Share This Article
Tema “Remaja Sehat, Bebas Anemia” pada peringatan Hari Gizi Nasional (HGN) ke-61 tahun ini diambil karena Indonesia masih punya pekerjaan rumah terkait masalah gizi. Mulai dari tingginya prevalensi stunting, wasting, obesitas, serta kekurangan zat gizi mikro terutama anemia.
Berdasarkan Riskesdas tahun 2018 prevalensi anemia pada remaja sebesar 32 persen, yang berarti 3-4 dari 10 remaja menderita anemia. Seberapa penting pencegahan anemia pada anak dan remaja?
Serba-serbi anemia pada anak dan remaja
Anemia adalah kondisi di mana jumlah sel darah merah dalam tubuh menjadi terlalu rendah. Sel darah merah membawa hemoglobin, yaitu protein yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Tanpa jumlah yang cukup, oksigen tidak akan sampai ke organ tubuh. Tanpa oksigen yang cukup, organ tidak dapat bekerja secara normal. Dari situs WHO, remaja terutama anak perempuan, sangat rentan terhadap kekurangan zat besi.
Prevalensi tertinggi adalah antara usia 12-15 tahun saat kebutuhan mencapai puncaknya. Di semua negara anggota di kawasan Asia Tenggara, kecuali Thailand, lebih dari 25 persen gadis remaja dilaporkan menderita anemia.
Anemia pada remaja dapat dipengaruhi oleh kebiasaan asupan gizi yang tidak optimal dan kurangnya aktivitas fisik.
Baca Juga : Bukan Cuma Pusing, Ini Ragam Gejala Anemia yang Harus Kamu Waspadai
Upaya pemerintah dalam menekan anemia
Meskipun saat ini lndonesia masih dihadapkan pada situasi pandemi COVID-19, berbagai upaya modifikasi pelayanan kesehatan termasuk pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri diharapkan tetap dapat dilakukan.
Umumnya TTD remaja putri didistribusikan melalui sekolah, namun dengan kebijakan belajar di rumah selama pandemi, pemberian TTD dapat dimodifikasi sesuai kebijakan daerah.
Persoalan gizi remaja tidak dapat diselesaikan oleh bidang kesehatan saja, namun perlu dukungan dan kontribusi lintas program, lintas sektor, profesi dan semua mitra pembangunan.
Peringatan HGN tahun 2021 merupakan momentum penting dalam menggalang kepedulian dan meningkatkan komitmen dari berbagai pihak.
Untuk bersama membangun gizi menuju bangsa sehat berprestasi antara lain melalui edukasi gizi seimbang dan suplementasi Tablet Tambah Darah pada remaja putri.
Baca Juga : Sering Merasa Lelah? Yuk Kenali Beberapa Penyebab Anemia Secara Umum!
Tips cara mencegah anemia pada anak-anak dan remaja
Selain mengikuti program pemerintah dengan mengonsumsi Tablet Tambah Darah, jika kamu masih remaja, kamu juga bisa melakukan langkah mandiri.
Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan para remaja untuk mencegah atau mengatasi anemia!
1. Konsumsi makanan tinggi zat besi
Coba sertakan daging merah tanpa lemak tiga hingga empat kali seminggu dalam menu makan kamu.
Kamu juga bisa menggunakan alternatif sumber zat besi non-haem seperti kacang kering, lentil, buncis, kacang kalengan, daging unggas, ikan, telur, dan kacang-kacangan dan pasta kacang dalam jumlah kecil.
Ini adalah sumber zat besi penting dalam makanan harian anak dan remaja. Jika keluarga mengikuti pola makan vegan atau vegetarian, kamu mungkin perlu mencari nasihat dari ahli diet untuk memastikan kamu memenuhi semua kebutuhan makanan.
Baca Juga : Daftar 7 Buah Penambah Darah untuk Penderita Anemia
2. Jangan lupa konsumsi vitamin C
Vitamin C akan membuat penyerapan zat besi oleh tubuh berjalan lebih baik. Pastikan kamu mengonsumsi berbagai makanan yang kaya vitamin C.
Mulai dari jeruk, lemon, jeruk mandarin, buah beri, buah kiwi, tomat, kubis, capsicum, dan brokoli.
3. Perhatikan gejala diare
Diare kronis dapat menghabiskan simpanan zat besi pada tubuh anak, sedangkan parasit usus seperti cacing dapat menyebabkan kekurangan zat besi.
Apabila kamu memiliki gejala diare kronis, coba ajak orang tua untuk menemui dokter guna melakukan diagnosis dan mencari pengobatan yang cepat.
4. Kurangi kebiasaan memilih-milih makanan berlebihan
Bagi kamu yang picky eater atau pemilih dalam makanan, sebaiknya mulai kurangi kebiasaan ini. Orang yang pemilih dalam hal makanan mungkin berisiko terkena anemia karena asupan yang buruk atau kurangnya variasi makanan yang kamu makan.
Mintalah nasihat dari ahli diet, dokter, atau perawat kesehatan anak tentang cara mengelola makanan kebiasaan kamu dalam pemilih makanan ini.
5. Kurangi minuman berkafein
Ada baiknya kamu mengurangi konsumsi teh dan kopi, ya. Boleh minum kopi atau teh, tapi jumlahnya harus dibatasi.
Sebab konsumsi berlebihan teh dan kopi dapat mengganggu penyerapan zat besi, sehingga membuat kamu rentan mengalami anemia.
Punya pertanyaan lebih lanjut seputar anemia pada anak dan remaja? Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!