Share This Article
Salah satu jenis obat yang biasa diresepkan dokter untuk mengendalikan tekanan darah tinggi dan gagal jantung adalah captopril.
Obat ini banyak digunakan untuk pengobatan pada pasien dengan kondisi pembesaran dinding sisi kiri jantung, setelah mengalami serangan jantung.
Selain itu, obat ini juga digunakan untuk mencegah penyakit ginjal (nefropati) pada pasien yang mengalami diabetes tipe 1. Yuk kenali lebih lanjut tentang obat captopril!
Apa itu captopril?
Seperti disebutkan sebelumnya, captopril adalah obat yang biasa diresepkan dokter untuk mengatasi tekanan darah tinggi dan gagal jantung.
Obat ini memiliki dua fungsi utama, yakni untuk mengendalikan tekanan darah tinggi dan melindungi jantung setelah terjadi serangan. Mengapa kondisi ini perlu diperhatikan?
Kondisi tekanan darah tinggi pada seseorang dapat menambah beban kerja jantung dan arteri. Jika berlangsung lama, jantung dan arteri tidak akan berfungsi dengan baik dan merusak kerjanya secara keseluruhan.
Sementara itu, setelah mengalami serangan jantung, beberapa otot jantung akan menjadi rusak dan terus melemah seiring berjalannya waktu. Hal ini pun berisiko membuat jantung lebih sulit untuk memompa darah.
Cara kerja captopril
Captopril bekerja dengan cara memblokir suatu zat di dalam tubuh yang menyebabkan pembuluh darah mengencang. Akibatnya, pembuluh darah pun menjadi rileks.
Captopril sendiri termasuk dalam kelas obat yang disebut Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors (ACEI).
Artinya, obat ini dapat mengurangi bahan kimia tertentu yang menyebabkan pembuluh darah menyempit, hingga akhirnya darah mampu mengalir lebih lancar dan jantung dapat memompa darah lebih efisien.
Cara mengonsumsi captopril
Captopril adalah obat tablet yang biasanya dikonsumsi dua atau tiga kali sehari. Selalu ikuti petunjuk pada label dan resep yang diberikan oleh dokter dengan hati-hati.
Ya, hanya konsumsi captopril sesuai anjuran resep dan arahan dokter. Jangan mengonsumsi lebih atau kurang dari apa yang diresepkan oleh dokter.
Perlu kamu ketahui bahwa obat ini hanya berfungsi untuk mengendalikan tekanan darah tinggi dan gagal jantung, bukan untuk menyembuhkannya.
Jangan memulai dan berhenti mengonsumsinya tanpa mengonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
Aturan soal konsumsi captopril sebelum makan
Untuk mendapatkan efek obat yang optimal maka obat harus diminum pada waktu yang tepat. Mengapa begitu? Karena, ketika masuk ke dalam lambung, obat akan mengalami berbagai reaksi kimia.
Reaksi ini dipengaruhi oleh banyak faktor di antaranya adalah pH (keasaman), reaksi komplek serta kelarutan.
Faktor-faktor tersebut sangat memengaruhi tingkat penyerapan obat di saluran cerna yang nantinya akan berpengaruh pada efek obat tersebut.
Oleh karena itu, captopril lebih baik dikonsumsi sebelum makan agar penyerapannya tidak terganggu oleh makanan.
Waktu yang sesuai untuk mengonsumsi captopril
Mengutip dari kemkes.go.id, beberapa penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah mencapai angka paling tinggi pada pukul 9 hingga 11 pagi.
Sedangkan angka paling rendah pada malam hari setelah tidur.
Sehingga, waktu yang disarankan paling baik untuk mengonsumsi obat penurun tekanan darah seperti captopril adalah pada jam 9 hingga 11 pagi.
Aturan minum jika dosisnya terlewat
Bila kamu melewatkan satu dosis, minumlah segera setelah kamu ingat. Jika mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlewat tersebut.
Konsumsi dosis berikutnya pada waktu yang telah kamu tetapkan. Jangan menggandakan dosis untuk mengejar dosis yang telah terlewat.
Merek dagang captopril
Captopril hadir dengan beberapa merek dagang di Indonesia, seperti:
- Acepress
- Captopril
- Dexacap
- Etapril
- Farmoten
- Forten
- Otoryl
- Prix
- Tensicap
- Tensobon
- Vapril
Dosis untuk beberapa kondisi tertentu
Pada umumnya, dokter menentukan dosis konsumsi captopril bergantung pada beberapa hal seperti usia, kondisi pasien, tingkat keparahan dan respons tubuh terhadap obat.
Berikut takaran dosis sesuai dengan kondisi:
Nefropati diabetes
Dewasa: Dosis 25 mg dikonsumsi 3 kali sehari.
Gagal jantung
Dewasa: Dosis awal 6,25-12,5 mg dikonsumsi 2-3 kali sehari.
Hipertensi
Dewasa: Dosis awal 25-75 mg terbagi menjadi 2-3 dosis. Dosis dapat ditambahkan hingga 100-150 mg terbagi menjadi 2-3 dosis setelah 2 minggu konsumsi.
Pascaserangan jantung
Dewasa: Dosis awal 6,25-12,5 mg dikonsumsi 3 kali sehari. Dosis bisa ditambahkan hingga 50 mg dikonsumsi 3 kali sehari.
Guna hasil yang lebih maksimal, ada baiknya untuk selalu berkonsultasi dengan dokter. Konsultasikan dosis, takaran dan cara penggunaan obat sesuai dengan kondisi tubuh dan usia.
Cara meningkatkan efektivitas obat
Perubahan gaya hidup seperti melaksanakan program pengurangan stres dan mengubah pola makan dapat meningkatkan efektivitas obat ini.
Lakukan tes medis seperti fungsi ginjal atau kadar kalium secara berkala untuk memantau perkembangan efektivitas obat. Selalu lakukan pemeriksaan apakah ada efek samping pada tubuh.
Akan lebih baik jika kamu bisa mempelajari cara memantau tekanan darah sendiri di rumah, lalu komunikasikan hasilnya dengan dokter.
Peringatan sebelum mengonsumsi captopril
Sebelum kamu mengonsumsi captopril, ada baiknya kamu berkonsultasi dengan dokter mengenai beberapa hal terkait dengan kondisi kamu, seperti:
1. Riwayat alergi
Captopril akan menyebabkan reaksi alergi yang cukup berbahaya dan bahkan mampu mengancam jiwa. Beberapa gejala jika terjadi reaksi alergi, meliputi:
- Kesulitan bernapas
- Pembengkakan tenggorokan atau lidah
- Gatal-gatal
Kondisi seperti ini biasanya terjadi pada reaksi alergi obat, khususnya terhadap obat-obatan yang serupa dalam kelas inhibitor ACE, seperti:
- Benazepril (Lotensin, dalam Lotrel)
- Captopril (Capoten)
- Enalapril (Vasotec, dalam Vaseretic)
- Fosinopril (Monopril)
Apabila kamu telah mengalami reaksi alergi terhadap captopril, dokter akan menyarankan untuk berhenti mengonsumsi obat ini. Sebab apabila tetap dilanjutkan, efeknya bisa fatal.
2. Riwayat masalah ginjal
Saat dikonsumsi, captopril akan diproses oleh ginjal. Jika ginjal tidak bisa berfungsi dengan baik, obat ini justru bisa menumpuk di tubuh kamu.
Selalu konsultasikan dengan dokter apabila kamu mengidap diabetes, penyakit jantung atau ginjal.
Dokter mungkin akan memberi saran untuk tidak mengonsumsi captopril jika kamu mengalami beberapa penyakit tersebut.
3. Peringatan untuk ibu menyusui
Saat kamu mengonsumsi captopril, obat ini akan masuk ke dalam air susu ibu (ASI) hingga menyebabkan efek samping pada anak yang disusui.
Konsultasikan dengan dokter jika kamu sedang dalam kondisi menyusui. Konsultasi diperlukan untuk memutuskan apakah kamu akan berhenti menyusui atau berhenti mengonsumsi obat ini.
4. Peringatan untuk ibu hamil
Konsultasikan kondisi kesehatan kamu dengan dokter jika kamu sedang hamil atau berencana untuk hamil.
Ketahuilah beberapa risiko yang mungkin akan kamu alami dan bahaya spesifik yang mungkin terjadi pada kehamilan kamu.
Biasanya, obat ini hanya boleh dikonsumsi jika risikonya lebih kecil daripada manfaat potensial dari obat tersebut.
Jika kamu berencana akan menjalani operasi pun, termasuk operasi gigi, beri tahu dokter bahwa kamu sedang mengonsumsi captopril.
Saran penyimpanan obat
Simpan obat ini dalam wadah yang tertutup rapat dan jauh dari jangkauan anak-anak. Simpan di suhu kamar dan jauhkan dari panas dan kelembapan yang berlebih (bukan di kamar mandi).
Interaksi dengan obat lain
Ada beberapa obat yang mampu menyebabkan interaksi terhadap captopril. Interaksi ini bisa menjadi berbahaya atau mencegah efektifitas obat bekerja dengan baik. Beberapa obat tersebut antara lain:
1. Natrium aurotiomalat
Menggunakan natrium aurotiomalat atau emas suntik bersamaan dengan captopril mampu meningkatkan risiko reaksi nitritoid.
Gejala-gejala dari interaksi tersebut adalah memerahnya wajah dan pipi, mual, muntah, dan tekanan darah rendah.
2. Obat tekanan darah tinggi
Beberapa obat untuk tekanan darah tinggi apabila diminum bersamaan dengan captopril, dapat meningkatkan risiko masalah ginjal.
Beberapa contoh dari obat tersebut adalah obat angiotensin receptor blockers (ARBs) dan inhibitor angiotensin-converting enzyme (ACE).
3. Obat NSAID
Konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) bersamaan dengan captopril akan meningkatkan risiko menurunya fungsi ginjal.
4. Obat diuretik
Konsumsi obat golongan diuretik bersamaan dengan captopril dapat meningkatkan risiko hipotensi.
5. Obat procainamide dan obat penekan sistem imun
Konsumsi obat procainamide dan obat penekan sistem imun bersamaan dengan captopril mampu meningkatan risiko terjadinya leukopenia (rendahnya kadar leukosit).
6. Obat penahan nyeri
Mengonsumsi captopril bersamaan dengan obat-obatan penahan nyeri tertentu dapat menurunkan fungsi ginjal kamu.
Untuk membantu menghindari interaksi obat, konsultasikan segala kondisi kesehatanmu dengan dokter.
Pastikan kamu juga mengonsultasikan tentang semua obat atau vitamin yang sedang kamu konsumsi. Informasi ini penting agar dokter mampu mengelola semua obat yang akan kamu konsumsi dengan hati-hati.
Efek samping captopril
Biasanya mengonsumsi obat ini tidak menyebabkan kantuk, namun banyak efek samping yang mampu ditimbulkan oleh obat ini. Beberapa di antaranya seperti:
- Batuk kering
- Pusing
- Ruam kulit
- Perubahan rasa makanan pada lidah
- Pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan
- Kesulitan bernapas
- Kesulitan menelan
- Kelelahan
- Pembengkakan terutama di tangan, kaki, atau pergelangan kaki
- Sesak napas
Efek samping yang lebih serius
Meskipun obat ini dapat digunakan untuk mencegah masalah ginjal, namun dokter akan tetap memeriksa fungsi ginjal kamu sebelum mengonsumsi obat ini.
Konsultasikan segera dengan dokter jika kamu mengalami salah satu dari efek samping serius, seperti:
- Mata atau kulit yang menguning
- Warna urine menjadi gelap
- Sakit perut yang parah
- Mual atau muntah yang persisten
- Pingsan
- Detak jantung yang lebih cepat dari biasanya
Efek samping serius seperti ini diketahui memang jarang terjadi. Namun apabila kamu mengalami beberapa kondisi tersebut, segera hubungi dokter untuk mendapat bantuan medis sesegera mungkin.
Tindakan pencegahan efek samping obat
Perlu diketahui bahwa konsumsi obat ini akan membuat kamu pusing. Jangan mengemudi atau melakukan apa pun yang membutuhkan kewaspadaan dan tingkat fokus yang tinggi.
Untuk mengurangi risiko pusing dan sakit kepala ringan, kamu dapat bangun perlahan saat bangkit dari posisi duduk atau berbaring.
Terlalu banyak berkeringat, diare, atau muntah dapat menyebabkan dehidrasi dan meningkatkan risiko pusing. Pastikan kamu mengonsumsi cukup cairan untuk mencegah dehidrasi kecuali dokter kamu menyarankan sebaliknya.
Segera hubungi dokter apabila kamu mengalami diare atau muntah yang persisten. Orang dewasa yang lebih tua mungkin lebih sensitif terhadap efek samping dari obat ini.
Jaga kesehatan kamu dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!