Share This Article
Pernahkah kamu pernah mendengar pola makan flexitarian? Berbeda dengan vegetarian, pola makan flexitarian masih memperbolehkan kamu untuk mengonsumsi daging.
Flexitarian juga direkomendasikan sebagai kategori diet kedua yang termudah untuk dilakukan pada tahun 2019 oleh oleh US News & World Report.
Bukan hanya itu, penelitian juga menunjukkan bahwa beralih ke pola makan ini dapat memperpanjang usia, lho. Ingin coba?
Apa itu pola makan flexitarian?
Flexitarian merupakan adalah pola makan yang cukup populer bagi orang yang ingin makan secara lebih sehat, tapi tidak sepenuhnya berhenti makan daging layaknya vegetarian.
Flexitarian sendiri merupakan istilah yang dihasilkan gabungan dari kata flexible dan vegetarian. Pola makan ini juga dikenal dengan istilah semi-vegetarian yang dikenalkan oleh Dawn Jackson Blatner, ahli gizi asal Amerika.
Pola makan ini dapat membantu kamu memperoleh manfaat dari makanan nabati layaknya seorang vegetarian, tetapi kamu masih bisa daging dan makanan hewani lainnya dalam jumlah yang dibatasi.
Di samping itu, pola makan ini dapat dikatakan lebih fleksibel dan tidak memiliki aturan jelas soal jumlah kalori dan makronutrien yang harus dikonsumsi.Â
Meski begitu ada beberapa prinsip utama dalam pola makan flexitarian, yakni:
- Perbanyak makan buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian
- Perbanyak makan protein dari tumbuhan daripada hewan
- Makan makanan yang paling sedikit diproses dan paling alami
- Membatasi asupan gula dan pemanis
Secara garis besar, tujuannya dari pola makan ini adalah untuk mengonsumsi lebih banyak makanan nabati yang bergizi dengan sedikit daging.
Baca juga: Mengenal Diet Ornish: Bisa Bantu Turunkan Berat Badan & Cegah Penyakit Serius
Cara menerapkan pola makan flexitarian
Dawn Jackson Blatner, dalam bukunya ‘The Flexitarian Diet’, menjelaskan beberapa tahapan untuk menjalankan pola makan ini:
- Beginner flexitarian. Tahapan ini adalah untuk kamu yang masih pemula. Kamu perlu memulainya dengan tidak makan daging dua hari seminggu. Kemudian di sisa lima harinya, kamu tidak boleh makan lebih dari 26 ons daging.
- Advanced flexitarian. Pada tahapan ini kamu perlu menghindari daging selama tiga hingga empat hari seminggu. Kemudian tidak makan lebih dari 18 ons daging di sisa tiga harinya.
- Expert flexitarian. Pada tahap expert, kamu tidak diperbolehkan makan daging selama lima hari dalam seminggu. Namun kamu boleh makan daging di dua hari sisanya, dengan jumlah maksimal 9 ons.
Perlu diingat, kamu dapat melakukan tahapan tersebut secara acak. Kamu dapat makan daging selama beberapa hari secara berturut-turut ataupun tidak.
Manfaat pola makan flexitarian untuk kesehatan
Faktanya, menerapkan pola makan ini dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuhmu. Berikut penjelasannya:
1. Membantu menurunkan berat badan
Bila kamu ingin menjaga berat badan ideal, pola makan ini rasanya sangat cocok untuk diterapkan. Dengan membatasi jumlah makanan olahan berkalori tinggi dan memperbanyak makanan nabati, berat badan dapat turun dengan lebih mudah.
Penelitian juga membuktikan bahwa orang yang menerapkan pola makan flexitarian dapat menurunkan berat badan lebih banyak daripada mereka yang tidak.
Bahkan penelitian lain menemukan bahwa wanita pascamenopause yang menjalani pola makan flexitarian selama 20 tahun memiliki tubuh yang lebih ideal.
Berat badan, indeks massa tubuh (IMT), dan persentase lemak tubuhnya lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak menjalani pola makan flexitarian.
2. Menurunkan risiko diabetes tipe 2Â
Diabetes tipe 2 merupakan penyakit yang banyak terjadi di berbagai negara, termasuk Indonesia. Penyakit ini memiliki kaitan erat dengan asupan serta pola makan yang dijalani.
Nah, pola makan flexitarian yang berfokus pada makanan nabati diketahui dapat membantu mencegah dan mengelola diabetes tipe 2. Makanan nabati dikenal kaya akan serat, rendah lemak serta gula sehingga baik untuk tubuh.
Berdasarkan penelitian, prevalensi diabetes pada kelompok yang menjalani diet semi vegetarian ini lebih rendah daripada kelompok non-vegetarian, yakni 4,8 persen berbanding 7,6 persen.
3. Menurunkan risiko kanker
Pola makan flexitarian juga telah diteliti dan diketahui dapat membantu mencegah berbagai jenis kanker. Termasuk kanker payudara, kanker prostat, hingga kanker kolorektal (usus besar).
Asupan buah-buahan sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian dan berbagai sumber nutrisi nabati lainnya memiliki kandungan antioksidan yang dapat menurunkan risiko penyakit kanker.
Selain memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, pola makan flexitarian juga tidak memiliki risiko apapun karena tidak mengesampingkan jenis makanan tertentu. Namun kamu tetap perlu memastikan asupan gizi seimbang dengan kebutuhan tubuh, ya.
Jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!