Share This Article
Pelecehan seksual yang terjadi di masa kecil dapat meninggalkan trauma. Anak bisa menjadi sosok yang menarik diri, mudah emosi dan merasa terluka. Ketika usia anak tersebut bertambah, trauma yang tidak diatasi dapat berkembang menjadi hal yang lebih serius.
Anak remaja cenderung melarikan diri ke perilaku yang merusak seperti penggunaan narkoba hingga tindakan berbahaya seperti melukai diri sendiri hingga pikiran bunuh diri.
Namun, ada juga yang beranggapan pelecehan seksual saat kecil dapat memicu seseorang menjadi pedofilia. Benarkah seperti itu? Untuk lebih memahaminya, berikut ulasan mengenai pedofilia dan kaitannya dengan pelecehan seksual saat kecil.
Apa itu pedofilia?
Dilansir dari American Psychological Association (APA), pedofilia adalah gangguan mental, yang digolongkan sebagai parafilia. Parafilia merupakan perilaku, dorongan, atau fantasi yang berulang sehingga menjalar menjadi gangguan mental.
Pada pedofilia, dorongan fantasi tersebut melibatkan gairah seksual pada anak-anak. Anak-anak di sini biasanya berusia 13 tahun atau lebih muda dari itu. Seorang pedofilia bisa tertarik pada anak laki-laki, tapi juga bisa pada anak perempuan atau keduanya.
Sayangnya pedofilia seringkali disamakan dengan tindakan kekerasan seksual pada anak. Padahal ada juga pelaku kekerasan seksual pada anak bukanlah pedofilia.
Orang-orang yang telah memiliki pasangan atau sudah menikah bisa melakukan kekerasan seksual pada anak. Selain itu, stres atau tidak menemukan pasangan yang seusia bisa saja melakukan kekerasan seksual pada anak, meskipun mereka bukan pedofilia.
Sementara, di lain sisi, tidak semua pedofilia melakukan aksi untuk melakukan tindak kekerasan seksual.
Apa yang menyebabkan seseorang menjadi pedofilia?
Dilansir dari Psychologytoday, penyebab pedofilia belum diketahui. Meski ada beberapa bukti yang mengatakan bahwa kemungkinan pedofilia diturunkan dari keluarga. Namun, tidak diketahui pasti, yang dimaksud dari keluarga itu berawal dari gen atau dari perilaku yang diikuti dalam keluarga.
Selain itu, sebuah penelitian menemukan bahwa pedofilia kemungkinan terjadi karena adanya gangguan pada otak. Lebih tepatnya pada zat yang disebut white matter. Penelitian tersebut membandingkan white matter pedofilia dengan pelaku kejahatan non-seksual lainnya.
Hasilnya, pedofilia menunjukkan zat white matter yang lebih sedikit. Di mana zat tersebut berperan atau bertanggung jawab untuk menyambungkan berbagai bagian otak lainnya.
Benarkah pelecehan seksual masa kecil membuat seseorang berisiko menjadi pedofilia?
Riwayat pelecehan seksual pada masa anak-anak memang bisa menjadi faktor potensial berkembangnya pedofilia dalam diri seseorang. Namun, ini belum terbukti secara ilmiah.
Sebuah penelitian pernah mencoba mengungkap hubungan antara pengaruh kekerasan seksual pada masa kecil pada seorang pedofilia. Dari penelitian itu diketahui bahwa sejumlah pedofilia mengaku pernah mengalami kekerasan seksual saat kecil.
Namun, jumlahnya tidak jauh berbeda dengan pedofilia yang tidak mengalami kekerasan seksual di masa kecil. Karenanya, perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk meyakinkan hasil yang sudah ada.
Apakah pedofilia bisa disembuhkan?
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan pedofilia. Namun, seorang pedofilia bisa menjalani pilihan perawatan. Ada dua perawatan yang bisa dilakukan, yaitu:
Perawatan dengan obat-obatan
Obat-obatan yang digunakan berfungsi untuk menekan produksi hormon testoteron pria. Sehingga dapat membatasi intensitas hasrat seksual. Setidaknya dibutuhkan waktu tiga hingga 10 bulan untuk bisa menekan hormon tersebut hingga akhirnya bisa mengontrol hasrat seksual.
Psikoterapi
Perawatan ini menerapkan terapi perilaku kognitif. Di mana pedofilia akan diajari untuk mengenali perilakunya sendiri dan kemudian dibentuk agar dapat menahan dan mengatasi perasaan dan hasratnya kepada anak-anak.
Selain itu, dilansir dari health.harvard.edu, terapi untuk pedofilia juga dapat berupa metode pengondisian agresif. Cara ini mengubah pandangan tentang fantasi seksual yang muncul menjadi hal yang tidak menyenangkan seperti sengatan listrik atau bau busuk.
Namun, seorang pedofilia yang ingin melakukan psikoterapi harus bersedia untuk mengakui bahwa ada masalah. Kemudian bersedia untuk berpartisipasi dalam pengobatan agar program berhasil.
Demikian ulasan mengenai kaitan antara kekerasan seksual di masa kecil, yang berpotensi menyebabkan seseorang menjadi pedofilia. Meskipun anggapan tersebut belum memiliki bukti yang kuat.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!