Share This Article
Penolakan terhadap ajakan untuk berhubungan intim dalam hubungan perkawinan sebetulnya merupakan hal yang sering terjadi. Tapi jika hal ini berlangsung terus-menerus, maka efek psikologis pasangan akan terganggu.
Apa dampak psikologis ditolak berhubungan seksual?
Istri atau suami yang memiliki libido lebih tinggi akan merasa pasangan tidak peduli terhadap mereka ketika ditolak berhubungan seksual. Apalagi jika penolakan itu sangat sering terlontar.
Counselor and therapist dari biro konsultasi psikologis Westaria, Anggia Chrisanti, dalam keterangannya kepada Tempo menyebut beberapa efek psikologis yang akan terjadi pada istri ketika mengalami penolakan antara lain:
Istri akan menjadi inferior
Apabila penolakan berlangsung terus-menerus, istri akan mulai meragukan diri mereka sendiri. Mereka akan berfokus mencari kesalahan diri sendiri ketimbang melihat apa yang salah dari pasangan.
Istri akan merasa depresi
Pihak istri akan stres karena suaminya yang terus menolak hubungan berhubungan seksual. Mereka akan merasa depresi terhadap kondisi fisiknya, dan mempertanyakan apakah mereka selama ini berharga atau tidak di mata pasangan.
Efek psikis negatif
Sama seperti pria, wanita juga memiliki hasrat dan kebutuhan untuk berpartisipasi secara seksual dengan suami mereka. Kalau perasaan ini tidak tersalurkan, maka perasaan tidak nyaman bisa tumbuh dan berujung pada masalah kesehatan.
Berdampak pada perilaku negatif
Perasaan ditolak hingga depresi akan memengaruhi perilaku negatif pada istri. Karena pada dasarnya perempuan lebih sensitif dan cenderung berperasaan lebih mendalam.
Efek ini akan menjadi lebih parah kalau pasangan suami istri sudah memiliki anak, karena perasaan ini juga bisa berdampak pada anak-anak.
Apa yang harus dilakukan untuk memperbaikinya?
Sebenarnya masalah rumah tangga seperti ini merupakan kondisi yang umum terjadi. Professor of sociology di University of Washington, Pepper Schwartz dalam keterangannya di Huffington Post mengatakan hubungan seksual bukan lagi menjadi sebuah kebutuhan seiring waktu berjalan.
“Saat masih muda, mayoritas orang menginginkan sex, tapi semakin tua hal itu bukan lagi menjadi hal utama,” kata Pepper.
Berikut ini adalah berbagai cara yang bisa kamu ikuti apabila hubungan rumah tanggamu mengalami masalah serupa:
Pahami masalah pasangan
Jangan dulu berfokus pada kesalahan tentang diri kamu. Tapi lebih daripada itu, cobalah untuk memahami masalah apa yang kira-kira sedang dialami oleh pasangan.
Beberapa pertanyaan berikut bisa kamu jadikan sebagai bahan koreksi:
- Apakah dia cukup beristirahat?
- Apakah karena kamu dan pasangan baru memasuki fase sebagai orang tua baru?
Bicarakan dengan pasangan
Pendekatan paling baik dalam mengatasi sebuah masalah adalah komunikasi. Dengan komunikasi masalah akan cepat teratasi.
“Berbicaralah secara terbuka tentang kebutuhan dan perbedaan akan keinginan kalian. Mungkin mereka tidak paham pentingnya hubungan seksual untuk menggapai kebahagiaan dalam hubungan pasutri,” ucap Urologist Dr. Dudley Danoff dalam Huffington Post.
Dalam hal ini, kedua pasangan harus berbicara dan menyatakan apa yang mereka inginkan dan apa yang membuat mereka merasa senang.
Saling mengoreksi
Komunikasi adalah tahap awal. Untuk kemudian menjembatani perbedaan antara kamu dan pasangan, coba investigasi dan saling mengoreksi.
Beberapa pertanyaan berikut ini bisa kamu jadikan bahan koreksi terhadap penolakan yang kamu alami:
- Apakah ada tekanan yang belum terselesaikan antara kamu dan pasangan saat berhubungan seksual?
- Apakah ada ketakutan ketika berhubungan seksual?
- Apakah ada perbedaan signifikan aktivitas seksual yang digemari antara kamu dan pasangan? Apakah mungkin ada perselingkuhan di masa lalu?
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!