Share This Article
Saat ditanya mengapa kamu rela menghabiskan waktu dan energi untuk mencari pasangan, pasti salah satu jawabannya agar memiliki teman untuk berbagi. Namun apa jadinya jika pasangan yang kamu miliki, mengalami gangguan kepribadian yang disebut narsistik (narsis).
Bukan hanya cenderung menganggap dirinya paling penting, penderita kelainan ini juga seringkali bersikap sensitif terhadap kritik. Lalu apa langkah yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi tipe pasangan seperti ini?
Baca juga: Ssst… Ini 6 Penyebab Perempuan Susah Orgasme saat Berhubungan Seksual
Apa itu gangguan kepribadian narsistik
Dilansir dari Mayoclinic, gangguan kepribadian narsistik adalah salah satu kelainan mental. Penderitanya akan menganggap dirinya paling penting, dan memiliki kebutuhan mendalam akan rasa kagum dari orang lain.
Meski terlihat sangat percaya diri, namun di balik itu sebenarnya ia memiliki harga diri yang rapuh, dan rentan terhadap kritik sekecil apa pun.
Berhubungan dengan penderita gangguan ini, biasanya akan banyak dibumbui masalah akibat kurangnya empati terhadap orang lain.
Cara menghadapi pasangan yang mengalami gangguan narsistik
Terkadang saat kamu sudah terlanjur menikah dengan pasangan yang narsistik, meninggalkannya bukan menjadi sebuah pilihan yang mudah untuk dilakukan.
Ada kalanya kamu harus bertahan, dan mencari cara untuk menghadapi pasanganmu tanpa harus membuat dirimu merasa tertekan.
Menurut ProPsychcentral, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan jika dihadapkan dalam situasi seperti ini, beberapa di antaranya adalah:
Pelajari kembali pribadinya yang narsistik
Ini adalah kunci utama bertahan hidup dengan pasangan yang mengalami gangguan narsistik. Semakin banyak informasi yang kamu peroleh, maka kamu akan semakin memahami bagaimana respons terbaik menghadapinya dalam situasi apapun.
Jadi cari tahu mulai dari bagaimana emosinya terbangun, cara dia menghadapi sebuah argumen, sampai kebiasaan-kebiasaan kecil lainnya.
Dengan begitu diharapkan kamu dapat mampu mengembalikan keseimbangan emosi yang terkuras, akibat berhadapan dengan pasangan yang narsistik setiap hari.
Baca juga: Benarkah Virus Corona Bisa Menyerang Usus Meski Hasil Tes Paru-paru Negatif?
Berhenti fokus pada dirinya
Ketika seseorang dengan kelainan kepribadian narsistik berada di sekitarmu, tanpa sadar seluruh perhatian akan terpusat kepadanya.
Bahkan pada awalnya mungkin kamu sampai rela mengesampingkan kebutuhanmu sendiri demi memuaskan keinginannya untuk diperhatikan.
Jika ini dibiarkan berlarut-larut, kamu akan mengalami kesulitan karena pada dasarnya kepuasan dia terhadap rasa kagum dari orang lain tak akan pernah cukup.
Agar hal ini tidak terjadi, kamu harus berhenti fokus pada dirinya dan coba ambil alih kendali secara perlahan-lahan. Ingat, kamu juga berharga dan butuh perhatian. Jadi tak ada salahnya mengingatkan dirimu secara rutin mengenai hal ini.
Jangan takut untuk mengingatkan
Sebagian besar orang narsistik bangga dengan narsisme yang ada pada mereka. Bahkan tak jarang ada juga yang menganggapnya sebagai sebuah kelebihan.
Apabila ternyata mengutarakan ketidaknyamanan yang kamu rasakan padanya tidak berhasil. Kamu bisa perlahan-lahan mengingatkannya kalau kepribadiannya itu bisa mengganggu, bahkan menyakiti dirimu.
Ingat, sesekali mengucapkan kalimat semacam, “Hati-hati narsisnya nanti muncul lagi, lho” dengan nada yang lembut bisa sangat efektif menumbuhkan rasa saling percaya dalam hubungan di antara kalian.
Baca juga: Jangan Bingung, Begini Cara Menghilangkan Flek Hitam yang Aman dan Efektif
Sesekali turuti egonya
Agar bisa berkembang, seorang penderita narsistik membutuhkan asupan perhatian, kasih sayang, afeksi, dan pujian setiap hari.
Sebenarnya sesekali tak ada salahnya untuk berkata, “kamu pintar sekali dalam bidang ini”, atau “kamu terlihat bagus” dalam kesempatan tertentu.
Cara ini bisa kamu terapkan agar membuatnya melihat sisi positif dalam dirinya. Jangan lupa untuk melakukannya dengan tulus dan tanpa agenda lain.
Atur ulang harapanmu
Meski di satu sisi orang narsistik sangat mengharapkan simpati untuk diri mereka sendiri, namun di saat yang sama justru mereka tidak bisa memberikan hal yang sama untuk orang lain.
Inilah yang membuat penderita narsistik dikenal kurang memiliki empati terhadap orang lain. Tak heran jika hal ini menjadi penghalang bagi kebanyakan orang untuk berhubungan dengannya.
Mungkin kamu pun jadi lebih ingin menjaga jarak dan membatasi keintiman. Untuk mengatasinya, kamu bisa mengatur ulang harapan tentang kasih sayang dan sejenisnya pada dirinya. Ini akan membantu kamu terhindar dari rasa kecewa.
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.