Share This Article
Hidup tidak akan pernah lepas dari rasa sedih dan kekecewaan. Ketika kondisi tersebut tidak mudah dikendalikan, seringkali ia mengakibatkan gangguan mental seperti depresi berat dan depresi ringan.
Depresi berat dan depresi ringan sama-sama bisa membuat penderitanya kesulitan menjalani kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, penting mengenali gejala keduanya agar tidak terpuruk terlalu lama.
Apa itu depresi
Depresi secara umum diartikan sebagai gangguan suasana hati yang terus diisi perasaan sedih, kehilangan, atau marah. Dibagi menjadi beberapa kategori, berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai depresi berat dan depresi ringan.
Depresi berat
Seperti yang kita tahu rasa sedih, putus asa, atau marah adalah hal yang alami dirasakan setiap orang. Tapi ketika semua itu terjadi terus menerus, maka kemungkinan besar orang tersebut mengalami depresi berat.
Diberi istilah kesehatan major depressive disorder (MDD), gangguan mental ini sangat berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan penderitanya.
Gejala depresi berat
Dilansir dari healthline.com, kondisi ini akan didiagnosis melalui beberapa metode. Mulai dari wawancara, pengisian kuesioner, dan pencocokan antara gejala yang dirasakan dengan kriteria yang terdapat pada Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) yakni:
- Merasa sedih atau tersinggung hampir di setiap hari
- Tidak tertarik lagi pada kegiatan yang dahulu terlihat menarik untuk dilakukan
- Kehilangan berat badan secara drastis
- Terjadi penurunan nafsu makan
- Merasa sulit tidur di malam hari
- Sangat mudah merasa lelah
- Merasa diri tidak berguna, atau bersalah atas beberapa hal yang sebelumnya terasa biasa-biasa saja
- Susah fokus
- Kesulitan mengambil keputusan, dan
- Pernah memikirkan bunuh diri.
Jika kamu setidaknya memiliki 5 atau lebih gejala di atas, mengalaminya setidaknya sekali dalam sehari, atau berlangsung terus menerus selama lebih dari dua minggu, maka kemungkinan besar kamu mengalami depresi berat.
Pengobatan depresi berat
Meski terbilang serius, namun gangguan mental yang satu ini tetap bisa diatasi secara medis. Umumnya dokter akan memberikan penanganan sesuai dengan tingkat keparahan gejala yang dialami. Beberapa di antaranya adalah:
- Pemberian obat anti depresi, seperti Prozac atau Celexa yang dapat meningkatkan hormon serotonin dalam tubuh
- Pyschotheraphy, yang mengharuskan penderita gangguan ini bertemu konselor untuk mengungkapkan apa yang dirasakan.
Depresi ringan
Meski dinamakan ringan, namun gejala yang dirasakan penderita depresi ini kurang lebih sama dengan depresi berat.
Perbedaannya hanya ada pada rentang waktu yang terjadi. Biasanya depresi ringan tidak berlangsung terlalu lama dan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.
Gejala depresi ringan
Dikarenakan gejalanya mirip dengan kesedihan atau kemarahan yang umum terjadi, depresi ringan menjadi relatif sulit untuk dikenali. Meski begitu kamu tetap bisa mengenalinya lewat beberapa gejala di bawah ini:
- Mudah tersinggung
- Gampang marah
- Merasa tidak memiliki harapan
- Suka berpikiran buruk
- Putus asa
- Sedih berkepanjangan
- Sering hampir menangis
- Membenci diri sendiri
- Tidak memiliki motivasi
- Selalu ingin menyendiri
- Susah konsentrasi, dan
- Kehilangan rasa empati pada orang lain
Cara mengatasi depresi ringan
Meski sulit dikenali, gangguan mental ini justru menjadi yang paling mudah untuk diatasi. Dilansir dari Medicalnewstoday.com, beberapa penanganan yang umum diberikan dokter di antaranya adalah:
- Konseling, berupa sesi khusus bersama konselor yang bertujuan mengenali penyebab depresi
- Interpersonal therapy (IPT), untuk mempermudah seseorang berhubungan dengan orang lain
- Psychodynamic therapy, melibatkan terapis yang berusaha mengenali bentuk masalah yang tidak disadari, dan
- Cognitive behavioral therapy (CBT), bertujuan mengalihkan hal-hal yang bisa memicu pemikiran negatif ke hal yang lebih positif.
Selain itu perubahan gaya hidup yang signifikan juga terbukti efektif menurunkan gejala-gejala depresi ringan. Beberapa cara yang bisa kamu lakukan di antaranya adalah:
- Rutin berolahraga
- Mulai belajar menyampaikan perasaan pada orang lain
- Membantu orang lain
- Mengikuti jadwal tidur secara konsisten
- Memiliki pola makan sehat yang kaya akan buah dan sayuran
- Berlatih yoga atau meditasi
- Menghindari rokok, dan minuman beralkohol
- Melakukan kegiatan yang menyenangkan dan bisa mengurangi stres seperti menulis, atau membaca.
Dengan rutin melakukan hal-hal di atas, tubuh secara alami akan menghasilkan hormon serotonin yang berperan dalam membuat suasana hati menjadi lebih baik.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!