Share This Article
Terjadinya kelangkaan minyak goreng sawit di pasaran saat ini membuat banyak orang mulai mengganti dengan margarin untuk menggoreng makanan. Namun, sehatkah menggoreng dengan margarin?
Apakah boleh menggoreng makanan dengan margarin?
Pada dasarnya margarin memang bisa menjadi pengganti minyak goreng. Namun, penggunaan margarin untuk menggoreng bukan menjadi pilihan yang tepat. Alasannya karena margarin ini mengandung lemak jenuh ditambah asam lemak trans, yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan.Â
Johanes Chandrawinata selaku ahli nutrisi yang merupakan pakar diet dan gizi klinik di Bandung mengatakan bahwa penggunaan margarin untuk menggoreng makanan bisa berdampak buruk pada kesehatan. Margarin berasal dari minyak sawit yang dipadatkan dengan proses hidrogenasi. Saat proses ini berlangsung terjadi peningkatan asam lemak trans.
Semakin padat margarin, ternyata semakin banyak lemak trans yang dikandungnya. Jadi margarin batangan biasanya memiliki lebih banyak lemak trans. Lemak trans seperti lemak jenuh ini dapat meningkatkan kadar kolesterol darah dan risiko penyakit jantung.
Studi terbaru tentang penggunaan margarin
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa mentega maupun margarin memiliki dampak buruk jika digunakan untuk menggoreng makanan.
Namun, menurut peneliti Cecily Weber dari University of Minnesota School of Public Health, di Minneapolis mengatakan bahwa margarin adalah pilihan yang lebih baik daripada mentega untuk kesehatan jantung.Â
Selain itu, tim peneliti juga menemukan bahwa produk campuran margarin dan mentega mengandung lebih sedikit lemak jenuh dan banyak lemak tak jenuh daripada mentega biasa.
Margarin dapat mengandung berbagai bahan dasar seperti maltodekstrin, lesitin kedelai, dan mono atau digliserida. Selain itu, margarin juga dapat diolah dari minyak zaitun, minyak biji rami, dan minyak ikan dalam proses produksinya.
Tetapi biasanya beberapa produsen margarin akan menambahkan vitamin A dan garam. Beberapa jenis margarin memang hanya digunakan sebagai olesan roti saja, namun kini ada juga yang mulai memanfaatkannya untuk menggoreng atau memanggang.
Pentingnya memilih minyak goreng dengan kualitas baik
Kebanyakan orang menggunakan minyak goreng dalam kehidupan sehari-hari, karena dapat digunakan untuk menyiapkan segala macam hidangan, seperti daging, telur, sayuran, dan hidangan biji-bijian tertentu.
Kebanyakan orang sering fokus hanya pada bagaimana memilih minyak goreng yang sehat. Padahal selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan apakah minyak tersebut masih sehat untuk dikonsumsi setelah memanaskannya selama memasak atau tidak.
Saat dipanaskan pada suhu tinggi, minyak goreng memang tidak lagi stabil dan kandungannya pun mulai rusak. Saat kondisi ini terjadi minyak goreng mulai mengoksidasi dan melepaskan radikal bebas.
Senyawa ini yang dapat menimbulkan dampak negatif pada kesehatan tubuh yaitu berpotensi menyebabkan kerusakan sel hingga membantu perkembangan penyakit. Selanjutnya, minyak yang sudah mencapai titik suhu tertingginya bisa melepaskan zat akrolein.Â
Tak hanya menimbulkan rasa terbakar, zat akrolein ini juga berbahaya bagi paru-paru jika berada di udara. Jadi, sangat penting untuk mempertimbangkan jumlah minyak goreng yang digunakan, karena dapat memengaruhi kualitasnya.
Jenis lemak dalam minyak goreng
Minyak juga memiliki lemak sehat atau tidak sehat. Beberapa minyak memiliki campuran lemak berikut:
- Lemak jenuh, biasanya tidak sehat. Mereka kebanyakan ditemukan dalam produk susu, daging berlemak, atau minyak kelapa dan kelapa sawit.
- Lemak trans, biasanya ada dalam kandungan makanan olahan. Periksa label bahan makanan untuk mengetahui berapa banyak lemak trans dalam makanan kemasan.
- Lemak tak jenuh tunggal yang merupakan lemak sehat.
- Lemak tak jenuh ganda yang mengandung omega-6 dan omega-3 adalah asam lemak sehat.
Perbedaan minyak goreng mentah dan olahan
Minyak goreng yang telah mengalami sedikit pemrosesan ada kemungkinan mengandung partikel sedimen, memiliki penampilan yang lebih keruh, dan ada banyak rasa.
Sedangkan minyak mentah mengandung lebih banyak nutrisi, tetapi juga lebih sensitif terhadap panas dan cepat berbau tengik daripada minyak goreng yang telah diolah. Minyak olahan cenderung memiliki titik asap yang lebih tinggi daripada minyak mentah.
Beberapa minyak olahan diekstraksi menggunakan pelarut kimia, sementara minyak lainnya juga ada yang diekstraksi dengan tanaman atau biji.
Ingatlah bahwa minyak dari sumber yang berbeda dapat sangat bervariasi dalam komposisi nutrisinya, termasuk proporsi dan jenis asam lemak yang dikandungnya. Ini secara signifikan dapat memengaruhi efek kesehatan tubuh.
Baca juga: Minyak Goreng untuk Diet: Ketahui Jenis dan Cara Penggunaannya!
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!
Sudah punya asuransi kesehatan dari perusahaan tempatmu bekerja? Ayo, manfaatkan layanannya dengan menghubungkan benefit asuransi milikmu ke aplikasi Good Doctor! Klik link ini, ya.