Share This Article
Apakah kamu seorang perokok aktif? Sudah berapa lama kamu merokok? Hmm, sepertinya ini adalah saat yang tepat untuk segera berhenti. Pasalnya selain dapat menyebabkan penyakit jantung dan kanker, ada bukti kuat bahwa merokok dapat meningkatkan risiko terkena demensia (pikun).
Penyakit demensia dapat membuat penderitanya mengalami penurunan fungsi otak. Sehingga penderitanya akan sering lupa, kebingungan, hingga kesulitan melakukan pekerjaan sehari-hari. Nah supaya lebih paham, kenali hubungan merokok dengan risiko penyakit demensia lewat ulasan ini.
Baca Juga: Baca juga: Jangan Tertukar! Ini Perbedaan Demensia, Alzheimer dan Pikun
Kaitan merokok dengan demensia
Memang tidak semua orang yang merokok akan terkena demensia, tetapi berhenti merokok dianggap dapat menurunkan risikonya. Beberapa peneliti memperkirakan bahwa 14 persen kasus demensia di seluruh dunia mungkin disebabkan oleh merokok.
Merokok diketahui meningkatkan risiko masalah pembuluh darah seperti stroke atau perdarahan kecil di otak, yang juga merupakan faktor risiko demensia.
Setidaknya ada dua bentuk demensia yang paling umum terjadi yakni penyakit Alzheimer dan demensia vaskular. Keduanya berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah yang dapat rusak akibat merokok.
Selain itu, racun dalam asap rokok meningkatkan stres oksidatif dan peradangan yang juga dapat memicu penyakit Alzheimer.
Penelitian mengenai risiko demensia pada perokok
Melalui penelitian, ditemukan sejumlah bukti hubungan antara merokok dan demensia. Dilansir dari alzheimers.org.uk, berikut adalah informasi penting yang perlu kamu ketahui:
- Merokok memberikan 30-50 persen peningkatan risiko dari penyakit demensia.
- Ada banyak bahan kimia dan racun yang berbeda dalam asap rokok sehingga tidak jelas mana yang menyebabkan kerusakan.
- Merokok merupakan penyebab utama kematian dini. Banyak perokok yang meninggal bahkan sebelum penyakit demensianya berkembang.
- Banyak faktor risiko gaya hidup untuk demensia sulit dipisahkan. Misalnya, orang yang banyak merokok cenderung minum alkohol juga. Keduanya dapat merupakan faktor risiko lain untuk demensia.
- Para peneliti dalam Laporan Alzheimer Dunia 2014, menemukan bahwa ada peningkatan risiko demensia yang signifikan secara statistik pada perokok saat ini dibandingkan dengan orang yang tidak pernah merokok.
- Merokok merupakan salah satu faktor risiko demensia yang dapat diubah
Apakah jumlah rokok yang dihisap memengaruhi risiko demensia?
Hanya ada empat penelitian dalam World Alzheimer’s Report yang mengamati jumlah antara rokok yang dihisap dengan risiko demensia.
Dua di antaranya memang menunjukkan hubungan antara konsumsi tembakau yang lebih tinggi dan risiko demensia yang lebih tinggi. Namun hingga saat ini buktinya dianggap belum cukup.
Apakah berhenti merokok mengurangi risiko terkena demensia?
Ya, faktanya berhenti merokok memang dapat mengurangi risiko terkena penyakit demensia. Hal ini serupa dengan temuan lain pada dampak dari merokok.
Berhenti merokok dapat menyebabkan penurunan risiko penyakit kardiovaskular, kanker, gangguan kehamilan dan sebagainya.
Kontroversi nikotin dapat menurunkan risiko demensia
Ada beberapa penelitian yang memberi bukti bahwa paparan nikotin yang merupakan salah satu komponen dari asap rokok ternyata bisa menurunkan risiko demensia.
Namun penelitian tersebut masih menjadi kontroversi karena beberapa kegiatannya didanai oleh perusahaan tembakau.
Di sisi lain, penemuan ini mungkin berguna untuk pengembangan obat demensia di masa yang akan datang.
Baca juga:Penyakit Demensia Tidak Bisa Dihindari Tapi Dikurangi Risikonya, Ini Tipsnya
Bagaimana risiko demensia pada perokok pasif?
Perokok pasif telah terbukti meningkatkan risiko kanker, penyakit kardiovaskular, dan berbagai penyakit lainnya. Hingga saat ini, risiko demensia pada perokok pasif belum terbukti secara ilmiah. Namun para peneliti beranggapan risikonya tetap ada.
Selain demensia, ada banyak alasan kesehatan untuk tidak merokok. Mulai dari penyakit jantung, kanker, stroke, hingga gangguan pada kehamilan dan janin. Jadi, perlu diingat, merokok bukan hanya membahayakan diri sendiri, tapi juga orang lain yang ada di sekitarmu.
Namun tidak ada kata terlambat untuk berhenti dan beralih ke pola hidup yang lebih sehat. Bila kamu mengalami kesulitan untuk berhenti, cobalah minta bantuan dokter.
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!