Share This Article
Cemburu dengan pasangan dapat menimbulkan rasa marah, kesal ataupun sedih. Dalam tahap yang wajar, kamu bisa mengelola rasa cemburu dengan berbagai cara agar tetap terkendali.
Tapi jika rasa cemburu itu sudah berlebihan, bahkan sampai membuat kamu bersikap agresif dan menyudutkan pasangan, hati-hati terkena sindrom Othello. Apakah kamu sudah pernah mendengar tentang sindrom tersebut?
Apa itu sindrom Othello?
Othello syndrome atau sindrom Othello kali pertama ditemukan oleh seorang psikiater bernama John Todd. Bersama dengan rekannya, Kenneth Dewhurst, ia menuliskan tentang sindrom Othello lewat sebuah penelitian berjudul The Othello Syndrome A Study in the Psychopathology of Sexual Jealousy.
Kondisi ini merupakan sindrom yang membuat seseorang merasa cemburu berlebihan dengan pasangannya. Timbul cemburu tidak wajar, hingga muncul delusi dan berpotensi mengakibatkan hal yang buruk.
Othello sendiri diambil dari salah satu naskah drama karya William Shakespeare, yang ditulis di abad ke-18. Othello menikah dengan seorang wanita bernama Desdemona. Kemudian keputusan Othello membuat salah satu bawahannya yang bernama Iago kecewa.
Iago kemudian memperdaya Othello untuk memercayai istrinya berselingkuh dengan bawahannya yang lain, yaitu Cassio. Othello termakan tipu daya Iago dan akhirnya membunuh sang istri.
Kemudian, di akhir kisah Othello mengetahui bahwa Iago telah menipunya. Othello pun akhirnya bunuh diri karena menyesal telah membunuh sang istri.
Gejala sindrom Othello
Sindrom ini membuat seseorang mengalami delusi tentang adanya pengkhianatan yang dilakukan pasangan dan membuatnya cemburu. Orang yang mengalaminya akan menuduh dan mencurigai pasangan berselingkuh.
Karena memercayai adanya perselingkuhan, orang tersebut akan mencari bukti dan melakukan interogasi terhadap pasangan. Orang tersebut juga tak segan melakukan tindakan ekstrem.
Dampak buruk sindrom Othello
Sindrom Othello juga dikenal dengan nama lain seperti delusional jealousy, erotic jealousy syndrome, morbid jealousy, othello psychosis atau sexual jealousy.
Sesuai dengan namanya, kecemburuan ini pastinya terjadi di dalam satu hubungan. Dan yang menyedihkan, bahwa kondisi ini bukan hanya dapat mengganggu pasangan yang dicurigai berselingkuh. Tetapi juga dapat berakhir menjadi petaka.
Kondisi ini dapat berakhir dengan rusaknya hubungan rumah tangga, bahkan di tahap yang parah bisa menyebabkan pembunuhan pasangan atau bunuh diri.
Kondisi ini lebih sering terjadi pada pria dibanding dengan wanita. Persentasenya, menurut Psychology Today sebesar 60 persen untuk pria dan sisanya untuk wanita.
Penyebab sindrom Othello
Sindrom ini bisa muncul spontan, tetapi bisa juga muncul akibat efek dari adanya kondisi medis tertentu.
Beberapa kondisi yang terkait dengan sindrom Othello di antaranya gangguan saraf otak, epilepsi, penyakit Parkinson, demensia, skizofrenia atau efek samping obat-obatan tertentu.
Meski kali pertama ditemukan oleh seorang psikiater, tetapi di dalam perkembangannya sindrom ini lebih sering diartikan sebagai kondisi medis yang memengaruhi saraf.
Karena itu sindrom ini juga lebih sering disebut gangguan neurologis. Sementara delusi (pikiran atau pandangan yang tidak rasional), tampaknya terkait dengan disfungsi lobus frontal, terutama lobus frontal kanan.
Lobus frontal adalah bagian dari otak yang terletak di bagian depan kepala dan diperkirakan memiliki ukuran sepertiga dari total ukuran otak.
Bagian ini memiliki banyak peran, termasuk pengaturan gerakan, kemampuan bicara, konsentrasi, penalaran, perencanaan, emosi, suasana hati hingga mengendalikan perilaku sosial.
Bagaimana cara mengatasinya?
Mengatasi sindrom Othello bergantung pada penyebabnya. Jika munculnya sindrom karena pengaruh dari skizofrenia, umumnya akan diobati dengan pengobatan dan terapi yang dibutuhkan.
Jika ternyata dilatarbelakangi penyakit saraf, maka akan dilakukan pengobatan yang sesuai. Begitu juga jika terjadi akibat penyakit Parkinson.
Orang yang menjalani pengobatan penyakit Parkinson mungkin mengembangkan kondisi sindrom Othello. Untuk mengatasinya diperlukan konsultasi lebih lanjut dengan dokter ahli.
Fakta penelitian tentang othello syndrome
Dilansir Psychiatry and Clinical Neurosciences, prevalensi sindrom Othello sebesar 1,1 persen pada pasien rawat inap psikiatri. Selain itu, terdapat 7 persen pada pasien dengan gangguan mental neurobiologis.
Dalam satu penelitian, sindrom ini ditemukan sebanyak 0,17 persen dari semua kasus rawat inap pasien psikiatri selama periode 61 tahun. Penelitian yang lebih difokuskan pada pasien yang berusia lebih tua, ternyata hasilnya menunjukkan kasus yang lebih banyak.
Demikian penjelasan tentang sindrom Othello yang bisa terjadi spontan atau karena pengaruh kondisi kesehatan tertentu. Segera konsultasi ke ahlinya jika kamu atau pasangan dicurigai memiliki kondisi ini.
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!