Share This Article
Belakangan ini, masyarakat dibuat heboh dengan berita penangkapan para public figure berstatus crazy rich. Sebagian orang langsung menghubungkannya dengan flexing, alias praktik pamer harta atau hidup mewah di media sosial.
Apa sih sebenarnya flexing itu? Apa penyebab seseorang memiliki hobi pamer di media sosial? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Apa itu flexing?
Mengutip dari Cambridge Dictionary, flexing merupakan sebuah upaya untuk menunjukkan bahwa seseorang sangat bangga atau senang terhadap sesuatu yang dimiliki, biasanya dilakukan dengan cara yang sedikit ‘mengganggu’ kenyamanan orang lain.
Istilah flexing sebenarnya juga bisa menggambarkan kondisi seseorang yang memamerkan semua hal yang sebenarnya tidak dimilikinya dengan tujuan mendapat perhatian atau atensi dari orang lain.
Cara seseorang untuk melakukan flexing ada banyak, salah satunya adalah melalui media sosial. Apa pun bisa dipamerkan, misalnya soal kehidupan yang mewah atau harta melimpah. Tak hanya perhatian, salah satu tujuan dari flexing ialah memperoleh pengakuan dari orang lain.
Pamer harta atau flexing di media sosial, normalkah?
Dikutip dari laman Society for Personality and Social Psychology, saat membicarakan soal pamer kekayaan, sebenarnya tidak ada jawaban benar atau salah. Semua tergantung dari perspektif yang kamu miliki.
Menunjukkan kekayaan bisa menjadi sesuatu yang normal jika memang itu adalah sebagai penghargaan atas usaha keras yang telah dilakukan.
Misalnya, sangat normal jika seorang Donald Trump, mantan presiden Amerika Serikat, terlihat mewah pada setiap aktivitasnya, karena hal itu memang sebuah fakta.
Namun, itu tidak serta-merta menjadi tolok ukur yang pasti. Bill Gates misalnya, lebih memilih tampil bersahaja meski kekayaannya tak diragukan lagi.
Semua kembali kepada perspektif. Memamerkan kekayaan mungkin akan dianggap sebagai suatu yang ‘buruk’ jika dinilai dari pandangan nilai atau moral suatu budaya.
Baca juga: Tak Bisa Lepas dari Media Sosial? Awas Kena Sindrom FOMO!
Alasan di balik hobi pamer atau flexing
Ada banyak alasan mengapa seseorang bisa menjadi pribadi yang suka pamer. Menurut Psych Mechanics, ada beberapa faktor utama di balik niat ingin pamer, di antaranya adalah:
1. Butuh pengakuan
Bagi sebagian orang, identitas begitu berharga untuk diketahui oleh publik. Orang itu membutuhkan pengakuan dari orang lain atas kehebatannya. Misalnya, ingin dikenal dan diakui sebagai orang yang kaya dan hidup mewah.
Contoh lainnya, orang dengan intelektual tinggi akan berupaya memperkuat identitasnya sebagai individu yang pintar.
2. Butuh diterima
Beberapa orang mungkin hanya pamer di lingkup pertemanan atau target tertentu, tidak secara terbuka. Misalnya, saat menyukai seseorang, kamu mungkin akan memamerkan kehebatanmu di depannya. Tujuannya, agar kamu bisa mendapat penerimaan.
3. Merasa insecure
Pernahkah kamu merasa insecure terhadap suatu hal lalu berusaha untuk menutupinya dengan berbuat sesuatu? Itulah yang kerap dilakukan oleh sebagian orang yang suka pamer.
Sering kali, seseorang terpaksa menunjukkan ‘keberadaannya’ karena merasa orang lain menganggapnya tidak penting.
4. Sedang ada masalah
Orang yang selalu memamerkan sesuatu, termasuk kekayaannya, secara terus-menerus dan intens tanpa ada hal lain yang dilakukan, bisa jadi ia sedang mengalami masalah serius.
Misalnya, seseorang sedang mengalami kesulitan berbisnis, tapi ingin terlihat dan membuktikan sedang baik-baik saja.
5. Pengalaman masa kecil
Kebiasaan yang dilakukan sejak kecil bisa membentuk sebuah kepribadian ketika sudah dewasa. Jika sejak kecil sudah terbiasa dengan sikap pamer, bukan tidak mungkin saat beranjak dewasa tetap berkepribadian yang sama.
Apa ada hubungannya dengan rasa percaya diri?
Beberapa kalangan menganggap bahwa orang yang kerap pamer sesuatu ke media sosial sebenarnya mempunyai rasa percaya diri yang rendah. Benarkah demikian?
Menurut sebuah penelitian oleh sejumlah ilmuwan dari New York University, seperti dikutip dari Daily Mail, orang yang narsis atau hobi memamerkan sesuatu sebetulnya tidak cukup percaya diri, ada hubungannya dengan insecurity. Nah, pamer adalah cara untuk menutupi hal tersebut.
Nah, itulah ulasan tentang flexing yang belakangan ini menjadi topik paling ramai diperbincangkan. Jadi, apakah kamu termasuk orang yang suka pamer di media sosial?
Pastikan untuk mengecek kesehatan kamu dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.
Sudah punya asuransi kesehatan dari perusahaan tempatmu bekerja? Ayo, manfaatkan layanannya dengan menghubungkan benefit asuransi milikmu ke aplikasi Good Doctor! Klik link ini.