Share This Article
Anoreksia dan bulimia merupakan gangguan makan yang ditandai dengan munculnya rasa cemas terhadap bentuk tubuh. Meski, begitu, ada perbedaan anoreksia dan bulimia yang sangat mendasar.
Perbedaan ini tentang bagaimana pengidapnya menilai makanan itu sendiri. Yuk kenali lagi apa saja perbedaan anoreksia dan bulimia dalam ulasan berikut ini!
Apa itu anoreksia dan bulimia?
Perbedaan anoreksia dan bulimia yang paling mendasar adalah pada penilaian pengidapnya terhadap makanan. Apa itu?
Pengidap anoreksia benar-benar membatasi asupan makanan. Bahkan pada tingkat lanjut, mereka bisa melakukan diet yang sangat ketat. Padahal kebiasaan ini dapat memicu kekurangan gizi dan bahkan kematian.
Sedangkan untuk bulimia, pengidapnya akan cenderung makan dengan porsi berlebih meski menginginkan berat badan yang ideal.
Terdapat 2 jenis bulimia :
- Purging Bulimia. Orang dengan Purging Bulimia akan segera “mengeluarkan” makanan yang sudah dia konsumsi, baik itu dengan rangsang muntah ataupun menggunakan obat-obat pencahar.
- Non Purging Bulimia. Orang dengan Non Purging Bulimia akan melakukan puasa yang ketat dan juga melakukan olahraga yang ekstrim agar tidak mengalami kenaikan berat badan.
Faktor pemicu anoreksia dan bulimia
Sebuah studi yang dilakukan pada 2016 memaparkan bahwa pengidap kedua gangguan makan tersebut cenderung memiliki masalah pada aspek psikologisnya.
Rasa ingin menyenangkan orang lain adalah salah satu faktor pemicunya. Bulimia dan anoreksia bisa terjadi karena:
- Dorongan kuat dari orang tua untuk memiliki tubuh yang ideal
- Pernah memiliki riwayat kegemukan atau obesitas di masa lalu atau remaja
- Memiliki keluarga yang menekankan arti kebugaran
Namun, menurut sebuah publikasi di Perpustakaan Kedokteran Nasional Amerika Serikat, kedua gangguan makan tersebut lebih dipengaruhi oleh:
- Faktor genetik. Kamu mungkin bisa mengidap gangguan makan ini jika ada anggota keluarga atau orang tua yang juga memiliki kondisi serupa. Genetik mewarisi sifat dari kerabat, terutama orang tua
- Gangguan emosi. Orang-orang yang memiliki emosi tak stabil sangat mungkin mengalami gangguan makan ini. Misalnya, depresi, stres, gelisah, dan cemas berlebih. Anoreksia dan bulimia biasanya menjadi pelarian saat emosi sedang tak stabil
- Tekanan sosial. Hidup di era modern yang mana sebagian orang lebih mementingkan fisik dapat memicu terjadinya dua gangguan makan ini. Tak jarang, orang-orang yang berpostur gemuk rentan mendapat tekanan dari sekitar terhadap bentuk tubuhnya
Perbedaan anoreksia dan bulimia dari gejalanya
Meski sama-sama gangguan makan, perbedaan anoreksia dan bulimia yang bisa diamati adalah dari gejalanya. Sebagian besar gejala yang muncul disebabkan oleh dorongan psikologis, yang kemudian menyebabkan gangguan kesehatan lainnya.
1. Gejala pada anoreksia
Bisa dibilang, anoreksia merupakan gangguan yang memiliki tingkatan lebih parah jika dibandingkan bulimia. Citra atau visual badan yang ideal adalah hal yang menyebabkan seseorang bisa mengidap gangguan ini. Gejala-gejalanya bisa berupa:
- Masalah psikologis, seperti stres, cemas berlebih, gelisah, dan mudah marah
- Insomnia atau sulit untuk tidur di malam hari
- Sulit buang air besar atau sembelit, disebabkan oleh kurangnya nutrisi
- Dehirasi yang disebabkan oleh kurangnya cairan
- Pusing yang muncul karena tidak adaa sumber energi
- Mudah lelah dan lemah
- Kulit menjadi kering dan pucat
- Ketidakmampuan tubuh bertahan pada suhu dingin
- Aritmia atau detak jantung tidak teratur
- Pembuluh darah atau otot nampak pada kulit
- Pingsan (gejala terparah)terutama saat tubuh tidak memiliki energi
Baca juga: Sering Diabaikan, Ini Tanda dan Gejala Anoreksia yang Perlu Diketahui
2. Gejala pada bulimia
Beberapa tanda atau gejala yang biasa ditunjukkan oleh pengidap bulimia meliputi:
- Berat badan tidak stabil, terkadang naik signifikan lalu turun drastis
- Mata merah yang disebabkan oleh tekanan otot saat memuntahkan makanan
- Otot-otot mengeras, terutama saat memuntahkan makanan yang telah dimakan
- Lapisan email gigi rusak, disebabkan oleh paparan zat tertentu dari makanan yang dimuntahkan dari dalam tubuh
Perbedaan anoreksia dan bulimia dari perilaku
Perbedaan anoreksia dan bulimia selanjutnya adalah tentang perilakunya. Ini karena cara yang dilakukan untuk mendapatkan tubuh ideal atau menurunkan berat badan juga tidak sama.
1. Perilaku pengidap anoreksia
Seorang pengidap kelainan anoreksia umumnya memiliki kebiasaan untuk menghindari makanan, seperti:
- Sering melewatkan makan, baik sarapan, makan siang, atau makan malam
- Memilih-milih makanan. Biasanya, pengidap anoreksia hanya akan menyantap makanan yang ‘aman’, seperti rendah kalori
- Berbohong kepada orang lain tentang porsi yang telah dimakan
- Memotong makanan di piring menjadi bagian-bagian kecil
- Lebih sering mengenakan pakaian yang longgar, agar tidak memperlihatkan lekuk tubuh
- Menghindar dari aktivitas yang terdapat makanan (jamuan)
- Olahraga ekstrem untuk menurunkan berat badan
Baca juga: Sering Tidak Nafsu Makan? Bisa Jadi Kondisi Ini Penyebabnya!
2. Perilaku pengidap bulimia
Berbeda dengan anoreksia, pengidap bulimia umumnya tidak anti terhadap makanan. Ia akan melahapnya, bahkan dengan porsi berlebih. Tapi setelah itu, ia akan mengeluarkan apa yang telah dimakannya. Perilaku pengidap bulimia cenderung:
- Pergi ke kamar mandi sesegera mungkin setelah makan untuk memuntahkan makanan
- Tidak ingin makan di depan orang lain
- Menjalani olahraga ekstrem, terutama setelah makan makanan tinggi lemak dan kalori
- Menggunakan obat pencahar agar makanan yang telah dimakan bisa keluar melalui buang air besar sesegera mungkin
Nah, itulah perbedaan anoreksia dan bulimia yang perlu kamu tahu. Memiliki tubuh ideal memang menjadi idaman banyak orang. Tapi, tetap perhatikan asupan nutrisi agar terhindar dari gangguan kesehatan lainnya, ya!
Jangan ragu untuk konsultasikan masalah kesehatanmu pada dokter terpercaya di Good Doctor dengan akses layanannya 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!