Share This Article
Penurunan berat badan yang signifikan tanpa melibatkan proses diet, biasanya terjadi akibat peristiwa yang membuat stres. Misalnya perceraian, pemutusan hubungan kerja, atau kehilangan seseorang yang disayangi.
Jika diakibatkan oleh hal-hal semacam itu, umumnya berat badan akan kembali normal ketika masalah yang dihadapi telah selesai.
Akan tetapi jika terjadi akibat hal lain, seperti ketidakseimbangan hormon, atau penyakit tertentu, maka kamu perlu membaca informasi penting berikut ini.
Baca juga: Kedelai Bisa Bantu Diet Sehatmu, Ini Fakta dan Tips Konsumsinya!
Berapa penurunan berat yang harus menjadi perhatian?
Secara alami berat badan akan selalu naik turun dengan teratur. Namun hal ini menjadi perlu diwaspadai, apabila berlangsung terus-menerus dan tidak terjadi dengan sengaja.
Apalagi jika penurunannya mencapai lebih dari 5 persen dari berat badan kamu selama 6 sampai 12 bulan terakhir.
Kehilangan berat badan sebanyak ini, bisa menjadi tanda malnutrisi, di mana pola makan yang kamu jalani dianggap tidak mengandung jumlah nutrisi yang tepat.
Penyebab berat badan turun drastis tanpa diet
Dilansir dari Mayoclinic, penurunan berat badan yang signifikan tanpa diet, bisa disebabkan oleh banyak hal.
Ada yang berasal dari faktor medis, ada juga yang disebabkan oleh faktor nonmedis. Namun secara umum, beberapa penyebab potensialnya meliputi:
1. Kehilangan otot
Tubuh terbuat dari massa lemak dan massa bebas lemak, yang meliputi otot, tulang, dan air. Jika kamu kehilangan otot, maka secara otomatis kamu akan mengalami penurunan berat badan.
Apabila terjadi secara drastis, ini bisa menyebabkan pengecilan otot yang ditandai adanya anggota tubuh yang terlihat lebih kecil dari yang lainnya.
Ini paling sering terjadi pada orang yang tidak berolahraga, atau hanya terbaring di tempat tidur akibat sakit.
Untuk mengembalikan berat badan menjadi normal, umumnya kamu hanya perlu melakukan olahraga dan mengonsumsi nutrisi yang tepat.
2. Tiroid yang terlalu aktif
Hipertiroidisme, atau tiroid yang terlalu aktif, terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid. Hormon ini sangat berperan dalam mengontrol banyak fungsi tubuh, termasuk metabolisme.
Jika tiroid terlalu aktif, kamu akan membakar kalori dengan sangat cepat meskipun jumlah makananan yang kamu konsumsi cukup banyak. Alhasil, tanpa sadar kamu akan mengalami ‘penurunan berat badan yang tidak disengaja’.
3. Artritis reumatoid
Rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit autoimun yang membuat sistem kekebalan menyerang lapisan sendi sampai menyebabkan peradangan.
Peradangan ini bersifat kronis dan dapat mempercepat metabolisme, sehingga mengurangi berat badan secara keseluruhan.
Sampai dengan saat ini, penyebab pasti RA belum diketahui secara pasti. Akan tetapi para peneliti menyebutkan bahwa ini mungkin terkait dengan:
- Pertambahan usia
- Genetik
- Perubahan hormonal
- Kebiasaan merokok
- Menjadi perokok pasif, dan
- Memiliki berat badan di atas batas normal.
Baca juga: Jangan Sampai Keliru Ya, Begini Cara Diet OCD yang Benar!
4. Diabetes
Penyebab lain penurunan berat badan yang drastis tanpa melakukan diet adalah diabetes tipe 1.
Penyakit ini membuat sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel di pankreas yang membuat insulin. Tanpa insulin, tubuh tidak dapat menggunakan glukosa untuk energi, dan ini menyebabkan kadar glukosa darah menjadi tinggi.
Selama proses ini berlangsung, ginjal akan mengeluarkan glukosa yang tidak terpakai melalui urine. Nah, ketika gula meninggalkan tubuh, kalori yang ada di dalam tubuh pun ikut terbawa serta.
5. Depresi
Kasus penurunan berat badan dalam jumlah banyak padahal tidak sedang diet, juga mungkin merupakan efek samping dari depresi.
Ini adalah gangguan suasana hati yang dicirikan perasaan sedih, kehilangan, atau kekosongan setidaknya selama dua minggu atau lebih.
Depresi memengaruhi bagian otak yang sama dengan yang mengontrol nafsu makan. Jadi tak heran jika gangguan ini dapat menyebabkan nafsu makan yang buruk, dan akhirnya menurunkan berat badan secara drastis.
6. Penyakit radang usus
Penurunan berat badan yang tidak terduga juga mungkin merupakan gejala gangguan inflamasi kronis pada saluran pencernaan. Dua jenis penyakit yang paling umum terjadi adalah penyakit Crohn dan kolitis ulserativa.
Saat kamu mengalami penyakit tersebut, tubuh berada dalam keadaan katabolik, yang berarti terus-menerus menggunakan energi. Penyakit ini juga mengganggu ghrelin, hormon kelaparan, dan leptin, hormon rasa kenyang.
Gangguan terhadap hormon-hormon tersebut bisa mengakibatkan penurunan nafsu makan dan berat badan.
Jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!