Share This Article
Belakangan ini, media sosial dihebohkan oleh kasus Dhea Regista, wanita asal Yogyakarta yang dituduh menipu kekasihnya demi memenuhi gaya hidup hedonis. Tak ayal, banyak pengguna internet yang akhirnya juga menceritakan kejadian yang sama di kehidupan pribadinya.
Lantas, mengapa seseorang yang punya gaya hidup hedonis cenderung suka berbohong dan menipu? Yuk, simak jawabannya dengan ulasan berikut ini!
Mengenal gaya hidup hedonis
Hedonis adalah seseorang yang berusaha untuk mendapatkan kesenangan secara maksimal dan meminimalkan rasa ketidaknyamanan. Seorang hedonis biasanya mencari kepuasan atas sesuatu, terutama pada hal-hal yang menyenangkan.
Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan gaya hidup menyenangkan. Namun, hal tersebut dapat menimbulkan perilaku kompulsif. Seseorang akan melakukan apa pun agar kesenangan itu bisa tercapai.
Kehidupan para hedonis sendiri kerap dikaitkan dengan kemewahan. Artinya, ada banyak uang yang dibutuhkan untuk mencapai kesenangan yang diinginkan. Hal tersebut yang kemudian dapat memicu beberapa perilaku negatif lainnya.
Dampak hedonis pada kesehatan mental
Mendapatkan kesenangan mungkin dapat menjadi solusi untuk mengatasi berbagai masalah mental, misalnya depresi. Namun, perilaku kompulsif atau berulang terkait gaya hidup hedonisme justru bisa memicu masalah serupa.
Menurut Steve Taylor, Ph.D., dosen psikologi senior di Leeds Beckett University, Inggris, gaya hidup hedonisme sejatinya tidak memberi kepuasan secara permanen.
Faktanya, para selebriti seperti Michael Jackson, Elvis Presley, dan Whitney Houston, justru mengalami masalah mental karena kekayaannya.
Dalam jangka panjang, berusaha menemukan kebahagiaan hanya melalui hedonisme bisa membuat seseorang mengalami ‘kekosongan diri’ dan tidak berarti. Kondisi tersebut dapat meningkatkan berbagai gangguan suasana hati, misalnya stres atau depresi.
Hedonisme dan perilaku negatif
Selain berdampak pada kesehatan mental, gaya hidup hedonisme juga bisa mendorong seseorang untuk melakukan perilaku negatif. Menurut sebuah publikasi, orang dengan gaya hidup hedonis cenderung untuk berbohong atau menipu agar tujuannya tercapai.
Menurut sebuah survei yang melibatkan 1.000 orang di Inggris, sebagian responden mengaku rela melakukan kebohongan demi menutupi rasa gengsi atas perilaku hedonis yang dimilikinya.
Selain memuaskan diri sendiri, mereka ingin menunjukkan kepada orang lain bahwa kehidupannya dipenuhi kesenangan.
Target kebohongan bisa menyasar siapa saja, termasuk pasangan. Bagi pasangan yang sudah menikah, ini tentu bisa menjadi sebuah masalah besar.
Baca juga: 6 Alasan Korban KDRT Memilih Diam & Memaafkan Pelaku
Cara mengenali pasangan berbohong
Menurut penelitian, seseorang hanya mampu mendeteksi kebohongan orang lain sebesar 54 persen. Artinya, jika kamu yakin seseorang telah berbohong, maka peluangnya 50:50 untuk benar. Berikut beberapa tanda yang kerap menunjukkan bahwa seseorang sedang berbohong:
- Menghindari kontak mata, mata melirik ke kanan, atau berpaling saat berbicara
- Menjadi ragu-ragu
- Berbicara tidak jelas
- Bahasa tubuh dan ekspresi wajah tidak sesuai dengan apa yang dikatakan, seperti mengatakan ‘tidak’ tetapi menganggukkan kepala
- Penolakan terus-menerus atas sebuah tuduhan
- Menyilangkan lengan dan kaki
- Perilaku yang berbeda tidak seperti biasanya
- Tidak konsisten terhadap apa yang dikatakan
- Tidak banyak menggunakan kata ganti saat berbicara
- Mengangkat sebagian bahu
- Berkeringat, meski suhu tidak sedang panas
- Menempatkan penghalang seperti meja atau kursi di depan diri sendiri
- Memainkan rambut
- Lebih banyak memberikan informasi secara spesifik dari yang diminta
- Gerak tubuh menjadi kaku
- Gelisah
- Postur tubuh membungkuk saat berbicara
- Menghentikan percakapan dengan jeda berulang seperti ‘hmm’ atau ‘apakah kamu tahu?’
- Menyentuh dagu atau menggosok alis
- Gerakan lengan dan tangan yang tidak wajar
- Fluktuasi suara yang tidak biasa, termasuk pemilihan kata dan struktur kalimatnya
- Enggan untuk menyentuh lawan bicara selama percakapan berlangsung
Apa yang harus dilakukan?
Untuk menghindari dan menyikapi pasangan yang sedang berbohong karena perilaku hedonis, kamu bisa melakukan beberapa hal, seperti:
- Andalkan insting dan intuisi diri sendiri untuk menilai apakah pasanganmu sedang berbohong atau tidak
- Sampaikan kepada pasangan bahwa kamu menghargai sebuah kejujuran
- Berhenti sejenak untuk berpikir sebelum memberikan tanggapan terhadap apa yang dikatakan pasangan
- Ajukan pertanyaan langsung tentang apa yang dikatakan pasanganmu, lalu mintalah untuk mengulangi ceritanya. Perhatikan urutan kronologisnya, karena seorang pembohong akan sulit mengulangi detail yang telah disampaikan
Nah, itulah ulasan tentang gaya hidup hedonis dan dampaknya pada kesehatan mental dan perilaku negatif. Untuk menghindari perselisihan, utamakan kejujuran pada pasangan, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!