Share This Article
Ada begitu banyak metode diet yang bisa kamu coba dewasa ini, dan salah satunya adalah diet BRAT. Diet yang dulu sering diterapkan untuk mengatasi masalah pencernaan pada anak-anak ini, konon diklaim ampuh mengatasi diare.
Untuk mengenalnya lebih jauh, mari kenali beberapa fakta menarik seputar metode diet yang satu ini.
Baca juga: Kenapa Intermittent Fasting Efektif Turunkan Berat Badan? Ini Faktanya!
Apa itu diet BRAT?
BRAT adalah singkatan dari Bananas, Rice, Apple sauce, dan Toast. Makanan-makanan tersebut adalah makanan hambar, rendah serat dan mudah dicerna.
Dulu diet ini sering direkomendasikan untuk meredakan gejala masalah perut pada anak. Akan tetapi, seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, diet BRAT sudah tidak dianjurkan lagi untuk mengatasi masalah pencernaan.
Alasannya adalah karena menu makanan di dalamnya dianggap tidak memiliki gizi yang seimbang.
Manfaat diet BRAT
Dilansir Medical News Today, manfaat utama yang dituju dalam penerapan diet ini adalah untuk mengatasi masalah pencernaan, dengan mengurangi gejala sakit perut yang meliputi:
Tinja keras
Makanan dalam diet BRAT mengandung zat tepung dan rendah serat, sehingga dapat menyebabkan feses yang encer menjadi lebih mudah terikat.
Sensasi tidak nyaman di perut
Makanannya yang rendah lemak dan protein, diharapkan tidak mengiritasi perut dan memberi tekanan yang cukup pada sistem pencernaan.
Mengurangi rasa mual
Dengan rasanya yang lembut dan baunya tidak menyengat, makanan dalam diet BRAT cenderung tidak menyebabkan mual atau muntah.
Makanan yang diperbolehkan dalam diet BRAT
Dilansir Healthline, kunci dari diet ini adalah makan makanan hambar yang lembut di perut.
Makanan yang dapat diterima untuk dimakan dengan diet BRAT adalah yang rendah serat, dan dapat menghentikan diare dengan mengeraskan tinja.
Beberapa contoh makanannya selain pisang, roti, nasi, dan saus apel, di antaranya adalah:
- Biskuit
- Sereal yang dimasak, seperti oatmeal atau krim gandum
- Jus apel
- Kaldu
- Kentang rebus atau panggang
Dalam diet ini, kamu juga harus menghindari makanan yang ‘tidak hambar’, misalnya:
- Susu dan produk susu
- Apapun yang digoreng, berminyak, berlemak, atau pedas
- Protein, seperti steak, babi, salmon, dan sarden
- Sayuran mentah, termasuk sayuran salad, wortel, brokoli, dan kembang kol
- Buah-buahan asam, seperti beri, anggur, jeruk, lemon, dan jeruk nipis
- Minuman yang sangat panas atau dingin
- Alkohol, kopi, atau minuman lain yang mengandung kafein
Baca juga: Daftar Makanan Rendah Kalori untuk Turunkan Berat Badan, Apa Saja?
Penerapan pola diet BRAT
Diet ini memiliki panduan sendiri untuk jangka waktu 3 hari. Di hari pertama, saat kamu terserang masalah pencernaan, istirahatkan perut dan jangan dulu makan sampai periode muntah dan diare benar-benar berhenti.
Setelah merasa membaik, kamu bisa mulai meminum jus apel atau kaldu ayam untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang. Di hari kedua, mulailah mengikuti diet BRAT, dan jika kondisi kamu sudah mulai membaik lakukan pola makan normal secara perlahan.
Di hari ketiga, kamu bisa memulainya dengan makan telur yang dimasak dengan lembut, buah dan sayuran yang dimasak, atau daging putih, seperti daging ayam.
Apakah diet ini aman?
Menjalani diet BRAT untuk waktu yang terbatas mungkin tidak akan menyebabkan bahaya yang signifikan. Namun, diet ini tidak disarankan dalam jangka panjang karena dapat menyebabkan malnutrisi.
Hal ini disebabkan jenis makanan dalam diet BRAT dianggap mengandung terlalu sedikit kalori dan kekurangan nutrisi penting seperti:
- Protein
- Lemak
- Serat
- Vitamin A
- Vitamin B12
- Kalsium
Hal-hal yang harus diperhatikan tentang diet BRAT
Untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan, dilansir dari Oregon Clinic, terdapat beberapa hal yang harus kamu lakukan saat menjalani diet BRAT:
- Pilih cairan yang mengandung sedikit gula dan garam untuk mencegah dehidrasi, seperti Pedialyte atau jus apel dengan sedikit garam
- Pastikan kamu bersitirahat dengan cukup agar tubuh punya kesempatan untuk pulih dari gejala diare
- Segera berkonsultasi ke dokter apabila kamu mengalami gejala-gejala seperti demam, penurunan berat badan secara drastis, pusing, muncul perasaan ingin pingsan, pendarahan usus, atau sakit perut berkelanjutan
Kesimpulan
Penting untuk diketahui bahwa diet ini tidak didukung oleh penelitian ilmiah. Akan tetapi kamu tetap bisa menjalaninya dalam jangka waktu pendek jika ingin mengatasi masalah pencernaan seperti diare.
Pastikan untuk menjaga asupan cairan pada tubuh dan makan secara normal setelah kondisi perutmu dirasa telah lebih baik dari sebelumnya.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter terpercaya kami melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!