Share This Article
Demam Korea Selatan terus melanda penjuru dunia. Salah satu yang mendapat perhatian adalah mukbang, alias makan dalam jumlah banyak dan disiarkan secara langsung via internet atau live streaming.
Makan besar dalam satu waktu memang terlihat menggiurkan, apalagi jika makanan yang ditayangkan menggugah selera. Akan tetapi, ada beberapa risiko yang mengintai jika kamu ikut-ikutan, lho!
Baca juga: Stres Bikin Kamu Makan Banyak? Waspadai Binge Eating Disorder!
Apa itu mukbang?
Penelitian di dalam jurnal Culture, Medicine and Psychiatry menyebut mukbang (atau biasa disebut muk-bang atau meokbang) ini merupakan akronim pertunjukan makan dalam bahasa Korea.
Dalam video yang direkam atau disiarkan langsung ini, pembawa acara yang umumnya adalah food vlogger akan menyiapkan dan memperlihatkan makanan dalam jumlah besar yang akan dia santap.
Biasanya, makanan tersebut hanya terdiri dari satu jenis makanan saja dan saat menyantap pembawa acara akan berinteraksi dengan penonton siarannya.
Bahaya makan berlebihan bagi kesehatan
Dikutip dari Healthline, makan yang berlebihan dapat menimbulkan bahaya sebagai berikut:
Meningkatkan lemak tubuh
Terlepas dari beberapa food vlogger yang tidak mengalami peningkatan berat badan walau melakukan mukbang, tapi pada dasarnya makan berlebih bisa meningkatkan lemak tubuh. Apalagi jika kalori yang kamu makan tidak sebanding dengan yang kamu bakar.
Saat kamu makan lebih dari yang kamu habiskan, maka kalori akan menjadi surplus. Kalori yang kelebihan ini akan disimpan tubuh dalam bentuk lemak.
Sebuah penelitian dalam International Journal of Exercise Science menyebut makan berlebihan bisa jadi problem dalam membentuk lemak tubuh yang juga terlalu banyak.
Ini bisa memicu risiko obesitas karena kamu mengonsumsi lebih banyak kalori dari yang dibutuhkan tubuh.
Meningkatkan risiko berbagai penyakit
Seperti disebutkan sebelumnya, makan dalam jumlah besar bisa membuat kamu berisiko obesitas. Nah, obesitas sendiri merupakan kondisi yang membuat kamu rentan terhadap berbagai penyakit.
Penelitian dalam jurnal Circulation menyebutkan bahwa obesitas meningkatkan risiko penyakit jantung dan masalah kesehatan lain, seperti diabetes dan stroke.
Merusak fungsi otak
Makan berlebihan, apalagi yang dilakukan secara berkala, bisa merusak fungsi otak, lho! Obesitas dan kebiasaan makan berlebih ini seringkali berkaitan dengan penurunan kesehatan mental pada orang dewasa.
Penelitian dalam Scandinavian Journal of Psychology menyebut kelebihan berat badan dapat memberikan efek negatif pada daya ingat, dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan normal.
Menimbulkan masalah pencernaan
Makan lebih banyak daripada biasanya dapat menimbulkan rasa tidak nyaman atau mual serta masalah pencernaan. Pada dasarnya, batas atas perut orang dewasa dapat menahan 950 ml isi perut.
Nah, ketika kamu makan dalam jumlah besar dan membuat kapasitas perut mencapai batas atasnya, maka kamu akan merasa mual dan mengalami masalah pencernaan.
Pada kasus yang berat, mual ini dapat memicu muntah yang merupakan mekanisme alami tubuh untuk meringankan tekanan yang dirasakan di perut.
Perut kembung dan timbul gas berlebih
Makan dalam jumlah besar juga bisa membuat sistem pencernaan kaku. Akibatnya, timbul gas berlebih dan kamu menjadi kembung.
Makanan yang menghasilkan gas biasanya adalah yang pedas dan mengandung banyak lemak, serta minuman berkarbonasi seperti soda. Kacang-kacangan, beberapa jenis sayuran serta gandum utuh pun bisa menghasilkan gas berlebih.
Nah, terkadang mukbang juga menunjukkan bagaimana food vlogger makan terlalu cepat. Sementara, artikel yang diterbitkan National Health Service (NHS) menyebut makan terlalu cepat dan dalam jumlah besar juga bisa menghasilkan dampak serupa.
Demikianlah berbagai penjelasan tentang mukbang dan risikonya yang bisa menimpa kamu jika makan terlalu banyak dalam satu waktu. Selalu praktikkan kebiasaan yang menyehatkan, ya!
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.