Share This Article
Baru-baru ini Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) melarang cara konsumsi susu kental manis (SKM) dengan cara diseduh atau diminum, sebagaimana minuman susu pada umumnya.
Sebab, cara konsumsi seperti itu merupakan kebiasaan yang salah di masyarakat dan harus diubah. Penasaran ingin mengetahui alasannya? Cek ulasan lengkapnya melalui artikel berikut.
Baca juga: Dukung Hari Anak Nasional, Ini 10 Tips Alami Meningkatkan Nafsu Makan Anak
Mengenal susu kental manis
Tak seperti namanya yang menyerupai minuman. Susu kental manis sebenarnya termasuk dalam kategori makanan. Ya, dilansir dari RSU Harapan Ibu, SKM adalah makanan cair dari susu segar yang diuapkan sebagian airnya dan ditambahkan gula sehingga kental.
Cara ini dilakukan untuk memperpanjang daya simpan produk agar tidak mudah rusak dan dapat bertahan lama.
Meski mengandung beberapa nutrisi, SKM tidak cocok jika dijadikan sebagai minuman pengganti susu. Ini biasanya pas untuk dijadikan topping atau penambah rasa.
Kandungan nutrisi Susu Kental Manis
Dilansir dari Healthline, susu kental manis mengandung gula yang cukup tinggi. Namun, karena terbuat dari susu sapi, SKM juga memiliki beberapa nutrisi bermanfaat seperti protein, lemak, vitamin dan mineral.
Susu kental manis bersifat sangat padat energi. Hanya dengan mengonsumsi 2 sendok makan seberat 1 ons atau 30 ml, makanan ini dapat menyediakan:
- Kalori: 90
- Karbohidrat: 15,2 gram
- Lemak: 2,4 gram
- Protein: 2,2 gram
- Kalsium: 8 persen dari Nilai Harian
- Fosfor: 10 persen dari Referensi Asupan Harian (RAH)
- Selenium: 7 persen dari RAH
- Riboflavin (B2): 7 persen dari RAH
- Vitamin B12: 4 persen dari RAH
Larangan BPOM terkait SKM
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM, Rita Endang, dalam dialog bersama Pro 3 RRI, menjelaskan bahwa SKM secara fungsi tidak bisa dikonsumsi untuk menggantikan air susu ibu (ASI).
Sehingga makanan tersebut tidak cocok untuk dikonsumsi bayi sampai berusia 12 bulan. SKM juga tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya sumber gizi. SKM seharusnya digunakan hanya sebagai topping, bukan untuk diseduh.
“Tipikal dari SKM adalah susu yang manis, memang tidak untuk usia anak-anak di bawah 1 tahun. Sudah ada peringatannya, masyarakat yang memang berisiko terhadap kandungan gulanya seharusnya perlu mengoreksi diri,” ujar Rita.
Larangan tersebut sudah dituangkan dalam regulasi peraturan Badan POM nomor 31 tahun 2018 tentang label pangan olahan. Isinya juga memuat penegasan tentang penggunaan SKM yang benar adalah sebagai topping. Misalnya untuk martabak, campuran kopi, minuman cokelat dan lain-lain.
Risiko lain yang bisa timbul dari susu kental manis
Selain tinggi gula, susu kental manis juga memiliki beberapa potensi merugikan di dalamnya, seperti:
1. Tinggi kalori
Tingginya jumlah kalori dalam volume kecil susu kental manis bisa memiliki efek positif atau negatif, tergantung kebutuhan kamu.
Jika kamu sedang mencoba menambah berat badan, ini bisa menjadi asupan yang sangat baik. Tetapi bagi mereka yang mencoba menurunkan berat badan, ini dapat memberikan kalori tambahan yang tidak diperlukan.
2. Tidak cocok untuk orang dengan intoleransi susu atau laktosa
Terbuat dari susu sapi, susu kental manis otomatis mengandung protein susu dan laktosa. Jadi jika kamu memiliki alergi protein susu atau tidak toleran laktosa, maka produk ini tidak cocok untuk dikonsumsi.
Beberapa orang dengan intoleransi laktosa memang ada yang bisa dapat mentolerir sejumlah kecil penyebaran laktosa sepanjang hari. Namun jika terlalu banyak, hal ini bisa membahayakan kesehatan.
3. Rasa yang tidak biasa
Sebagian orang mungkin menikmati rasa manis dan unik dari susu kental manis. Kendati demikian, ada juga yang mungkin tidak terbiasa dengan cita rasa tersebut.
Umumnya yang tidak cocok dengan manisnya SKM juga tidak bisa menjadikannya pengganti susu sapi biasa.
Cara menggunakan SKM sebagai topping
Teksturnya yang kental dan lembut serta rasanya yang manis, menjadikannya bahan ini sangat baik jika dijadikan sebagai topping dalam makanan penutup.
Di Indonesia, selain sebagai topping, SKM juga umum ditambahkan ke kopi baik panas maupun dingin. Kamu bahkan bisa membuat es krim, kue atau bahkan menambahkannya ke semur tertentu untuk membuatnya lebih lembut.
Baca juga: Benarkah susu mentah Lebih Sehat? Ini Penjelasannya!
Pastikan untuk mengecek kesehatan kamu dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.