Share This Article
Lingkungan kerja memiliki dampak besar bagi produktivitas karyawan. Ketika lingkungannya sehat, produktivitas karyawan dapat meningkat dan kehidupannya akan terasa lebih sejahatera.
Namun sebaliknya, ketika lingkungan kerja bersifat “toxic” atau beracun, hal ini dapat berdampak buruk bagi karyawannya. Baik pada fisik maupun mental. Melalui penelitian, lingkungan kerja yang buruk diketahui dapat memicu gejala insomnia hingga depresi.
Lalu seperti apa tanda-tanda lingkungan kerja tidak baik bagi kesehatan mental? Kenali selengkapnya di bawah ini.
Baca juga: 6 Cara Mengendalikan Emosi untuk Jaga Kesehatan Mental
Tanda-tanda lingkungan kerja tidak baik bagi kesehatan mental
Kristen Fuller, M.D., dokter sekaligus penulis aktif di bidang kesehatan mental, mengungkapkan bahwa tidak sedikit yang pernah memiliki lingkungan kerja yang tidak baik bagi kesehatan mental.
“Mayoritas individu yang bekerja dalam perusahaan kemungkinan besar pernah menghadapi toksisitas di tempat kerja. Dengan kondisi terlalu banyak bekerja, kurang dihargai, dan tenggelam dalam keseimbangan kerja hidup yang tidak sehat,” jelasnya seperti dilansir dari Psychologytoday.
1. Adanya penindasan (bullying)
Tindak penindasan dapat terjadi di berbagai lingkungan. Tidak terkecuali tempat kamu bekerja.
Berdasarkan studi yang dilakukan di dalam lingkungan pekerjaan, perilaku yang termasuk penindasan adalah menyalahkan, menyingkirkan, kritik berlebihan, menghina, hingga pemantauan yang berlebihan terhadap seorang karyawan.
2. Adanya pelecehan
Pelecehan merupakan perilaku yang tidak diinginkan, dan dapat mempermalukan seseorang. Pelecehan juga dapat berupa lontaran perkataan yang eksplisit tentang ras, jenis kelamin, agama, kepercayaan, asal, usia, gen, warna kulit atau etnis.
3. Tidak ada sopan santun
Adanya ketidaksopanan di tempat kerja juga dapat terjadi dan mengganggu karyawan secara emosional. Kasus ketidaksopanan ini juga dapat berupa lontaran komentar yang kasar dan tidak sopan. Baik oleh atasan atau rekan.
4. Peraturan yang tidak konsisten
Perlakuan yang tidak adil di antara karyawan dan aturan yang tidak jelas di dalam perusahaan dapat mengakibatkan persaingan tidak sehat di antara rekan kerja. Kondisi ini akan memicu timbulnya lingkungan kerja yang beracun.
5. Tidak ada keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan
Ketika pekerjaan mulai memotong kehidupan pribadi sampai pada titik keseimbangan dan kebahagiaanmu hilang, bisa jadi akibat kamu berada di lingkungan yang tidak sehat. Kerja keras memang penting tetapi saat kamu banyak mengorbankan kehidupan pribadi, ini menjadi tidak sehat.
6. Rekan kerja tidak profesional
Lingkungan kerja yang beracun juga bisa ditandai dengan sikap rekan kerja yang tidak menganggap serius pekerjaannya, selalu terlambat menghadiri rapat, tidak bangga dengan pekerjaannya, bergosip, mengeluh, atau selalu bersikap kasar.
7. Karyawan mudah sakit
Stres emosional dan mental dapat berdampak buruk yang besar pada kesehatan fisik. Tidak heran, di lingkungan kerja yang toxic, tingkat ketidakhadiran seringkali tinggi. Setiap karyawannya lebih mudah sakit dan pada kasus yang parah, tidak diberikan waktu pemulihan dari penyakitnya.
8. Banyak hal yang tidak transparan
Ketika kamu merasa atasan dan manajemen perusahaan seringkali menyimpan rahasia atau menutupi sesuatu, hal ini juga akan berdampak buruk. Terutama bila menyangkut peran pekerjaanmu.
Cara menghadapi lingkungan kerja yang tidak sehat
Fuller, dalam tulisannya, juga mengingatkan bahwa cara paling penting untuk menangani situasi ini adalah dengan menyadari dan memahami bahwa kamu bukanlah masalah utamanya.
“Lingkungan kerja yang beracun seringkali berawal dari pembiaran oleh manajemen perusahaan. Sehingga para pelakunya dapat melakukan kekerasan dan pola pikir beracun itu akan diwarisi turun temurun,” tuturnya.
Namun kamu juga perlu belajar untuk mengatasinya. Berikut ini ada beberapa langkah yang dapat kamu lakukan agar bisa bertahan di lingkungan kerja tersebut:
- Tetapkan batasan untuk diri
- Tidak membagikan terlalu banyak detail pribadi di tempat kerja
- Menjalin pertemanan di luar pekerjaan
- Temukan satu atau dua rekan kerja yang baik dan dapat mendukung
- Hindari bergosip
- Bersikaplah baik kepada semua orang
- Temukan cara untuk mengalihkan pikiran dari pekerjaan. Misalnya: olahraga, memasak, atau berkebun.
Tidak dapat dipungkiri, lingkungan kerja yang “toxic”, mungkin tidak bisa dihindari karena itu adalah hal yang berada di luar kendalimu. Satu-satunya hal yang bisa kamu kendalikan adalah bagaimana caramu dalam mengatasinya.
Ronald E Riggio Ph.D, Profesor dari Leadership and Organizational Psychology Claremont McKenna College Amerika Serikat, juga menyebutkan bahwa perusahaan yang hanya mementingkan uang tanpa melihat kondisi karyawan sangatlah buruk.
“Perusahaan terbaik adalah perusahaan yang benar-benar peduli dengan pekerjaan dan kesejahteraan karyawannya. ” tegasnya.
Sehingga, bila kamu tidak lagi sanggup menghadapi lingkungan pekerjaan yang buruk, ada baiknya untuk berkonsultasi ke psikolog dan mempertimbangkan mencari pekerjaan baru.
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!