Share This Article
Mati rasa secara emosional, atau kurangnya emosi secara umum, dapat menjadi gejala dari beberapa kondisi medis yang berbeda atau efek samping dari beberapa obat. Hal ini dapat menyebabkan rasa isolasi atau keterputusan emosional diri terhadap dunia luar.
Mati rasa bisa jadi tak tertahankan bagi banyak orang yang mengalaminya. Jika kamu mengalami mati rasa secara emosional, kondisi ini lebih sering disebut sebagai emotional numbness.
Apa itu emotional numbness?
Melansir penjelasan dari laman Verywell Mind, emotional numbness adalah proses mental dan emosional untuk menutup perasaan dan mungkin dialami sebagai defisit respons atau reaktivitas emosional.
Seringkali, kondisi mati rasa emosional ini menghasilkan pembatasan sementara dalam kapasitas untuk merasakan atau mengekspresikan emosi yang dialami oleh seseorang.
Emotional numbness ini sama saja kamu mematikan perasaan dan hal itu juga mematikan kemampuan untuk merasakan kesenangan, terlibat dalam interaksi positif dan aktivitas sosial, hingga mengganggu keterbukaan untuk keintiman, minat sosial, serta keterampilan memecahkan masalah.
Apa yang menyebabkan emotional numbness?
Ada sejumlah hal berbeda yang dapat menyebabkan kondisi emotional numbness terjadi pada seseorang. Depresi dan kecemasan adalah dua penyebab paling umum.
1. Tingkat stres berlebihan
Tingkat stres atau kegugupan akut yang meningkat parah juga dapat memicu perasaan mati rasa emosional. Gangguan stres pasca-trauma, yang dapat dikaitkan dengan depresi dan kecemasan, juga dapat menyebabkan kamu merasa mati rasa.
2. Konsumsi obat-obatan
Beberapa obat yang kamu konsumsi pun juga dapat menyebabkan mati rasa. Penyebab paling umum adalah obat yang digunakan untuk mengobati kecemasan dan depresi.
Obat-obatan ini dapat memengaruhi bagaimana otak memproses suasana hati dan emosi sehingga menimbulkan kondisi emotional numbness.
Ada beberapa cara mati rasa emosional ini dapat terjadi. Hormon stres dapat membanjiri sistem dan menyebabkan berbagai reaksi di dalam tubuh sehingga menyebabkan mati rasa emosional.
Misalnya, hormon stres dapat memengaruhi sistem limbik. Sistem limbik terletak di dekat pusat otak dan bertanggung jawab atas emosi yang kamu rasakan. Hormon stres juga dapat memengaruhi hormon lain dalam tubuh yang pada gilirannya dapat memengaruhi suasana hati.
Dalam beberapa kasus, tubuh bisa menjadi sangat stres sehingga menjadi lelah secara emosional dan fisik. Penipisan energi emosional dan fisik dapat menciptakan mati rasa emosional.
Pandemi COVID-19 juga bisa jadi pemicu timbulnya kondisi emotional numbness
Menurut penjelasan dari laman Harvard Health Publishing, pandemi COVID-19 ini tentu membuat banyak orang terkejut dan takut, bahkan kehidupan sehari-hari mengalami perubahan yang cukup drastis.
Rutinitas tidak menentu, karena ketidakpastian besar yang pada awalnya berkembang menjadi harapan bahwa setahun kemudian akan kembali normal.
Namun, orang tidak hanya terus menghadapi ketidakpastian, tetapi banyak orang juga telah mencapai puncak kelelahan, kepasrahan, dan kesedihan. Banyak orang hidup melalui masa pandemi yang semakin meluas, kerusuhan sosial dan politik, hingga keretakan ekonomi.
Selama masa ketidakpastian tersebut, masing-masing orang akan mengalami ketakutan tersendiri. Otomatis perasaan takut tersebut yang sudah lama tidak dirasakan akan mulai dapat muncul kembali, sehingga menyebabkan stres tingkat rendah atau kecemasan besar.
Jutaan orang saat ini lebih banyak menghabiskan waktu di rumah akibat pandemi COVID-19, sehingga beralih melakukan seluruh aktivitas secara virtual menggunakan ponsel dan laptop.
Bahkan banyak juga yang menonton TV di waktu luang sehingga membuat mereka mendapatkan pemberitahuan harian tentang berita traumatis. Peringatan instan ini menawarkan sedikit ruang untuk pencernaan dan refleksi diri sendiri.
Kombinasi berbahaya antara kecepatan pemberitaan tersebut dan trauma yang kamu alami setiap harinya dapat menyerang sistem saraf, membuat banyak orang kewalahan sampai terlalu mati rasa. Kondisi emotional numbness pun perlahan akan kamu rasakan.
Baca juga: Mengatasi Empathy Fatigue: Jenuh dan Lelah Berempati di Masa Pandemi
Cara mengatasi emotional numbness
Terlepas dari bagaimana rasanya, kondisi emotional numbness sebenarnya tidak permanen dan bisa diobati.
Langkah pertama dalam mengobati emotional numbness adalah mengidentifikasi dan mengobati penyebab yang mendasarinya. Dokter dapat membantu dengan cara ini, meskipun mereka mungkin merujuk ke terapis atau psikiater. Berikut ini beberapa cara mengatasinya:
1. Hubungi psikiater
Saat mulai merasa hampa dan mati rasa kamu bisa menghubungi psikiater dan berkonsultasi. Para dokter akan memberikan saran terbaik yang bisa dilakukan serta obat untuk meredakan kecemasan.
Pengobatan yang dilakukan tentunya akan membantu kamu kembali mendapatkan perasaan emosional yang sempat hilang.
2. Kurangi kadar stres
Stres merupakan faktor yang berkontribusi besar terhadap penyebab emotional numbness.
Meminimalkan stres yang kamu alami atau meningkatkan cara mengelolanya dapat berdampak positif bagi tubuh, mengurangi hormon stres, dan membantu mendapatkan kembali perasaan emosional. Kurangi stres dalam hidup, dan latih teknik penghilang stres.
3. Belajar mengidentifikasi dan mengekspresikan emosi diri sendiri
Bagi kamu yang telah mati rasa secara emosional untuk waktu lama, mungkin sulit untuk mengidentifikasi atau memproses emosi yang berbeda. Mulailah untuk kembali mengenali emosi yang muncul saat berhubungan dengan orang lain.
Lalu, perlahan-lahan gunakan emosi yang tepat untuk menyatakan perasaan. Jika memang diperlukan, mintalah bantuan kepada dokter untuk melakukannya.
Selain beberapa cara di atas, kamu juga bisa imbangi dengan tidur yang cukup, rutin olahraga, dan mulai mengatur pola makan.
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!