Share This Article
Pernahkah kamu membalas pesan di ponsel saat sedang tidur? Bisa jadi hal tersebut adalah tanda dari sleep texting, salah satu gangguan tidur yang dapat membuatmu melakukan sesuatu ketika sudah terlelap.
Lantas, apa sebenarnya sleep texting itu? Mengapa bisa terjadi? Bagaimana cara mengatasinya? Yuk, cari tahu jawabannya dengan ulasan berikut ini!
Apa itu sleep texting?
Sleep texting adalah kondisi ketika kamu menggunakan ponsel untuk mengirim pesan teks saat masih tertidur. Sering kali, teks yang dikirim merupakan respons atau balasan dari pesan yang telah diterima sebelumnya.
Dikutip dari Healthline, meski terdengar mustahil, nyatanya tidak sedikit orang yang bisa membalas pesan meski sedang tidur.
Seseorang mungkin akan mengalami sleep texting karena beberapa alasan, salah satunya akses yang sangat mudah untuk menjangkau ponsel. Sleep texting biasanya terjadi setelah seseorang mendengar bunyi pemberitahuan tanda ada pesan masuk.
Sayangnya, selama tertidur, kamu mungkin tidak begitu ‘terampil’ dalam mengetik pesan seperti yang dilakukan pada siang hari. Hasilnya, teks yang diketik bisa saja salah eja atau berantakan dalam struktur kalimatnya.
Penyebab sleep texting
Sebagian orang mampu melakukan berbagai perilaku selama tidur, misalnya berjalan, berbicara, bahkan membalas pesan teks. Dalam dunia medis, perilaku-perilaku itu disebut dengan parasomnia.
Parasomnia sendiri dikaitkan dengan mimpi atau siklus tidur yang tidak normal. Pada satu tahapan seperti rapid eye movement (REM) misalnya, seseorang akan sangat nyenyak dalam tidur dalamnya, sehingga tak menyadari apa yang terjadi di sekelilingnya.
Nah, orang yang mengalami gangguan atau sulit mencapai tahapan REM biasanya kerap mengalami parasomnia. Meski bisa membalas pesan, bukan berarti orang itu punya kendali penuh terhadap dirinya sendiri, tapi hanya setengah sadar.
Saat mengalami parasomnia, bagian otak yang mengontrol gerakan dan koordinasi tubuh ‘dihidupkan’. Namun, bagian otak yang mengontrol fungsi memori dan rasionalitas ‘dimatikan’.
Baca juga: Seks Bisa Bikin Tidur Lebih Nyenyak dan Pulas, Benarkah?
Faktor risiko sleep texting
Seperti yang telah dijelaskan, otak yang belum sepenuhnya dalam mode tidur bisa membuat seseorang mengalami parasomnia, termasuk membalas pesan teks. Ada beberapa faktor yang bisa memicu hal tersebut, yaitu:
- Stres: Saat mengalami stres atau banyak tekanan pikiran, seseorang akan mudah gelisah. Hal tersebut memengaruhi kinerja otak dan berdampak pada tidurmu.
- Aktivitas berlebihan di siang hari: Kesibukan di siang hari bisa membuat otak tetap bekerja dan tidak sepenuhnya beristirahat saat kamu tidur, dapat memengaruhi pikiran bawah sadar.
- Kurang tidur: Orang yang kurang tidur sangat rentan mengalami parasomnia. Suara dan rangsangan dari luar lebih mudah mengganggu tidur.
- Genetik: Gangguan parasomnia (tidak hanya sleep texting) bisa disebabkan oleh faktor keturunan.
Gejala dan tanda sleep texting
Ada banyak tanda atau contoh yang berbeda di mana sleep texing bisa terjadi. Hal yang paling umum adalah setelah ada bunyi pemberitahuan pesan masuk di ponsel, membuatmu beranjak dan mengecek serta membalasnya seperti di siang hari.
Contoh lainnya, kamu bisa saja melakukan sleep texting karena mimpi. Saat tidur, kamu bermimpi sedang menggunakan ponsel dan mendapat pesan teks. Namun, respons yang diberikan tubuh dilakukan secara nyata di luar mimpi, yaitu meraih ponsel dan mengetik pesan.
Di sisi lain, mengirim pesan teks saat tidur mungkin sudah menjadi kebiasaan, terlepas dari adanya bunyi pemberitahuan atau tidak. Dengan kebiasaan tersebut, tubuh akan ikut melakukannya meski dalam kondisi setengah sadar.
Baca juga: Social Media Detox Kian Populer, Ini 4 Manfaatnya untuk Kesehatan Mental
Bagaimana cara mengatasinya?
Sleep texting bukanlah masalah serius. Hal yang bisa kamu lakukan adalah dengan mencegahnya. Misalnya, jika sudah waktunya tidur, usahakan untuk:
- Matikan ponsel atau atur dalam setelan mode malam
- Nonaktifkan suara atau bunyi notifikasi
- Tempatkan ponsel di lokasi yang jauh agar sulit untuk dijangkau
- Hindari penggunaan ponsel beberapa jam sebelum tidur
Bukan hanya sleep texting, meletakkan perangkat teknologi atau gadget di kamar dapat memengaruhi kualitas dan kuantitas tidur, lho.
Sebuah studi yang terbit di Journal of Clinical Sleep Medicine memaparkan, penggunaan alat teknologi interaktif seperti ponsel dikaitkan dengan sulit tidur dan tidur yang tidak nyenyak. Hal tersebut lebih sering terjadi pada remaja dan orang dewasa muda.
Penelitian lain juga mengungkapkan, pemakaian perangkat elektronik ada hubungannya dengan durasi tidur yang pendek atau lebih lama.
Nah, itulah ulasan tentang sleep texting yang perlu kamu tahu. Meski cenderung tidak berbahaya, ada baiknya lakukan beberapa langkah pencegahan agar kamu punya tidur yang berkualitas, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!