Share This Article
Saat ditanya bagaimana aturan minum antibiotik, hal pertama yang terlintas dalam pikiran kamu mungkin adalah obat-obatan jenis ini harus diminum sampai habis.
Alasan mengapa hal tersebut menjadi salah satu aturan minum antibiotik yang dianjurkan, adalah agar pertumbuhan bakteri penyebab penyakit bisa terhenti secara total.
Selain itu, ternyata masih ada aturan minum antibiotik yang belum diketahui banyak orang. Daripada penasaran, simak penjelasan berikut.
Apa itu obat-obatan antibiotik?
Antibiotik adalah obat yang berfungsi menghancurkan atau melemahkan pertumbuhan bakteri penyebab penyakit di dalam tubuh. Sifat ini membuat antibiotik tidak bisa dipakai untuk mengobati gangguan kesehatan yang disebabkan oleh virus, seperti demam, flu, dan sejenisnya.
Bagaimana antibiotik bekerja?
Sebelum bakteri menggandakan diri dan menyebabkan gangguan, sistem kekebalan tubuh pada dasarnya memiliki kemampuan untuk mengatasi hal ini.
Akan tetapi apabila jumlah bakteri jahat sudah terlalu banyak, sel-sel darah putih yang menjaga daya tahan tubuh akan kewalahan dan pada akhirnya kalah dari bakteri-bakteri tersebut.
Saat itu lah tubuh memerlukan obat antibiotik untuk membantu menghancurkan semua bakteri yang ada.
Aturan minum antibiotik
Obat antibiotik hanya bisa diperoleh dengan resep dokter. Bentuknya bisa berupa pil, tablet, cairan sirup, dan krim. Beberapa aturan minum antibiotik yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
Minum antibiotik sesuai anjuran dokter
Umumnya antibiotik akan diresepkan oleh dokter dalam jangka waktu 7 sampai 14 hari.
Meski pada beberapa kasus ada juga yang diberikan untuk rentang waktu lebih pendek, intinya dokter akan menentukan berapa lama waktu yang efektif untuk pengobatan antibiotik yang kamu jalani.
Perlu diperhatikan bahwa meski setelah beberapa hari meminumnya kamu sudah merasa baikan, kamu tetap disarankan untuk mengonsumsi antibiotik sampai habis agar infeksi yang terjadi dapat pulih secara optimal.
Baca juga: Perlukah Minum Antibiotik Saat Diare? Ketahui Faktanya
Konsumsi antibiotik
Dilansir dari medicalnewstoday.com, pada dasarnya obat antibiotik akan lebih efektif jika dikonsumsi dalam kondisi perut kosong. Meski begitu ada juga anjuran agar obat ini diminum sekitar 1 sampai 2 jam sebelum atau sesudah makan.
Beberapa jenis makanan dan minuman yang patut dihindari selama mengonsumsi antibiotik adalah dairy product seperti susu, keju, atau mentega. Alasannya, produk tersebut bisa mengurangi kemampuan obat meresap di sistem pencernaan.
Habiskan antibiotik sesuai resep
Apabila kamu berhenti meminum antibiotik sebelum waktunya, ini akan membuat bakteri jahat di dalam tubuh menjadi kebal terhadap pengobatan antibiotik di masa yang akan datang.
Sebab, bakteri jahat yang tersisa akan bertahan di dalam tubuh, dan secara berkala membangun pertahanan terhadap kandungan obat antibiotik yang telah masuk ke dalam dirinya.
Kamu tidak diperbolehkan membeli obat antibiotik yang dulu pernah diresepkan tanpa berkonsultasi dulu pada dokter. Hal ini untuk menghindari efek samping yang berbahaya karena bisa saja infeksi dan kondisi tubuh kamu telah mengalami perubahan tertentu.
Jangan memberikan obat antibiotik pada orang lain
Seperti yang telah diulas sebelumnya, kondisi tubuh seseorang akan selalu mengalami perubahan. Setiap orang juga memiliki riwayat penyakit yang khas masing-masing.
Oleh sebab itu, kamu tidak diperkenankan menerima atau memberikan obat antibiotik dari dan ke orang lain untuk dikonsumsi. Ini dilakukan agar menjaga tubuh dari efek samping yang tidak diinginkan.
Yang tak boleh dilakukan saat minum antibiotik
Seseorang yang diindikasikan harus meminum obat antibiotik disarankan untuk tidak mengonsumsi obat-obatan atau rempah tertentu tanpa berkonsultasi terlebih dulu kepada dokter.
Alasannya, beberapa jenis obat yang tersedia secara bebas bisa menimbulkan efek samping yang berbahaya bila berinteraksi dengan antibiotik.
Sampaikan riwayat kesehatan yang dimiliki pada dokter
Beberapa obat-obatan antibiotik dapat menimbulkan reaksi alergi yang membahayakan kesehatan bahkan mengancam jiwa. Reaksi alergi yang parah usai mengonsumsi antibiotik disebut anaphylactic.
Hal ini umum terjadi pada penderita gangguan hati, ginjal, atau ibu hamil. Sehingga sebelum menentukan jenis dan dosis antibiotik yang akan diresepkan, dokter harus memeriksa riwayat kesehatan pasien secara keseluruhan terlebih dahulu.
Beberapa orang memiliki reaksi alergi terhadap antibiotik terutama yang berjenis penisilin. Efek samping yang mungkin ditimbulkan adalah ruam, pembengkakan lidah, sampai sulit bernapas.
Hal ini sangat berbahaya jika tidak ditindaklanjuti dengan segera. Sehingga untuk menghindarinya, maka pasien disarankan untuk menyampaikan alergi yang dimiliki kepada dokter.
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.