Share This Article
Masyarakat Indonesia sebenarnya tidak asing dengan olahan jeroan hewan ternak seperti, ayam, sapi, kambing dan lainnya. Tapi makanan sejenis dari negara lain apalagi sampai viral pasti menggugah lidah untuk mencobanya. Sebut saja daechang makanan khas Korea Selatan (Korsel) yang belakangan viral di sosial media.
Banyak selebgram, artis, hingga masyarakat awam alias netizen yang kemudian ikut-ikutan mencoba olahan dari organ dalam sapi tersebut. Telah lama jeroan dianggap sebagai sumber makanan yang kurang menyehatkan, lalu bagaimana dengan daechang?
BACA JUGA: Gemar Makan Daging Mentah? Awas, Penyakit Ini Mengintai!
Mengenal daechang yang viral
Daechang adalah kuliner khas Korea Selatan yang terbuat dari usus besar hewan ternak umumnya berasal dari sapi. Sebelum diolah bentuknya menyerupai selang air berukuran besar yang berisi gelembung putih yang merupakan lemak.
Di Kosel, jeroan sapi ini diolah dengan cara dipanggang (grill) atau sebagai isian sup dengan kuah yang pedas. Masyarakat lokal Korea Selatan biasanya menyantap daechang dipadu bersama yang, sehingga menu ini kerap disebut sebagai ‘yangdaechang’. Jika daechang berasal dari usus besar, maka yang adalah babat (tripe) sapi.
Yang merupakan bagian babat paling atas dinding lambung sapi. Tidak memiliki rasa yang khusus, yang dinikmati karena teksturnya yang kenyal.
Kembali ke daechang. Memiliki kandungan lemak yang tinggi, membuat daechang dicap sebagai makanan tidak sehat. Tapi justru karena lemaknya tersebut, makanan ini memiliki cita rasa yang luar biasa nikmatnya.
Ketika menyantapnya, kamu akan dikejutkan dengan tekstur lemak yang meleleh di mulut, bahkan saat digigit jangan kaget karena akan banyak minyak yang muncrat keluar dari mulutmu. Tak heran jika daechang dilabeli sebagai guilty pleasure.
Apa saja nutrisi yang terkandung pada daechang?
Seporsi daechang matang dengan takaran kurang lebih 28 gram, memiliki kandungan sebagai berikut:
- 80 kalori
- 1,69 gram (g) karbohidrat (9 persen)
- 3,44 g lemak (40 persen)
- 9,95 g protein (51 persen)
Kandungan nutrisi lainnya dalam daechang yakni:
- 1,15 g lemak jenuh
- 0,18 g lemak tak jenuh ganda
- 1,36 g lemak tak jenuh tunggal
- 0,17 g lemak trans
- 57,8 miligram (mg) sodium
- 35,7 mg potasium
- 133,45 mg kolesterol
- 6,89 persen kalsium
- 3,12 persen besi.
Persentase berdasarkan pola makan 2.000 kalori per hari.
Aktvitas fisik untuk membakar 80 kalori dari daechang
Setelah menyantap seporsi daechang, berikut olahraga yang harus kamu lakukan jika ingin membakar kalori yang disumbang daechang.
- Bersepeda selama 12 menit
- Lari selama delapan menit
- Aktivitas fisik berupa membersihkan rumah selama 29 menit.
Bagaimana dengan babat sapi?
Babat sapi (tripe) juga termasuk jeroan atau organ dalam sapi. Ini merupakan bagian dinding lambung sapi. Ada empat bagian dari dinding lambung sapi yang artinya ada empat jenis babat sapi, yakni rumen atau dikenal sebagai babat handuk, retikulum atau babat sarang lebah, omasum atau babat jarit/buku, dan terakhir abomasum yakni babat buluh.
Ketimbang usus sapi atau daechang, babat lebih dikenal sebagai olahan umum di sejumlah negara di Asia, Eropa, Afrika dan sebagian Amerika. Di Indonesia misalnya, babat umum diolah sebagai isian soto atau dikenal sebagai soto babat, kemudian ada gulai babat, babat gongso dan masih banyak lainnya.
Babat memiliki tekstur yang kenyal dan rasa yang tidak terlalu kuat. Umumnya diolah dengan metode direbus, dikukus, diolah menjadi isian sup atau campuran membuat sosis.
Kandungan nutrisi babat
Nutrisi babat sebenarnya tidak jauh berbeda dengan nutrisi yang dikandung daechang atau usus besar sapi. Pada porsi babat matang kurang lebih 85 gram terkandung:
- Kalori: 80
- Protein: 10 g
- Lemak: 3 g
- Karbohidrat: 2 g
- Serat: 0 g
- Gula: 0 g.
Juga kaya akan mineral:
- Besi
- Potasium
- Magnesium
- Fosfor
- Niacin
- Kolin
- Zinc.
Manfaat kesehatan dari mengonsumsi babat
Memiliki kandungan vitamin dan mineral, jika dikonsumsi dalam jumlah yang tidak berlebihan babat bisa memberikan sejumlah manfaat kesehatan bagi tubuh, seperti:
1.Memberi kekuatan bagi otot dan tulang. Kaya akan protein yang berfungsi membantu tubuh memperbaiki sel yang rusak dan membangun otot.
2.Mencegah anemia. Babat kaya akan vitamin B12 yang berfungsi mencegah anemia atau kekurangan sel darah merah. Sel darah merah sendiri memiliki peran penting membawa oksigen ke seluruh organ tubuh.
3.Membantu menurunkan berat badan. Makanan tinggi protein seperti babat akan mencegah kamu memiliki nafsu makan yang besar. Sehingga ini membantumu mengelola berat badan agar tetap ideal dan mencegah obesitas.
Risiko kesehatan mengonsumsi babat
Selain memiliki manfaat, babat juga memiliki risiko kesehatan apalagi jika dikonsumsi dengan porsi yang berlebihan.
Berikut risiko kesehatan yang bisa ditimbulkan dari kebiasaan mengonsumsi babat:
1.Tinggi kadar kolesterol. Kandungan kolesterol pada babat cukup tinggi, misalnya pada kurang lebih 85 gram babat matang mengandung lebih dari 108 mg kolesterol.
2.Gangguan kesehatan mulut. Babat jika tidak diolah dengan tepat, teksturnya akan tetap kenyal dan bahkan menjadi alot, ini bisa menjadi gangguan bagi orang dengan gigi yang sensitif untuk mengunyahnya.
BACA JUGA: Sering Makan Daging? Awas Kena 7 Gangguan Kesehatan Ini
Sebenarnya mengonsumsi makanan apapun jika jumlahnya berlebihan bisa menyebabkan gangguan kesehatan, tidak terkecuali mengonsumsi jeroan atau organ dalam hewan seperti usus besar dan babat. Jadi perhatikan kembali porsi makan kamu ya.
Sudah punya asuransi kesehatan dari perusahaan tempatmu bekerja? Ayo, manfaatkan layanannya dengan menghubungkan benefit asuransi milikmu ke aplikasi Good Doctor! Klik link ini, ya.