Share This Article
Belakangan ini istilah ghosting ramai menjadi bahan perbincangan. Ghosting sendiri merupakan istilah untuk menggambarkan pemutusan komunikasi terhadap pasangan atau teman.
Tahukah kamu bahwa ghosting bisa memiliki dampak negatif pada seseorang yang terkena ghosting? Bagaimana cara menghadapi ghosting? Simak selengkapnya di sini.
Baca juga: Kenali Good Girl Syndrome, Ketika Bersikap Baik Menjadi Suatu Tuntutan
Apa itu ghosting?
Menurut Very Well Mind, ghosting adalah istilah yang mengacu pada memutuskan kontak secara tiba-tiba dengan seseorang tanpa memberikan penjelasan apapun. Tidak ada panggilan telepon, email, ataupun pesan teks.
Ghosting sendiri saat ini telah menjadi fenomena di dunia kencan modern maupun lingkungan sosial.
Pada dasarnya, istilah ini umumnya merujuk pada hubungan romantis. Namun, secara teknis dapat merujuk pada kasus apapun di mana kontak secara tiba-tiba terhenti, termasuk dalam persahabatan ataupun hubungan keluarga.
Alasan seseorang melakukan ghosting
Alasan seseorang melakukan ghosting dapat dikarenakan keinginan untuk menghindari ketidaknyamanan secara emosional pada diri sendiri. Akan tetapi, ghosting tidak memikirkan bagaimana perasaan orang lain yang ditinggalkan secara tiba-tiba.
Ada beberapa alasan seseorang melakukan ghosting. Dilansir dari Healthline, berikut ini adalah beberapa alasan mengapa seseorang melakukan ghosting.
1. Perasaan takut
Seseorang mungkin saja memutuskan untuk mengakhiri hubungan karena takut mengenal seseorang yang baru atau takut akan reaksi yang ditimbulkan dari pasangan jika ia memutuskan untuk mengakhiri hubungan.
2. Menghindari konflik
Manusia adalah makhluk sosial. Jika hubungan sosial terganggu, ini dapat menimbulkan perasaan yang tidak nyaman.
Akibatnya, seseorang mungkin saja merasa lebih nyaman untuk tidak pernah berkomunikasi atau bertemu kembali dibandingkan dengan menghadapi konflik atau penolakan yang terjadi ketika memutuskan untuk mengakhiri hubungan.
3. Kurangnya konsekuensi
Jika kamu baru saja mengenal seseorang, kamu mungkin saja merasa tidak ada yang dipertaruhkan, misalnya saja karena tidak memiliki teman yang sama atau kesamaan lainnya.
Kamu mungkin saja akan berpikir bahwa hal ini bukanlah masalah besar jika kamu keluar begitu saja dari kehidupan mereka.
4. Self-care
Jika suatu hubungan berdampak negatif pada kehidupan, memutuskan kontak terkadang tampak seperti satu-satunya cara untuk mencari kesejahteraan diri sendiri tanpa merasakan dampak dari perpisahan.
Ghoster (orang yang melakukan ghosting) mungkin saja sebenarnya tidak ingin menyakiti perasaan seseorang atau tidak tahu harus berbuat apa. Ghosting adalah cara pasif untuk menarik diri.
Baca juga: Kenali Cherophobia: Penyebab dan Gejala Sindrom Takut untuk Bahagia
Apa dampak dari ghosting?
Pschology Today mengatakan bahwa ghosting dapat menyebabkan perasaan tidak dihormati atau dihargai. Terlebih lagi jika kamu telah mengenal seseorang tersebut dalam kurun waktu yang lama, ini dapat menjadi lebih traumatis.
Perlu kamu ketahui bahwa penolakan secara sosial dapat mengaktifkan jalur rasa sakit yang sama di otak layaknya rasa sakit fisik. Kondisi ini menyebabkan beberapa tekanan secara psikologis.
Ghosting tidak memberi petunjuk bagaimana seseorang harus bereaksi, sehingga ini menyebabkan seseorang yang terkena ghosting tidak tahu bagaimana harus bereaksi karena ia tidak benar-benar mengetahui apa yang tejadi.
Ghosting dapat menyebabkan seseorang mempertanyakan diri sendiri
Salah satu aspek ghosting yang paling berbahaya adalah bahwa hal tesebut bukan hanya menyebabkan seseorang mempertanyakan kualitas hubungan saja, melainkan juga menyebabkan seseorang mempertanyakan diri sendiri.
Mempertanyakan diri sendiri merupakan hasil dari sistem psikologis dasar untuk memantau status sosial dan menyampaikan kembali informasi tersebut melalui perasaan percaya diri dan harga diri.
Maka dari itu, jika seseorang telah mengalami ghosting untuk kesekian kalinya atau jika kepercayaan dirinya rendah, rasa sakit akibat penolakan dapat menjadi lebih besar, sehingga membutuhkan waktu relatif lebih lama untuk memulihkan perasaan.
Ghosting merupakan bentuk dari silent treatment yang dipandang sebagai bentuk kekejaman emosional. Terlepas dari apapun alasan seseorang melakukan hal tersebut, ini dapat meninggalkan luka secara psikologis.
Bagaimana cara menghadapi ghosting?
Berikut ini adalah beberapa cara untuk menghadapi serta memulihkan diri akibat ghosting.
1. Jangan menyalahkan diri sendiri
Setelah seseorang menghilang secara tiba-tiba, perasaan sedih mungkin saja dirasakan. Karena kamu sulit untuk menemukan penyebabnya dan tidak ada penjelasan apapun yang diberikan, kamu mungkin saja menyalahkan diri sendiri.
Namun yang perlu diingat adalah janganlah menyalahkan diri sendiri dan membuat diri sendiri semakin terluka secara emosional.
2. Melakukan aktivitas positif
Kedua kamu dapat melakukan aktivitas yang membuat kamu senang, seperti melakukan hobi yang kamu sukai dan merawat diri sendiri.
Berdasarkan laman Very Well Mind, beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan bergizi dapat membantu meningkatkan kesehatan mental.
3. Berbagi perasaan pada orang yang kamu percayai
Ghosting dapat menyebabkan kesedihan. Kamu dapat berbagi perasaan yang kamu rasakan pada seseorang yang kamu percayai, seperti teman atau anggota keluarga. Mendapatkan dukungan dari orang yang kamu sayangi dapat membuatmu melihat dari perspektif baru.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!