Share This Article
Baru-baru ini banyak orang di media sosial TikTok sedang ramai menunjukkan kehebatan makan garam tanpa menampilkan ekspresi. Namun perlu kamu ketahui, bahwa tantangan makan garam berlebihan ini ternyata berbahaya bagi kesehatan tubuh lho. Simak penjelasannya yuk.
Kandungan garam dan fungsinya
Melansir penjelasan dari laman Healthline, garam juga disebut natrium klorida (NaCl) yang terdiri dari 40 persen sodium dan 60 persen klorida. Garam biasanya digunakan untuk menambah rasa pada makanan atau mengawetkannya.
Sodium adalah mineral penting untuk fungsi otot dan saraf yang optimal. Bersama dengan klorida, ini juga membantu tubuh menjaga keseimbangan air dan mineral yang tepat.
Namun, terlepas dari fungsinya yang esensial, mengonsumsi terlalu banyak garam dapat menimbulkan efek yang membahayakan bagi tubuh, baik dalam jangka pendek maupun panjang.
Baca Juga: Benarkah Manfaat Garam Himalaya Lebih Baik dari Garam Biasa?
Efek samping jangka pendek konsumsi garam berlebihan
Makan terlalu banyak garam sekaligus, baik dalam sekali makan atau dalam sehari, dapat memiliki beberapa konsekuensi jangka pendek. Berikut beberapa efek samping jangka pendek yang akan kamu alami:Â
Kembung
Pertama, kamu akan merasa lebih kembung atau tubuh seperti bengkak. Kondisi ini terjadi karena ginjal ingin mempertahankan rasio natrium air tertentu dalam tubuh. Untuk melakukannya, mereka menahan air ekstra untuk mengimbangi natrium ekstra yang telah kamu makan.
Peningkatan retensi air ini dapat menyebabkan pembengkakan, terutama di tangan dan kaki, hingga dapat menyebabkan berat badan bertambah dari biasanya.
Peningkatan tekanan darah
Makanan yang mengandung banyak garam juga dapat menyebabkan volume darah yang lebih besar mengalir melalui pembuluh darah dan arteri.
Hal ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah untuk sementara waktu. Meskipun demikian, tidak semua orang mengalami efek ini.
Kepekaan seseorang terhadap garam diperkirakan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti genetika dan hormon. Selain itu, penuaan dan obesitas juga dapat memperkuat efek peningkatan tekanan darah dari diet tinggi garam.
Merasa haus yang intens
Konsumsi makanan asin atau garam secara berlebihan juga bisa menyebabkan mulut kering atau merasa sangat haus. Kondisi ini pun akan mendorong kamu untuk minum di mana tubuh mencoba untuk memperbaiki rasio natrium air.
Peningkatan asupan cairan yang diakibatkan konsumsi garam dapat menyebabkan kamu buang air kecil lebih banyak dari biasanya.
Di sisi lain, gagal minum cairan setelah mengonsumsi garam dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kadar natrium tubuh naik di atas tingkat yang aman. Ini mengakibatkan kondisi yang dikenal sebagai hipernatremia.
Hipernatremia dapat menyebabkan air keluar dari sel-sel dan masuk ke dalam darah, sebagai upaya untuk mengencerkan kelebihan natrium. Jika tidak ditangani, perpindahan cairan ini dapat menyebabkan kebingungan, kejang, koma, dan bahkan kematian.
Gejala hipernatremia lainnya termasuk kegelisahan, kesulitan bernapas dan tidur, dan penurunan buang air kecil.
Efek samping jangka panjang konsumsi garam berlebihan
Makan terlalu banyak garam dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan seperti berikut ini:
Meningkatkan risiko kanker perut
Beberapa penelitian mengaitkan diet tinggi garam dengan risiko kanker perut yang lebih tinggi.
Hal itu terungkap dalam tinjauan yang melibatkan lebih 268.000 peserta. Mereka dengan asupan garam rata-rata 3 gram per hari mungkin memiliki risiko kanker perut hingga 68 persen lebih tinggi daripada mereka yang konsumsi rata-rata 1 gram per hari.
Studi lain lebih lanjut menunjukkan bahwa orang dengan asupan garam tinggi mungkin memiliki risiko kanker perut dua kali lebih tinggi daripada mereka yang asupannya lebih rendah.
Mekanisme di balik efek garam pada kanker perut belum sepenuhnya dipahami. Namun, para ahli percaya bahwa diet kaya garam dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap kanker perut yang menyebabkan maag atau radang selaput perut.
Risiko penyakit jantung dan kematian dini
Beberapa penelitian, menunjukkan bahwa asupan garam yang tinggi menyebabkan peningkatan tekanan darah dan pengerasan pembuluh darah serta arteri. Perubahan ini dapat menyebabkan risiko penyakit jantung dan kematian dini yang lebih tinggi.
Diketahui bahwa peserta yang mengonsumsi kurang dari 5,8 gram garam per hari memiliki tingkat kematian terendah, sedangkan mereka yang mengonsumsi lebih dari 15 gram garam per hari memiliki tingkat kematian tertinggi.
Baca juga: Benarkah Diet Garam Bisa Jaga Imunitas di Tengah Pandemi?
Cara mengatasi jika mengonsumsi garam berlebihan
Ada beberapa cara untuk membantu tubuh mengimbangi makanan yang mengandung tinggi garam.
- Pertama, pastikan minum air dalam jumlah yang cukup untuk membantu tubuh mendapatkan kembali rasio natrium-air yang diinginkan.
- Kamu juga bisa mencoba mengonsumsi makanan yang kaya kalium, seperti buah-buahan, sayuran, polong-polongan, kacang-kacangan, biji-bijian, dan produk susu. Bersama dengan natrium, kalium adalah nutrisi yang memainkan peran kunci dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh.
- Diet kaya kalium dapat membantu melawan beberapa efek buruk dari diet kaya natrium. Di sisi lain, diet yang rendah kalium dapat meningkatkan sensitivitas garam seseorang.
- Terakhir, kamu dapat mencoba mengurangi jumlah mengonsumsi garam. Ingatlah bahwa 78-80 persen garam yang kamu makan berasal dari makanan olahan atau makanan restoran.
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!