Share This Article
Clonazepam (klonazepam) merupakan obat penenang turunan benzodiazepine yang memiliki fungsi serupa dengan obat clobazam. Obat ini kali pertama dipatenkan pada 1960 dan digunakan untuk keperluan medis sejak 1975.
Penggunaannya harus di bawah pengawasan khusus dari dokter, seperti halnya obat clozapine. Berikut informasi selengkapnya mengenai clonazepam, manfaat, dosis, cara minum, serta risiko efek samping yang mungkin terjadi.
Untuk apa obat clonazepam?
Clonazepam adalah obat yang digunakan untuk mengobati gangguan kejang tertentu, seperti epilepsi status epileptikus. Obat dapat diberikan sebagai obat tunggal atau dalam kombinasi dengan obat lain.
Dalam keadaan tertentu, dokter mungkin juga meresepkan obat ini untuk mengurangi gangguan panik. Terkadang, clonazepam juga diberikan untuk mengatasi gangguan koordinasi yang dikenal sebagai akathisia.
Umumnya clonazepam diberikan per oral yang diminum melalui mulut. Namun, terkadang obat harus diberikan melalui pembuluh darah untuk situasi mendesak, seperti kejang status epileptikus.
Apa fungsi dan manfaat obat clonazepam?
Clonazepam berfungsi sebagai agen untuk mengurangi transmisi saraf dengan mengikat reseptor GABA (gamma-aminobutyric acid). Dengan demikian, ia dapat menekan pelepasan gelombang sehingga tidak terjadi kejang.
Efek maksimal obat biasanya bekerja setelah satu jam sejak diminum dan dapat bertahan 6 hingga 12 jam. Secara khusus, clonazepam memiliki manfaat untuk mengatasi beberapa masalah kesehatan berikut:
Gangguan kejang
Clonazepam biasanya diberikan sebagai terapi untuk sindrom Lennox-Gastaut, kejang akinetik dan mioklonik. Obat ini juga diberikan sebagai alternatif untuk kejang absens sederhana (petit mal) pada pasien yang tidak merespons suksinimida.
Obat clonazepam menjadi obat rekomendasi lini pertama untuk kejang akut seperti halnya golongan benzodiazepine lain.
Clonazepam terbukti efektif dalam meredakan kejang pada anak-anak. Namun, sebuah penelitian telah menemukan bahwa obat ini tidak efektif dalam mengendalikan kejang infantil.
Untuk jenis kejang status epileptikus, penambahan fenitoin untuk pengendalian jangka panjang mungkin diperlukan. Namun, pasien epilepsi yang mengalami resistensi pengobatan, benzodiazepine clorazepate dapat diberikan sebagai alternatif.
Gangguan kecemasan
Clonazepam dapat diberikan untuk terapi pengobatan pada pasien gangguan kecemasan dengan atau tanpa agorafobia. Obat ini juga efektif dalam mengobati gangguan kecemasan lainnya, seperti fobia sosial dan episode mania akut.
Efektifitas clonazepam dalam pengobatan gangguan panik jangka pendek telah dibuktikan dalam uji klinis terkontrol. Beberapa uji coba jangka panjang telah menyimpulkan clonazepam dapat diberikan hingga tiga tahun.
Gangguan otot
Gangguan otot sindrom kaki gelisah juga dapat diobati dengan menggunakan clonazepam. Namun, obat ini termasuk sebagai pilihan pengobatan lini ketiga karena penggunaannya masih dalam penelitian.
Obat ini kadang juga diberikan untuk pengobatan akathisia akut dan kronis yang disebabkan oleh obat-obatan neuroleptik, misalnya pengobatan skizofrenia.
Clonazepam dosis rendah juga cukup efektif untuk gangguan pergerakan mata yang cepat saat tidur.
Merek dan harga obat clonazepam
Untuk bisa mendapatkan obat ini, kamu memerlukan rekomendasi dari dokter dan tetap berada di bawah pengawasan medis saat menggunakannya. Beberapa merek clonazepam yang telah beredar di Indonesia adalah Rivotril dan Riklona.
Obat ini tidak dijual bebas sehingga kamu mungkin tidak dapat menjumpai obat di beberapa apotek. Kamu bisa mendapatkan obat ini di instansi kesehatan milik pemerintah atau di apotek yang telah bersertifikat.
Bagaimana cara minum obat clonazepam?
Baca dan minum obat sesuai petunjuk cara minum serta dosis yang telah diarahkan oleh dokter. Dokter terkadang mengubah dosis minum untuk menyesuaikan dengan kondisi klinis pasien.
Jangan pernah minum obat dalam jumlah yang lebih banyak, atau lebih lama dari yang ditentukan. Beritahu dokter apabila kamu merasakan dorongan yang meningkat untuk menggunakan obat lebih banyak.
Jangan pernah membagikan obat ini dengan orang lain, terutama seseorang dengan riwayat penyalahgunaan atau kecanduan narkoba. Penyalahgunaan obat clonazepam dapat berakibat kematian. Menjual atau memberikan obat pada orang lain termasuk perbuatan melanggar hukum.
Minum obat dengan segelas air putih dan telah tablet utuh. Jangan dihancurkan, dilarutkan, atau dikunyah tanpa ada perintah dari dokter.
Jangan berhenti menggunakan obat secara tiba-tiba, meskipun kamu merasa baik-baik saja. Berhenti tiba-tiba dapat menyebabkan risiko kejang dan gejala sakau. Ikuti arahan dari dokter mengenai pengurangan dosis sebelum berhenti meminum obat.
Kamu bisa menyimpan obat clonazepam pada suhu kamar jauh dari kelembapan dan cahaya matahari setelah digunakan. Gunakan obat dengan sangat waspada dan pastikan obat disimpan di tempat yang tidak bisa dijangkau orang lain.
Berapa dosis obat clonazepam?
Dosis dewasa
Perawatan darurat kejang status epileptikus
- Dosis lazim: 1mg diberikan melalui injeksi intravena lambat atau infus selama minimal 2 menit dan dapat diulangi jika perlu
- Dosis maksimal: 10mg
Gangguan panik
- Dosis lazim: 0,25mg diminum dua kali sehari. Dosis ditingkatkan setelah 3 hari hingga 1mg per hari
- Dosis maksimal: 4mg per hari
Epilepsi
- Dosis lazim: 1mg diminum setiap malam hari selama 4 hari. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap selama 2 sampai 4 pekan
- Dosis pemeliharaan: 4 hingga 8mg per hari
- Dosis maksimal: 20mg per hari
Dosis anak
Perawatan darurat kejang status epileptikus
Dosis lazim: 500mcg diberikan melalui injeksi intravena lambat selama minimal 2 menit atau melalui infus
Epilepsi
Dosis untuk anak usia kurang dari 10 tahun atau berat badan kurang dari 30 kg.
- Dosis lazim: 0,01-0,03mg per kg berat badan per hari. Dosis tidak boleh melebihi 0,05mg per kg per hari dan dapat diberikan dalam 2 atau 3 dosis terbagi
- Dosis lazim dapat ditingkatkan tidak lebih dari 0,25-0,5mg setiap hari ketiga sampai dicapai perbaikan klinis kejang
- Dosis pemeliharaan: 0,1-0,2mg per kg berat badan per hari diberikan dalam dosis terbagi 3 kali sehari
- Dosis maksimal: 0,2mg per kg berat badan per hari
Dosis lansia
Epilepsi
Dosis lazim: 0,5mg diminum pada malam hari selama 4 hari
Apakah clonazepam aman untuk ibu hamil dan menyusui?
U.S. Food and Drug Administration (FDA) memasukkan clonazepam dalam golongan obat kategori kehamilan D.
Studi penelitian telah menunjukkan bahwa obat ini menimbulkan risiko efek merugikan pada janin manusia. Namun, pemberian obat untuk ibu hamil dapat dilakukan untuk kondisi khusus yang mengancam nyawa.
Obat ini juga telah diketahui dapat masuk dalam ASI sehingga tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi oleh ibu menyusui. Hal ini dikarenakan efek obat dikhawatirkan dapat memengaruhi bayi.
Apa efek samping obat clonazepam yang mungkin terjadi?
Hentikan pengobatan dan hubungi dokter apabila muncul efek samping berikut setelah kamu mengonsumsi obat clonazepam:
- Gejala reaksi alergi terhadap clonazepam, seperti gatal-gatal, sulit bernapas, pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan
- Pernapasan lemah, lambat, atau dangkal; sulit untuk bangun; atau jika kamu berhenti bernapas.
- Perasaan impulsif, mudah tersinggung, agresif, gelisah, hiperaktif, lebih depresi, atau berpikir untuk bunuh diri atau menyakiti diri sendiri.
- Gejala kejang baru atau memburuk dari sebelumnya
- Rasa kantuk parah
- Perubahan suasana hati atau perilaku yang tidak biasa
- Mimpi buruk
- Gangguan tidur
- Halusinasi
- Kecenderungan pikiran untuk bunuh diri atau menyakiti diri sendiri
- Gerakan mata yang tidak biasa atau tidak disengaja
Efek samping umum yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi clonazepam, antara lain:
- Mengantuk
- Pusing
- Merasa lelah atau tertekan
- Gangguan ingatan
- Gangguan berjalan atau koordinasi
Peringatan dan perhatian
Kamu tidak boleh mengonsumsi clonazepam apabila memiliki riwayat alergi dengan obat ini atau dengan benzodiazepine. Obat benzodiazepine termasuk alprazolam, diazepam, lorazepam, dan lain-lain.
Kamu juga tidak boleh mengonsumsi obat ini apabila memiliki riwayat kesehatan berikut:
- Glaukoma sudut sempit
- Penyakit hati yang parah
- Riwayat ketergantungan alkohol
- Kesulitan bernapas yang parah
Untuk memastikan kamu aman mengonsumsi clonazepam, beritahu dokter mengenai riwayat penyakit yang kamu miliki, terutama:
- Gangguan fungsi ginjal
- Gangguan fungsi hati
- Masalah pernapasan
- Depresi, masalah suasana hati, kecenderungan pikiran atau perilaku untuk bunuh diri
- Gangguan tidur yang disebut sindrom apnea tidur
- Gangguan kelemahan otot yang disebut myasthenia gravis
- Porfiria (kelainan enzim genetik yang menyebabkan gejala yang memengaruhi kulit atau sistem saraf).
Kamu mungkin akan memiliki kecenderungan pikiran untuk bunuh diri saat minum obat kejang. Pastikan kamu melakukan pemeriksaan rutin saat menggunakan obat clonazepam. Keluarga atau kerabat lainnya juga harus waspada terhadap gejala perubahan suasana hati.
Jangan berikan obat ini kepada anak tanpa ada arahan dari dokter. Clonazepam tidak disetujui untuk mengobati gangguan panik pada anak-anak berusia di bawah 18 tahun.
Efek sedatif dari clonazepam dapat bertahan lebih lama pada orang tua lanjut usia. Jatuh tidak disengaja sering terjadi pada pasien usia lanjut yang mengonsumsinya. Berhati-hatilah untuk menghindari jatuh atau cedera yang tidak disengaja saat kamu minum obat ini.
Interaksi dengan obat lain
Beberapa obat dapat menimbulkan interaksi dengan clonazepam. Efek obat dapat dikurangi, bertambah, atau menimbulkan risiko lain saat dikonsumsi bersamaan.
Beritahu dokter dan apoteker apabila kamu menggunakan salah satu dari obat-obatan berikut saat akan mengonsumsi clonazepam:
- Obat lain untuk mengobati epilepsi, seperti fenitoin, asam valproat, fenobarbital, karbamazepin
- Obat untuk mengobati asam lambung, seperti simetidin
- Obat-obatan untuk mengobati depresi, seperti amitriptyline
- Obat-obatan untuk mengobati TBC( tuberkulosis), misalnya rifampisin dan isoniazid.
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.