Share This Article
Calcitriol (kalsitriol) merupakan bentuk metabolit aktif vitamin D yang dianggap memiliki efektivitas paling kuat pada manusia. Senyawa ini juga dikenal sebagai 1,25-dihydroxycholecalciferol dan termasuk dalam kelas obat analog vitamin D.
Berikut informasi selengkapnya mengenai manfaat calcitriol, dosis, cara minum, serta risiko efek samping yang mungkin terjadi.
Untuk apa obat calcitriol?
Calcitriol adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati kekurangan kalsium darah yang disebabkan berbagai kondisi, seperti hipoparatiroidisme.
Calcitriol juga digunakan untuk mengontrol kadar kalsium darah yang tidak normal pada orang dengan penyakit tulang karena masalah ginjal, terutama yang menjalani dialisis.
Obat ini tersedia sebagai sediaan oral yang diminum melalui mulut serta sebagai sediaan parenteral yang disuntikan ke pembuluh darah.
Apa fungsi dan manfaat calcitriol?
Calcitriol memiliki fungsi untuk meningkatkan kadar kalsium darah dengan meningkatkan penyerapan kalsium dari usus. Obat ini juga memiliki mekanisme kerja dengan merangsang pelepasan simpanan kalsium dari sistem kerangka.
Dalam bidang pengobatan, calcitriol banyak dimanfaatkan sebagai pengobatan untuk kondisi berikut:
Penyakit ginjal kronis
Calcitriol umumnya diresepkan untuk mencegah dan mengobati defisiensi vitamin D dan kalsium karena penyakit ginjal kronis. Pengobatan ini umumnya diberikan untuk pasien yang menjalani cuci darah atau dialisis.
Pada pasien penyakit ginjal kronis, fungsi dan massa ginjal dapat berkurang yang berpengaruh pada aktivitas organ dan enzim.
Penyakit ini dapat menyebabkan penghambatan aktivitas enzim 1-alfa-hidroksilase yang bertanggung jawab mengubah 25-hidroksikolekalsiferol menjadi 1,25 dihidroksivitamin D.
Akibatnya, pasien rentan mengalami defisiensi vitamin D yang dapat menyebabkan hipokalsemia. Oleh karena itu, bentuk perawatan untuk membantu mengatasi insufisiensi vitamin D sangat diperlukan untuk mencegah perkembangan hiperparatioidisme sekunder.
Calcitriol diketahui dapat meningkatkan absorpsi kalsium serta mengurangi konsentrasi alkali fosfatase dalam darah.
Obat ini dapat mengurangi konsentrasi hormon paratiroid (PTH) yang meningkat dan perkembangan gejala dari osteitis fibrosa cystica dan mineralisasi tulang.
Hipoparatiroidisme
Hipoparatiroidisme dapat menyebabkan kadar kalsium darah sangat rendah. Kondisi ini dapat dijumpai pada pasien yang telah menjalani operasi kelenjar tiroid atau paratiroid.
Oleh karena itu, untuk mencegah defisiensi kalsium, calcitriol dapat diberikan sebagai pengobatan setelah operasi tiroid atau paratiroid, serta pada hipoparatiroidisme idiopatik.
Defisiensi kalsium
Calcitriol terutama diberikan sebagai pengobatan untuk kondisi kalsium darah rendah atau disebut juga hipokalsemia. Obat ini umumnya diberikan untuk pasien yang menderita osteomalacia, rakitis pada bayi dan anak-anak, serta osteodistrofi ginjal.
Obat ini juga diberikan sebagai pengobatan untuk pencegahan tetani pada bayi prematur yang kekurangan vitamin D akibat hipokalsemia.
Dalam beberapa kondisi khusus, calcitriol juga digunakan untuk pengobatan osteoporosis yang rentan kekurangan kalsium. Obat ini juga diberikan sebagai pencegahan osteoporosis karena penggunaan obat kortikosteroid dalam jangka panjang.
Psoriasis
Calcitriol yang diformulasikan sebagai obat topikal telah digunakan untuk pengobatan psoriasis, yaitu penyakit kulit karena kelainan autoimun.
Sebuah studi menunjukkan bahwa obat ini efektif untuk pengobatan psoriasis meskipun analog vitamin D, kalsipotriol (kalsipotrien), lebih umum digunakan. Calcitriol oral juga telah digunakan untuk pengobatan psoriasis dan radang sendi psoriatis.
Merek dan harga obat calcitriol
Obat ini telah tersedia sebagai kapsul lunak yang termasuk dalam golongan obat keras. Beberapa merek calcitriol yang telah beredar di Indonesia adalah Ostriol, Calcit, Osteofem, Oscal, Rocaltrol, Ostovell, Kolkatriol.
Berikut informasi selengkapnya mengenai beberapa merek beserta harga dari calcitriol:
- Oscal 0,5mcg capsule. Sediaan kapsul lunak untuk osteoporosis, pasien dialisis, serta hiperparatiroidisme. Obat ini diproduksi oleh Kalbe Farma dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp14.493/kapsul.
- Triocol 0,25mcg capsule. Sediaan kapsul lunak untuk mencegah dan mengobati penyakit tulang karena kurang kalsium. Obat ini diproduksi oleh Guardian Pharmatama dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp0.047/kapsul.
- Ostovell 0,25mcg capsule. Sediaan kapsul lunak untuk mencegah dan mengobati defisiensi kalsium pada osteoporosis, gagal ginjal kronis, dan hipoparatiroidisme. Obat ini diproduksi oleh Novell Pharma dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp9.132/kapsul.
- Ostriol 0,25mcg capsule. Sediaan kapsul lunak untuk mencegah dan mengobati kurang kalsium pada penyakit tulang dan gagal ginjal. Obat ini diproduksi oleh Fahrenheit dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp7.138/kapsul.
- Kolaktriol 0,25mcg capsule. Sediaan kapsul lunak untuk membantu mengobati kurang kalsium karena osteoporosis, gagal ginjal kronis, dan penyakit tulang. Obat ini diproduksi oleh Phapros dan bisa kamu dapatkan dengan harga Rp8.539/kapsul.
Bagaimana cara minum obat calcitriol?
Minum obat sesuai petunjuk pemakaian serta dosis yang telah diberikan oleh dokter. Jangan minum obat dalam dosis lebih banyak atau lebih sedikit dari yang direkomendasikan.
Kamu bisa meminum calcitriol dengan atau tanpa makanan. Jika kamu memiliki gangguan gastrointestinal atau merasa mual, kamu bisa meminumnya bersama dengan makanan.
Obat ini tersedia sebagai sediaan kapsul lunak. Minum obat tablet utuh dengan segelas air. Beritahu dokter apabila kamu mengalami kesulitan menelan obat.
Sediaan obat parenteral akan diberikan oleh tenaga kesehatan dengan disuntikan ke pembuluh darah sebagai infus.
Minum obat secara teratur dalam waktu yang sama setiap hari untuk membantu kamu mengingat jadwal. Jika lupa minum segera ambil dosis saat kamu ingat apabila waktu minum berikutnya masih lama. Jangan menggandakan dosis yang lupa dalam satu waktu minum.
Kamu mungkin perlu melakukan tes medis tertentu selama pengobatan. Beritahu tenaga medis bahwa kamu mengonsumsi calcitriol.
Minum banyak air untuk meminimalkan risiko ginjal kecuali jika dokter telah memberikan instruksi untuk membatasi asupan minum.
Kamu mungkin juga harus melakukan diet khusus selama pengobatan. Ikuti instruksi diet dengan sangat cermat yang telah ditentukan oleh dokter.
Jika kamu memerlukan operasi besar, beritahu dokter bahwa kamu mengonsumsi calcitriol.
Kamu bisa menyimpan calcitriol pada tempat yang kering dan sejuk terhindar dari kelembapan serta paparan sinar matahari.
Berapa dosis obat calcitriol?
Dosis dewasa
Hipokalsemia dan hiperparatiroidisme sekunder pada penyakit ginjal kronis
Dosis diberikan secara intravena: 1 sampai 2 mcg diberikan 3 kali seminggu, tergantung tingkat keparahan kondisinya. Dosis dapat ditingkatkan hingga 0,5 sampai 1 mcg dengan interval 2 hingga 4 minggu jika diperlukan.
Hiperparatiroidisme sekunder pada penyakit ginjal kronis
Dosis diberikan per oral: 0,25 mcg per hari dan dapat ditingkatkan menjadi 0,5 mcg per hari jika perlu.
Osteoporosis pascamenopause
Dosis lazim: 0,25 mcg diminum dua kali sehari.
Osteodistrofi ginjal
Dosis lazim: 0,25 mcg diminum setiap hari atau dua hari sekali dan dapat ditingkatkan sebesar 0,25 mcg dengan interval 2 hingga 4 minggu jika diperlukan.
Hipoparatiroidisme
Dosis lazim: 0,25 mcg setiap hari diminum pada pagi hari dan dapat ditingkatkan dengan interval 2- sampai 4 minggu jika perlu.
Psoriasis
Dosis lazim sebagai salep 3 mcg/g: oleskan ke dua kali sehari pada area kulit yang sakit.
Dosis maksimal: 30 g setiap hari.
Apakah calcitriol aman untuk ibu hamil dan menyusui?
U.S. Food and Drug Administration (FDA) memasukkan calcitriol dalam golongan obat kategori kehamilan C.
Studi penelitian pada hewan telah menunjukkan bahwa obat ini dapat menyebabkan risiko merugikan pada janin (teratogenik). Namun, belum ada studi terkontrol yang memadai pada wanita hamil. Penggunaan obat dapat dilakukan apabila manfaat yang didapatkan lebih besar dari risikonya.
Belum ada data apakah calcitriol dapat terserap dalam ASI sehingga tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui tanpa rekomendasi dari dokter.
Apa efek samping obat calcitriol yang mungkin terjadi?
Hentikan pengobatan dan hubungi dokter apabila muncul gejala efek samping berikut:
- Gejala reaksi alergi, seperti gatal-gatal, ruam kulit, kesulitan bernapas, pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan
- Gejala dehidrasi, seperti merasa sangat haus atau panas, tidak dapat buang air kecil, berkeringat banyak, atau kulit panas dan terasa kering
- Kadar kalsium tinggi, ditandai dengan gejala mual, muntah, sembelit, peningkatan rasa haus atau buang air kecil, kelemahan otot, nyeri tulang, kebingungan, kurang energi, atau perasaan lelah
- Tingkat kalsium rendah, ditandai dengan gejala kejang atau kontraksi otot, mati rasa atau perasaan geli di sekitar mulut, jari tangan dan kaki
Efek samping umum yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi calcitriol, antara lain:
- Sakit kepala
- Mengantuk
- Mual atau muntah
- Mulut kering
- Sembelit
- Sakit perut
- Gangguan pencernaan
- Nafsu makan berkurang
- Penurunan berat badan
- Nyeri otot
- Mati rasa atau kesemutan di tangan dan kaki
Hubungi dokter apabila gejala efek samping tersebut tidak hilang atau semakin parah atau mungkin muncul gejala efek samping lain.
Peringatan dan perhatian
Beritahu dokter apabila kamu memiliki riwayat hiperkalsemia, penimbunan kalsium abnormal di tubuh, atau tingkat vitamin D tinggi dalam tubuh. Kamu mungkin tidak cocok mengonsumsi calcitriol.
Beritahu dokter apabila kamu sedang hamil atau menyusui bayi sebelum memutuskan mengonsumsi calcitriol.
Jangan memberikan calcitriol pada anak-anak tanpa ada pengawasan dari dokter.
Tanyakan pada dokter apakah kamu aman mengonsumsi calcitriol apabila memiliki riwayat kesehatan berikut:
- Sindrom malabsorpsi, yaitu ketidakmampuan usus untuk menyerap nutrisi tertentu dari makanan yang telah dimakan)
- Imobilitas atau kesulitan bergerak, misalnya setelah operasi atau pembedahan
- Penyakit ginjal
Jangan mengubah jumlah kalsium atau vitamin D yang kamu konsumsi , tanpa memberi tahu dokter. Produk ini termasuk makanan kaya vitamin D serta produk susu, seperti susu dan keju.
Beritahu dokter dan apoteker apabila kamu sedang menggunakan salah satu dari obat-obatan berikut ini:
- Obat atau suplemen lain yang mengandung vitamin D, misalnya ergocalciferol, cholecalciferol
- Obat diuretik atau obat untuk retensi cairan, misalnya hydrochlorothiazide, bendroflumethiazide
- Obat untuk epilepsi, misalnya phenytoin, phenobarbital, carbamazepine
- obat anti inflamasi misalnya prednisolon, deksametason, hidrokortison
- Obat-obatan yang mengandung magnesium, misalnya antasida
- Cholestyramine
- Sevelamer
- Digoxin
- Suplemen kalsium
Jangan mengonsumsi alkohol selama masa pengobatan karena alkohol dapat meningkatkan risiko efek samping tertentu saat diminum bersamaan.
Jangan mengonsumsi suplemen vitamin atau mineral lain kecuali dokter yang menyuruh kamu melakukannya.
Pastikan untuk mengecek kesehatan kamu dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.