Share This Article
Di saat kamu merasa tidak mampu untuk berhubungan dengan orang lain secara emosional, mungkin kamu sedang mengalami emotional detachment. Begitu juga di saat kamu merasa enggan untuk memulai hubungan emosional dengan orang lain.
Bukan cuma dengan orang lain, orang yang mengalami emotional detachment juga mungkin kesulitan untuk terlibat dengan perasaan mereka sendiri. Untuk lebih jauh memahami emotional detachment, berikut penjelasannya!
Apa itu emotional detachment?
Emotional detachment adalah kondisi psikologis saat seseorang tidak dapat sepenuhnya terikat secara emosional dengan perasaan orang lain atau dengan perasaannya sendiri.
Kondisi ini bisa berlangsung terus menerus atau bisa menjadi respons sementara terhadap situasi tertentu.
Tanda dan gejala emotional detachment
Kondisi emotional detachment ini dapat muncul dengan sendirinya, bisa dialami anak-anak hingga orang dewasa. Berikut beberapa tanda dan gejala yang umum dialami:
Gejala pada anak-anak
Menurut American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, seorang anak dapat mengembangkan dua jenis gangguan keterikatan emosional, yaitu:
1. Reactive attachment disorder (RAD)
RAD adalah kondisi yang muncul karena pengalaman negatif yang ia alami di awal-awal tahun kehidupannya.
Gejala RAD antara lain:
- Mengalami kesulitan untuk menenangkan diri
- Menunjukkan sedikit atau tidak ada emosi ketika berinteraksi dengan orang lain
- Tidak mencari kenyamanan dari orang yang mengasuh mereka
- Tampak tidak bahagia, takut, sedih, atau mudah tersinggung ketika mengambil bagian dalam aktivitas normal bersama orang yang mengasuhnya
2. Gangguan keterlibatan sosial disinhibisi
Gejalanya antara lain:
- Bersikap terlalu ramah dengan orang yang tidak mereka kenal
- Berjalan ke orang asing dan mungkin memeluk mereka
- Mengizinkan orang asing untuk mendekatinya
- Tidak mencari pengasuh mereka, meski sedang berada di situasi asing
Gejala pada orang dewasa
Gejala potensial yang mungkin dialami yaitu:
- Kesulitan membuka diri
- Kesulitan membangun hubungan yang intim
- Sulit untuk mendengarkan orang lain
- Kurangnya kontak fisik, verbal atau seksual
- Harga diri yang buruk
- Penyalahgunaan zat
- Ambivalensi
Apa yang menyebabkan emotional detachment?
Penyebabnya bisa berbeda-beda pada setiap orang. Ada yang karena masa lalu, kemudian menjadi masalah keterikatan jangka panjang, ada juga yang menjadi respons sementara.
Berikut beberapa penyebab potensial yang menyebabkan emotional detachment:
1. Pengalaman masa lalu
Anak-anak lebih mungkin mengalami masalah emotional detachment jika punya pengalaman masa lalu yang negatif seperti:
- Adanya pengalaman traumatis
- Tumbuh di panti asuhan
- Kehilangan yang signifikan, seperti kematian orang tua atau perpisahan dengan pengasuh mereka
- Mengalami kekerasan emosional dan fisik
- Adanya pengabaian
2. Efek dari pengobatan
Mereka yang mengalami emotional detachment mungkin mati rasa secara emosional. Ini bisa terjadi karena adanya kondisi kesehatan mental dan efek dari pengobatannya.
Beberapa penelitian mengungkapkan, penggunaan antidepresan jangka panjang dapat menyebabkan sejumlah efek samping. Dari 180 orang yang terlibat dalam penelitian tersebut, sebanyak 64,5 persen merasa mati rasa secara emosional.
3. Kondisi lainnya
Emotional detachment bisa terjadi karena adanya kondisi kesehatan mental lain, termasuk:
- Gangguan stres pascatrauma (PTSD): Perasaan mati rasa secara emosional dapat terjadi akibat PTSD, menurut National Institute of Mental Health.
- Depresi: Beberapa orang yang mengalami depresi bisa merasa sedih atau senang. Tetapi ada juga yang merasakan apatis atau mati rasa secara emosional.Â
- Gangguan kepribadian: Orang dengan gangguan borderline personality disorder bisa mengalami mati rasa secara emosional saat mereka stres.Â
Apakah emotional detachment bisa diobati?
Pengobatan bisa dilakukan, tergantung dari usia dan penyebab terjadinya emotional detachment. Namun, secara umum, bisa diobati dengan terapi.
Beberapa terapi yang bisa dilakukan antara lain:
- Belajar cara membuka diri
- Menemukan cara untuk menghilangkan stres dan kecemasan
- Meningkatkan kemampuan untuk memercayai orang lain
- Menguatkan kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri
- Belajar untuk mengembangkan keterampilan untuk mengatur emosi
Jika emotional detachment terjadi karena kondisi kesehatan mental lain yang mendasari, pengobatan untuk kondisi tersebut juga diperlukan. Misalnya pada orang yang mengalami PTSD atau orang yang mengalami borderline personality disorder.
Sementara ada juga yang merasa adanya jarak emosional dengan orang lain bukanlah masalah yang harus diatasi. Dalam hal ini mungkin tidak perlu mencari perawatan apapun.
Tapi jika menyadari adanya gangguan yang terjadi akibat emotional detachment, sebaiknya segera konsultasikan dengan ahlinya untuk mendapat perawatan yang tepat.
Silakan chat langsung dengan dokter kami untuk konsultasi. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!