Share This Article
Aminofilin atau aminophylline merupakan anggota obat-obatan bronkodilator dari teofilin dan etilendiamin. Obat ini sering digunakan untuk mengatasi beberapa gangguan pernapasan.
Berikut informasi selengkapnya mengenai obat aminofilin, manfaat, dosis, cara pakai, serta risiko efek samping yang mungkin terjadi.
Untuk apa obat aminofilin?
Aminofilin adalah obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit obstruksi paru-paru (PPOK) akibat asma, bronkitis, atau emfisema. Biasanya obat ini diberikan sebagai perawatan penyakit paru-paru kronis.
Umumnya obat ini dijumpai sebagai bentuk dihidrat untuk meningkatkan kelarutannya.
Aminofilin telah tersedia sebagai obat generik dengan bentuk sediaan tablet maupun ampul. Umumnya obat ampul diberikan dalam nebulizer, yaitu alat yang mencampurkan obat dengan gas untuk dihirup.
Apa fungsi dan manfaat obat aminofilin?
Aminofilin berfungsi sebagai agen antagonis reseptor adenosin non-selektif yang bekerja dengan menghambat fosfodiesterase. Sifat ini dapat menyebabkan efek bronkodilatasi, meningkatkan detak jantung, dan kontraktilitas paru-paru.
Secara umum, obat ini bekerja lebih pendek dan kurang kuat bila dibandingkan dengan teofilin. Oleh karena itu, aminofilin banyak diberikan untuk mengatasi serangan asma kronis.
Dalam dunia kesehatan, obat ini banyak dimanfaatkan untuk mengatasi masalah pernapasan yang berkaitan dengan kondisi berikut:
1. Asma
Asma adalah kondisi paru-paru kronis di mana saluran pernapasan menjadi menyempit dan meradang. Akibatnya, orang dengan asma dapat mengalami kesulitan bernapas, mengi, berkeringat, dan denyut nadi cepat.
Serangan asma seringkali terjadi tiba-tiba. Saat kambuh, pemberian bronkodilator melalui nebulizer sangat efektif untuk dilakukan.
Bronkodilator akan mengendurkan otot di sekitar saluran pernapasan untuk meningkatkan aliran udara. Obat-obatan ini termasuk albuterol, metaproterenol, dan pirbuterol. Pemberian aminofilin dan teofilin, terutama bentuk tablet diberikan untuk asma kronis (jangka panjang).
Terkadang, pengobatan juga diberikan dari golongan antiinflamasi untuk membantu mengatasi peradangan yang mungkin terjadi. Obat-obatan ini juga dapat mengurangi produksi mukus dan mengurangi penyempitan otot saluran napas.
2. Bronkitis kronis
Bronkitis kronis adalah peradangan bronkus jangka panjang. Orang dengan bronkitis kronis cenderung lebih mudah terkena infeksi paru-paru. Mereka juga dapat mengalami episode bronkitis akut ketika gejalanya memburuk.
Bronkitis kronis tidak disebabkan oleh virus atau bakteri. Sebagian besar ahli sepakat bahwa penyebab utama bronkitis kronis adalah merokok.
Oleh karena itu, penyakit ini umumnya terjadi di kalangan perokok. Polusi udara dan lingkungan kerja juga mungkin dapat berpengaruh, terutama jika kamu seorang perokok.
Gejala penyakit ini dapat menyertai penyakit asma. Hanya saja pada penyakit bronkitis, saluran pernapasan terisi oleh lendir yang kental. Rambut-rambut kecil yang biasanya mengeluarkan dahak dari paru-paru rusak sehingga membuat kamu batuk-batuk.
Perawatan untuk gejala penyakit ini adalah perubahan gaya hidup, terutama menghilangkan kebiasaan merokok. Untuk pengobatan yang direkomendasikan adalah golongan obat bronkodilator, termasuk aminofilin dan teofilin.
Obat-obatan bronkodilator akan mengendurkan saluran napas sehingga membuat kamu lebih mudah bernapas dan meredakan gejala bronkitis. Obat-obatan steroid, seperti methylprednisolone juga bisa ditambahkan untuk mengurangi pembengkakan yang mempersempit saluran napas.
3. Emfisema
Emfisema adalah penyakit paru-paru di mana alveolus (kantung kecil), tempat terjadinya pertukaran oksigen meregang atau pecah. Saat kantung udara yang tipis dan rapuh ini menjadi rusak, paru-paru akan kehilangan elastisitas alaminya.
Penyakit ini termasuk dalam golongan penyakit progresif, artinya akan semakin parah. Biasanya, penyakit ini berkaitan dengan gangguan bronkitis kronis atau penyakit paru obstruktif.
Pengobatan pertama bagi penderita emfisema adalah berhenti merokok jika sedang merokok. Selain itu, terapi obat-obatan dan pembedahan juga dapat dilakukan berdasarkan kondisi klinis pasien.
Terapi pengobatan yang direkomendasikan adalah pemberian agen bronkodilator ditunjang dengan obat steroid. Obat bronkodilator, termasuk teofilin dan aminofilin diberikan untuk tujuan perawatan.
Dalam kasus tiba-tiba, misalnya terdapat asma kambuh yang menyertai emfisema, maka diberikan obat yang bekerja cepat, seperti albuterol (Ventolin), agen antikolinergik, atau ipratropium bromide (Atrovent).
4. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
Penyakit paru obstruktif kronis adalah penyakit paru yang ditandai dengan berkurangnya aliran udara secara terus-menerus. Gejala PPOK akan semakin memburuk dan sesak napas terjadi terus-menerus saat beraktivitas.
Gejala utama COPD termasuk sesak napas, terutama saat kamu beraktivitas, batuk berdahak terus-menerus, infeksi dada, dan mengi.
PPOK terjadi ketika paru-paru meradang, rusak dan saluran napas menyempit. Penyebab utamanya adalah merokok, meski kondisi tersebut terkadang bisa menyerang orang yang belum pernah merokok.
Apabila tidak diobati, gejala penyakit PPOK biasanya akan menjadi semakin buruk. Mungkin juga kamu akan mengalami periode ketika gejala kambuh dan memburuk. Hal ini dikenal sebagai flare-up atau eksaserbasi.
Perawatan pertama untuk penyakit PPOK adalah berhenti merokok, jika kamu merokok. Pengobatan juga dilakukan dengan pemberian obat-obatan untuk membantu mempermudah pernapasan, seperti bronkodilator termasuk aminofilin.
Penggunaan aminofilin telah direkomendasikan untuk pengobatan eksaserbasi penyakit paru obstruktif kronis. Panduan Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease tahun 2019 merekomendasikan aminofilin karena efek samping yang dapat ditoleransi.
Merek dan harga obat aminofilin
Aminofilin telah mendapatkan izin edar untuk penggunaan medis di Indonesia oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Beberapa merek yang telah beredar, seperti:
- Phaminov
- Phyllocontin continus
- Decafil
- Phylocontin
- Erphafillin
Obat ini termasuk dalam golongan obat keras. Kamu harus menyertakan resep dokter untuk mendapatkannya. Beberapa merek obat ini bisa kamu dapatkan di beberapa apotek terdekat. Berikut informasi beberapa merek aminofilin beserta harganya:
Obat generik
- Aminophyllin 200mg capsul. Sediaan kapsul generik yang bisa kamu dapatkan dengan harga Rp320/kapsul.
- Aminophyllin Coronet 200mg tablet. Sediaan tablet generik yang bisa kamu dapatkan dengan harga Rp289/tablet.
- Aminophylline IF 200mg tablet. Sediaan tablet generik yang bisa kamu dapatkan dengan harga Rp310/tablet.
Obat paten
- Erphafillin 200mg tablet. Sediaan tablet mengandung aminofilin 200mg yang bisa kamu dapatkan dengan harga Rp241.329/botol isi 1000 tablet.
- Erphafillin 200mg tablet. Sediaan tablet mengandung aminofilin 200mg yang bisa kamu dapatkan dengan harga Rp24.360/botol isi 100 tablet.
Bagaimana cara minum obat aminofilin?
- Baca aturan minum dan dosis obat yang telah tertera di kemasan resep obat. Jika kamu tidak memahami petunjuk penggunaan, tanyakan pada apoteker atau dokter untuk menjelaskannya.
- Minum obat ini dengan segelas air penuh. Jangan dikunyah, dihancurkan, atau dilarutkan dalam air kecuali dokter yang menyuruh kamu untuk melakukannya.
- Aminofilin sebaiknya diminum dalam keadaan perut kosong, bisa satu jam sebelum atau dua jam setelah makan. Beritahu dokter apabila kamu memiliki gangguan fungsi lambung atau usus.
- Obat ini bisa diminum bersama dengan makanan apabila kamu memiliki gangguan gastrointestinal.
- Minum obat pada waktu yang sama setiap hari untuk menjaga tingkat aminofilin secara konstan dalam darah. Hal ini juga akan membantu kamu mengingat waktu minum obat.
- Kocok bentuk cair obat ini hingga terlarut sebelum digunakan. Untuk memastikan dosis yang tepat, ukur cairan dengan gelas atau sendok pengukur dosis, bukan dengan sendok dapur.
- Jangan beralih ke merek lain atau bentuk sediaan lain dari aminofilin tanpa persetujuan dokter.
- Simpan aminofilin pada suhu kamar jauh dari kelembapan dan panas matahari setelah digunakan.
Berapa dosis obat aminofilin?
Dosis dewasa
Intravena untuk gangguan napas akut
- Pasien yang tidak mendapat pengobatan teofilin dapat diberikan dosis aminofilin injeksi 5mg/kg atau 250-500mg sebagai infus selama 20-30 menit.
- Dosis pemeliharaan: 0,5mg/kg per jam sebagai infus.
- Dosis maksimal: 25mg/menit.
- Pasien yang sudah menerima pengobatan teofilin, pemberian aminofilin harus ditunda sampai kadar teofilin dalam serum darah ditentukan. Namun, jika diperlukan, dapat diberikan dosis 3,1mg/kg.
Sediaan oral untuk gangguan napas kronis
- Dosis awal: 225-450mg.
- Untuk dosis dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan.
Dosis anak
Intravena untuk gangguan napas akut
- Dosis awal dapat diberikan ketentuan yang sama seperti dosis dewasa.
- Dosis pemeliharaan untuk usia 6 bulan sampai 9 tahun adalah 1mg/kg per jam
- Usia 10-16 tahun dapat diberikan dosis 0,8mg/kg per jam.
Sediaan oral untuk gangguan napas kronis
- Berat badan di atas 40 kg dapat diberikan dosis awal 225mg.
- Dosis dapat ditingkatkan menjadi 450mg setelah 1 minggu apabila diperlukan.
Dosis lansia
Intravena untuk gangguan napas akut
Dosis pemeliharaan: 0,3mg/kg per jam.
Sediaan oral untuk gangguan napas kronis
Pengurangan dosis dari dosis lazim dewasa mungkin diperlukan
Apakah aminofilin aman untuk ibu hamil dan menyusui?
U.S. Food and Drug Administration (FDA) memasukkan obat ini dalam golongan obat kategori C.
Studi penelitian pada hewan percobaan telah menunjukkan risiko efek samping yang merugikan pada janin (teratogenik). Namun, belum ada studi terkontrol yang memadai pada wanita hamil. Penggunaan obat dilakukan apabila manfaat obat yang didapat lebih besar dari risikonya.
Obat ini diketahui dapat terserap dalam ASI sehingga tidak disarankan untuk digunakan oleh ibu menyusui.
Selalu konsultasikan lebih dulu dengan dokter sebelum menggunakan obat ini saat kamu sedang hamil atau menyusui.
Apa efek samping obat aminofilin yang mungkin terjadi?
Segera hentikan pengobatan dan hubungi dokter apabila muncul gejala efek samping berikut:
- Reaksi alergi, seperti kesulitan bernapas, tenggorokan tersumbat, pembengkakan pada bibir, lidah, atau wajah, dan gatal-gatal
- Kejang
- Detak jantung meningkat atau tidak teratur
- Mual atau muntah parah.
Efek samping kurang serius juga dapat terjadi, meskipun kamu menggunakan obat pada dosis yang tepat. Konsultasikan dengan dokter apabila gejala efek samping berikut muncul:
- Sedikit mual
- Nafsu makan berkurang
- Penurunan berat badan
- Kegelisahan
- Tremor
- Insomnia
- Sakit kepala
- Pusing.
Peringatan dan perhatian
- Jangan gunakan obat ini apabila kamu memiliki riwayat alergi dengan aminofilin atau obat sejenis seperti teofilin.
- Beritahu dokter sebelum menggunakan obat ini apabila kamu memiliki riwayat kondisi berikut:
- Kejang atau epilepsi
- Sakit maag
- Tekanan darah tinggi
- Penyakit jantung
- Cairan di paru-paru
- Masalah kelenjar tiroid
- Penyakit hati
- Penyakit ginjal.
- Jika kamu berusia di atas 60 tahun, kamu mungkin lebih berisiko mengalami efek samping dari aminofilin. Dokter mungkin akan memberikan dosis yang lebih rendah dari dosis lazim.
- Berhati-hatilah saat mengemudi, mengoperasikan mesin, atau melakukan aktivitas berbahaya lainnya. Aminofilin dapat menyebabkan pusing dan mengantuk. Hindari aktivitas tersebut setelah kamu meminum obat ini.
- Jangan merokok saat kamu menggunakan aminofilin.
- Jangan mengubah merek, bentuk generik, atau formulasi (tablet, kapsul, cairan) aminofilin yang kamu konsumsi tanpa persetujuan dokter.
- Hindari makan makanan panggang dalam jumlah yang berlebihan. Makanan tersebut mungkin dapat mengubah dosis aminofilin yang kamu butuhkan.
- Hindari minuman berkafein seperti kopi, teh, dan cola. Aminofilin secara kimiawi berhubungan dengan kafein. Kamu mungkin mengalami beberapa efek samping jika kamu mengonsumsi terlalu banyak kafein.
Interaksi obat lain
Obat-obatan berikut dapat meningkatkan kadar aminofilin dalam darah yang mungkin bisa menyebabkan efek samping yang berbahaya:
- Alkohol
- Simetidin
- Antibiotik fluoroquinolone seperti enoxacin, lomefloxacin, ciprofloxacin, norfloksasin, dan ofloxacin
- Klaritromisin dan eritromisin
- Disulfiram
- Estrogen
- Fluvoxamine
- Methotrexate
- Mexiletine dan propafenone
- Propranolol
- Tacrine
- Ticlopidine
- Verapamil
Obat-obatan berikut dapat menurunkan kadar aminofilin dalam darah yang mungkin menyebabkan kontrol asma menjadi buruk:
- Aminoglutethimide
- Karbamazepin
- Isoproterenol
- Moricizine
- Fenobarbital
- Fenitoin
- Rifampisin
- Sucralfate
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.