terisolasi. Seperti minoritas, siswa yang pertama melanjutkan ke perguruan tinggi di dalam keluarganya, dan siswa yang tidak terlibat dalam kegiatan apa pun.
Siswa juga harus diberi tahu tentang dukungan akademis yang dapat diberikan kepada mereka. Seperti layanan bimbingan yang dapat membantu kamu tetap pada jalurnya sehingga tidak perlu merasa bahwa kesuksesan dirimu sepenuhnya berada di pundak sendiri.
Apakah duck syndrome ada hubungan dengan ambisius?
Setiap orang pasti memiliki ambisi yang berbeda-beda, tentu banyak di antara kita yang mengharapkan cita-cita akan terwujud sesuai dengan ekspektasi. Tapi ternyata hal itu bisa menjadi salah satu penyebab duck syndrome. Kenapa?
Duck syndrome rentan menyerang kamu yang sedang berada di tengah perjalanan mengejar kesuksesan. Namun sebelum hal ini terjadi, tak ada salahnya kamu bisa melakukan pencegahan dengan mengikuti pelatihan untuk manajemen stres.
Hal paling utama yang perlu kamu ingat dan catat bahwa tanamkan pada diri sendiri, hidup tak selalu berjalan sempurna. Jadikan kegagalan sebagai kesempatan untuk membentuk kemampuan yang lebih baik lagi.
Cara mengatasi duck syndrome
Demi mengobati duck syndrome, psikiater dapat menggabungkan terapi dengan obat yang digunakan untuk mengobati depresi dan kecemasan dalam upaya meredakan kegelisahan pasien.
Sebaliknya, dokter dapat mengurangi obat apapun yang mungkin digunakan oleh penderita yang berpotensi menyebabkan atau memperburuk depresi atau kecemasan pada dirinya.
Selain itu, sindrom ini juga bisa berujung pada gangguan kecemasan dan depresi. Terutama bila mengalami kegagalan, mungkin akan langsung merasa seakan dunia telah berakhir.
Bila kamu sudah mulai merasakan pertanda seperti yang sudah dijelaskan dan mulai terasa mengganggu kehidupan, hal pertama yang bisa dilakukan adalah menjalani psikoterapi atau terapi bicara.
Dalam sesi terapi ini, kamu bisa mencurahkan semua yang telah dirasakan dan segala kekhawatiran tentang banyak hal. Pada akhirnya, terapis atau psikolog yang menangani dirimu akan membantu untuk mencarikan solusinya bersama.
Tak hanya itu saja, pilihan lainnya adalah terapi interpersonal, yang dibantu oleh terapis untuk membangun kemampuan dalam mengatasi emosi serta hal-hal yang menghubunginya secara efektif.
Perlu juga untuk kamu ketahui, bahwa terapi yang akan didapatkan pada setiap orang bisa berbeda-beda.
Hal itu dikarenakan duck syndrome bukanlah gangguan resmi, psikolog akan mengatasinya melalui pendekatan yang sesuai dengan kondisi yang menyertainya seperti gangguan kecemasan atau stres kronis.
Punya pertanyaan lebih lanjut seputar kesehatan mental? Silakan chat langsung dengan dokter kami untuk konsultasi melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!