Share This Article
Nasi merupakan makanan yang ‘tidak bisa dilepaskan’ dari warga Indonesia. Sebagian besar masyarakat terbiasa mengonsumsi nasi beserta dengan makanan lain, misalnya saja mi instan.
Hal tersebut dikarenakan jika mengonsumsi makanan tertentu, tidak lengkap rasanya jika tidak disertai dengan nasi.
Tetapi, tahukah kamu bahwa makan mi instan pakai nasi bisa berdampak pada kesehatan? Nah, untuk mengetahui informasi selengkapnya, yuk simak ulasannya di bawah ini.
Baca juga: Agar Tidak Jadi Penyakit, 4 Makanan Ini Harus Disimpan dengan Benar
Dampak makan mi instan pakai nasi untuk kesehatan
Menurut ahli penyakit dalam, Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD, mi dan nasi sama-sama mengandung karbohidrat. Jadi, nilai kalorinya akan sangat tinggi jika dikonsumsi secara bersamaan.
Nah, apabila hal tersebut terlalu sering dilakukan, maka akan memberikan dampak buruk pada kesehatan.
Misalnya saja, di dalam 100 gram nasi putih mengandung sekitar 152 kalori. Sementara itu, satu bungkus mi mengandung sekitar 350 kalori.
Apabila dikonsumsi secara bersamaan, maka asupan kalori yang kita terima dalam satu kali makan sudah mencapai 500 kalori lebih hanya dari mi dan nasi saja. Kalori berlebih dapat akan disimpan sebagai lemak oleh tubuh. Pada gilirannya, hal tersebut dapat memicu obesitas.
Dikutip dari laman Livestrong, kalori ekstra terutama disimpan dalam bentuk trigliserida, yang jika meningkat dapat membahayakan kesehatan jantung. Terlalu banyak trigliserida menumpuk di arteri dapat meningkatkan suatu kondisi yang dikenal sebagai aterosklerosis.
Makanan berkalori tinggi juga biasanya mengandung lemak dan gula yang tinggi. Kandungan tersebut bisa meningkatkan faktor risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung, hingga kanker.
Dampak berbahaya lainnya
Sebagai tambahan, satu bungkus mi instan mengandung sekitar 40 gram karbohidrat. Sementara itu, satu centong nasi putih mengandung 38 karbohidrat. Apabila dikonsumsi secara bersamaan jumlah tersebut juga tergolong tinggi.
Menurut Heart Research Institute, kelebihan asupan karbohidrat dapat menempatkan beban metabolisme yang besar pada tubuh. Karbohidrat juga dapat meningkatkan kadar glukosa tubuh.
Pada gilirannya, hal tersebut dapat menyebabkan penambahan berat badan, kesehatan metabolisme yang buruk, hingga peningkatan risiko penyakit jantung.
Baca juga: Tips Memilih Dressing Salad yang Sehat untuk Diet
Lantas, bagaimana solusinya?
Terkait dengan hal ini pun, dr Ari memberikan penjelasan. Menurutnya, mengonsumsi nasi dan mi secara bersamaan masih bisa dilakukan. Dengan catatan, nilai kalori yang masuk ke dalam tubuh kita tidak berlebihan.
Maka dari itu, mengatur jumlah nutrisi yang masuk ke dalam tubuh kita menjadi sangat penting untuk dilakukan. Perlu diketahui bahwa kebutuhan kalori tiap individu bervariasi, bergantung dari beberapa faktor, seperti usia, jenis kelamin, tinggi badan, hingga tingkat aktivitas fisik.
Misalnya saja, anak-anak, remaja, dan wanita yang aktif beraktivitas atau yang sedang menyusui membutuhkan sekitar 2200 kalori.
Jangan konsumsi mi instan secara berlebihan!
Terlepas dari itu semua, meskipun asupan kalori dalam tubuh tetap terjaga, sangat tidak disarankan untuk mengonsumsi mi instan secara berlebihan atau terlalu sering.
Bukan tanpa alasan, mengonsumsi mi instan secara berlebihan memiliki sejumlah konsekuensi yang serius bagi kesehatan, di antaranya:
1. Mi instan tinggi akan kandungan sodium
Satu porsi mi instan bisa mengandung antara 397-3678 mg sodium per 100 gram porsi atau bahkan lebih. Pada dasarnya, sodium adalah mineral yang penting untuk berfungsinya tubuh dengan baik. Namun, terlalu banyak sodium tidak baik untuk kesehatan.
Salah satu penyumbang sodium terbesar adalah makanan olahan, seperti mi instan. Mengonsumsi terlalu banyak sodium telah dikaitkan dengan peningkatkan risiko kanker perut, penyakit jantung, hingga stroke.
2. Rendah akan kandungan serat dan protein
Di samping hal tersebut, mi instan juga rendah akan kandungan serat dan protein, sehingga ini bukan pilihan yang baik untuk menurunkan berat badan.
Protein sendiri telah terbukti meningkatkan rasa kenyang. Sedangkan, serat dapat bergerak secara perlahan melalui saluran pencernaan, sehingga dapat meningkatkan rasa kenyang.
Nah, mengonsumsi mi instan secara teratur kemungkinan besar tidak akan meningkatkan rasa kenyang. Di sisi lain, diet rendah serat juga dikaitkan dengan peningkatan risiko suatu kondisi tertentu, seperti sembelit, penyakit divertikular, hingga penurunan bakteri usus yang sehat.
3. Kualitas diet yang buruk
Mi instan juga dikatakan telah dikaitkan dengan kualitas diet yang buruk secara keseluruhan.
Dilansir laman Health Plus, sebuah penelitian menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi mi instan mengalami penurunan asupan protein, kalsium, vitamin C, fosfor, zat besi, niasin, dan vitamin A secara signifikan.
Di sisi lain, mereka juga mengalami peningkatan asupan sodium dan kalori. Sebagai informasi, mi instan juga dikatakan rendah akan kandungan nutrisi penting seperti vitamin A, vitamin C, hingga vitamin B12.
Nah, itulah beberapa informasi mengenai dampak mengonsumsi mi instan bersama dengan nasi dan informasi lainnya. Jika kamu memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait dengan hal ini, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, ya.
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!