Share This Article
Cotrimoxazole merupakan obat antibiotik kombinasi dari sulphamethoxazole dan trimetoprim dengan perbandingan komposisi lima banding satu.
Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya mengenai dosis, manfaat, serta risiko efek samping obat cotrimoxazole yang mungkin terjadi.
Untuk apa obat cotrimoxazole?
Cotrimoxazole atau kotrimoksazol adalah obat kombinasi sulfametoksazol dan trimetoprim yang digunakan sebagai antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri.
Infeksi bakteri tersebut seperti infeksi saluran kemih, bronkitis, dan prostatitis. Cotrimoxazole juga efektif melawan bakteri gram negatif dan positif seperti Listeria monocytogenes dan E. coli.
Apa fungsi dan manfaat obat cotrimoxazole?
Cotrimoxazole berfungsi sebagai antibiotik yang menghalangi pertumbuhan bakteri. Obat ini dapat menurunkan risiko resistensi bakteri dengan kuat.
Cotrimoxazole sering digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti berikut:
1. Otitis media akut
Otitis media akut (OMA) pada orang dewasa dan anak-anak yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae yang rentan atau Haemophilus influenzae.
Pengobatan diberikan ketika dokter membuat penilaian klinis bahwa obat antibiotik ini memberikan beberapa keuntungan dibandingkan penggunaan antibiotik lain.
Meskipun bukan sebagai terapi lini pertama, tetapi obat ini dianggap sebagai alternatif untuk pengobatan OMA. Pemberian antibiotik jenis ini terutama untuk pasien dengan hipersensitivitas penisilin tipe I.
Obat ini mungkin tidak efektif pada pasien dengan OMA yang gagal merespons amoksisilin. Hal tersebut karena bakteri S. pneumoniae yang resistan terhadap amoksisilin sering resisten terhadap kotrimoksazol.
Cotrimoxazole tidak boleh diberikan secara jangka panjang dalam pengobatan OMA pada semua kelompok umur. Hal ini dilakukan untuk menghindari resistensi bakteri serta risiko efek samping yang berpotensi mengganggu fungsi hati.
2. Infeksi saluran gastrointestinal
Obat ini sering digunakan sebagai agen pengobatan diare yang disebabkan oleh Escherichia coli enterotoksigenik.
Selama masa pengobatan dapat ditambahkan terapi tambahan dengan cairan oral dan elektrolit yang cukup untuk penyakit ringan hingga sedang.
Hal ini untuk mengantisipasi diare dalam jangka waktu 8 jam (terutama jika berhubungan dengan mual, muntah, kram perut, demam, atau darah pada tinja). Khasiat antiinfeksi cotrimoxazole dapat meringankan gejala akibat diare yang disebabkan oleh bakteri.
Cotrimoxazole juga telah direkomendasikan sebagai alternatif bila obat golongan fluoroquinolon (ciprofloxacin, levofloxacin, norfloksasin, ofloksasin) tidak dapat digunakan.
Pencegahan diare mungkin tidak efektif pada seseorang yang bepergian ke daerah di mana E. coli dan patogen bakteri penyebab lainnya diketahui rentan terhadap obat tersebut.
Oleh karena itu, obat ini tidak direkomendasikan pada orang yang terinfeksi bakteri jika sebelumnya pernah bepergian ke daerah dengan riwayat resistensi bakteri terhadap cotrimoxazole.
Obat ini juga diindikasikan untuk pengobatan enteritis yang disebabkan oleh Shigella flexneri atau S. sonnei yang rentan.
Pengobatan disentri yang disebabkan oleh infeksi E. coli menunjukkan bahwa antibiotik oral, seperti kotrimoksazol dan azitromisin dapat digunakan jika organisme penyebab resisten pada terapi lini pertama.
Terapi optimal tidak ditetapkan, tetapi penggunaan kotrimoksazol, azitromisin, atau siprofloksasin dapat dipertimbangkan jika diare parah atau tidak dapat diatasi.
Pengobatan juga dapat diberikan apabila hasil uji bakteri menunjukkan organisme penyebab, seperti infeksi bakteri Yersinia enterocolitica telah resisten.
3. Infeksi saluran pernapasan
Cotrimoxazole dapat diberikan untuk pengobatan eksaserbasi akut bronkitis kronis yang disebabkan oleh S. pneumoniae yang resisten atau H. influenzae.
Obat ini dapat menjadi pilihan untuk pengobatan infeksi saluran pernapasan bagian atas dan bronkitis yang disebabkan oleh H. influenzae.
Kotrimoksazole direkomendasikan sebagai obat alternatif penicillin G atau penicillin V untuk pengobatan infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh S. pneumoniae.
Selain itu, obat ini dapat menjadi alternatif pengobatan untuk infeksi yang disebabkan oleh Legionella micdadei atau L. pneumophila yang telah resisten penicillin.
4. Infeksi saluran kemih (ISK)
Pengobatan cotrimoxazole untuk ISK ditujukan apabila penyebab infeksi oleh E. coli yang telah resisten, Klebsiella, Enterobacter, Morganella morganii, Proteus mirabilis, atau P. vulgaris.
Obat ini dapat menjadi pilihan untuk pengobatan empiris infeksi saluran kemih akut tanpa komplikasi.
5. Brucellosis
Brucellosis yang juga dikenal sebagai demam mediterania, demam bergelombang, atau demam malta. Brucellosis adalah infeksi zoonosis yang sangat menular dari bukan manusia ke manusia.
Penyakit infeksi ini disebabkan oleh konsumsi susu yang tidak dipasteurisasi atau daging yang kurang matang dari hewan yang terinfeksi.
Obat ini dapat digunakan sebagai obat tunggal atau dengan kombinasi obat lain, misalnya, streptomisin, gentamisin, atau rifampisin).
Obat ini juga diberikan terutama untuk infeksi berat atau bila ada komplikasi endokarditis, meningitis, atau osteomielitis.
6. Infeksi Burkholderia
Burkholderia adalah genus Proteobacteria yang menginfeksi manusia pada jaringan kelenjar atau penyakit yang kebanyakan terjadi pada kuda.
Mikroorganisme ini merupakan agen penyebab melioidosis, burkholderia cepacia dan patogen infeksi paru pada orang dewasa dengan fibrosis kistik.
Cotrimoxazole dianggap sebagai obat pilihan pada infeksi yang disebabkan oleh burkholderia cepacia. Obat ini dapat diberikan sebagai terapi lini pertama selain ceftazidime, kloramfenikol, atau imipenem.
Cotrimoxazole juga digunakan untuk pengobatan melioidosis yang disebabkan oleh B. pseudomallei yang resisten. Biasanya obat ini digunakan dalam kombinasi dengan kloramfenikol dan doksisiklin.
7. Kolera
Cotrimoxazole juga menjadi obat rekomendasi untuk pengobatan kolera yang disebabkan oleh Vibrio cholerae.
Obat ini diberikan sebagai alternatif untuk tetrasiklin apabila pasien dikontraindikasikan dengan tetrasiklin.
Pengobatan sebaiknya juga ditambahkan terapi penggantian cairan dan elektrolit pada penyakit sedang sampai berat.
8. Infeksi nocardia
Nocardia adalah genus bakteri gram positif yang terlibat dalam proses ensefalitis sebagai salah satu efek patogenik utamanya.
Pada sekitar 25-33% orang, infeksi nocardia membentuk ensefalitis atau pembentukan abses otak.
Nokardia juga dapat menyebabkan berbagai infeksi kulit seperti aktinomisetoma (terutama N. brasiliensis), penyakit limfokutan, selulitis, dan abses subkutan.
Terapi antibiotik dengan sulfonamida untuk mengatasi infeksi ini dapat diberikan. Antibiotik paling umum sebagai pengobatan pilihan adalah trimetoprim-sulfametoksazol.
9. Pertusis
Pertusis atau batuk rejan adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Pemberian antibiotik cotrimoxazole untuk pertusis memiliki potensi memperbaiki penyakit dan mengurangi penularannya.
Beberapa organisasi medis dan kesehatan dunia juga merekomendasikan obat ini sebagai alternatif dari eritromisin.
Merek dan harga obat cotrimoxazole
Obat antibiotik ini telah dikenal luas dan memiliki beberapa merek yang telah beredar. Berikut ini daftar nama merek dari cotrimoxazole yang telah beredar di Indonesia:
- Aditrim
- Ottoprim
- Bactoprim
- Pehatrim
- Bactoprim Combi
- Bactoprim Combi Forte
- Primadex
- Bactricid
- Primavon
- Primavon Forte
- Bactrim
- Primazole
- Bactrim Forte
- Primsulfon
- Primsulfon Forte
- Bactrizol
- Cotrimoksazol
- Cotrimoksazol Pediatrik
- Ratrim
- Decatrim
- Dotrim
- Saltrim
- Saltrim forte
- Dumotrim
- Dumotrim Forte
- Sanprima
- Sanprima Forte
- Erphatrim
- Erphatrim Forte
- Septrin Pediatrik Cherry
- Sikotrim
- Etamoxul
- Fasiprim
- Sisoprim
- Sisoprim Forte
- Fatibact Adult
- Spectrem
- Spectrem Forte
- Gitri
- Gitri 480
- Graprima
- Graprima Forte
- Sulprim
- Hufacid
- Sultrimmix
- Sultrimmix Paed
- Infatrim
- Infatrim Forte
- Toxaprim Forte
- Trimeta
- Trimeta Forte
- Kaftrim Pediatric
- Lapikot Forte
- Trimezol
- Trimoxsul Forte
- Meprotrin
- Trizole
- Meprotrin
- Miratrim Forte
- Vestazole
- Vestazole Forte
- Moxalas
- Wiatrim
- Novatrim
- Yekaprim
- Zoltrim
- Zoltrim Forte
- Novatrim Forte
- Zultrop Forte
- Omegtrim
Berikut ini nama generik dan nama dagang cotrimoxazole yang telah beredar sekaligus harga obat yang berlaku di beberapa apotek:
Obat generik
- Cotrimoxazole 240mg/5ml sediaan 60ml, obat ini berupa sediaan sirup yang diproduksi oleh Bernofarm. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp9.381/botol.
- Cotrimoxazole Promed 480mg, sediaan tablet kotrimoksazol yang bisa kamu dapatkan dengan harga Rp467/tablet.
- Cotrimoxazole 480mg, sediaan tablet yang diproduksi oleh Kimia Farma. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp417/tablet.
- Cotrimoxazole 480mg, mengandung sulfametoksazol 400mg dan trimetoprim 80mg. Obat ini diproduksi oleh Nova yang bisa kamu dapatkan dengan harga Rp348/tablet.
- Cotrimoxazole forte 960mg, sediaan tablet cotrimoxazole yang diproduksi Berno farma. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp782/tablet.
Obat paten
- Lapikot forte, sediaan tablet mengandung cotrimoxazolel 960mg yang diproduksi oleh LAPI. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp2.318/tablet.
- Sanprima tablet 480mg, sediaan cotrimoxazole yang bisa didapatkan dengan harga Rp1.366/tablet.
- Sanprima forte 960mg, sediaan cotrimoxazole tablet yang bisa kamu dapatkan dengan harga Rp2.848/tablet.
- Sanprima syrup, sediaan sirup cotrimoxazole mengandung trimetoprim 40mg dan sulfametoksazol 200mg. Obat ini bisa kamu dapatkan dengan harga Rp37.416/botol.
Bagaimana cara minum obat cotrimoxazole?
Obat ini diminum melalui mulut (oral) atau diberikan sebagai infus ke pembuluh darah (injeksi). Telan obat sekaligus dengan air. Untuk sediaan sirup kering, encerkan lebih dahulu dengan air sesuai petunjuk pada label kemasan obat.
Ikuti semua petunjuk yang telah diarahkan oleh dokter. Perhatikan cara minum yang tertera di label kemasan obat. Jangan menambah atau mengurangi dosis yang telah ditentukan.
Sediaan tablet sebaiknya diminum hingga habis meskipun gejala penyakit telah hilang. Hal ini untuk menghindari resistensi bakteri yang mungkin merugikan.
Kocok dahulu sediaan sirup dan takar dengan sendok takar. Jangan menggunakan sendok dapur untuk menghindari salah dosis.
Disarankan supaya kamu minum banyak cairan untuk mencegah batu ginjal saat kamu menggunakan obat ini.
Dosis sulfametoksazol dan trimetoprim didasarkan pada berat badan pada anak-anak. Gunakan hanya dosis yang dianjurkan saat memberikan obat ini kepada anak.
Obat ini hanya efektif untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Obat takkan efektif apabila penyakit disebabkan oleh virus atau jamur. Oleh karena itu, lakukan pemeriksaan lebih dahulu sebelum meminum obat ini.
Obat ini bisa memengaruhi hasil tes kesehatan tertentu. Beri tahu dokter sebelumnya bahwa kamu menggunakan cotrimoxazole (sulfametoksazoldan trimetoprim).
Simpan obat cotrimoxazole pada suhu kamar jauh dari kelembapan, panas, dan cahaya matahari setelah digunakan.
Berapa dosis obat cotrimoxazole?
Dosis dewasa
Infeksi Saluran Pernafasan (eksaserbasi bronkitis akut dan kronis)
160mg trimetoprim dan 800mg sulfametoksazol diberikan setiap 12 jam selama 14 hari.
Pengobatan diare akibat infeksi bakteri
160mg trimetoprim dan 800mg sulfametoksazol setiap 12 jam diberikan selama 3-5 hari.
Dosis tunggal trimetoprim 320mg (sebagai kotrimoksazol) juga dapat digunakan dengan beberapa pertimbangan resistensi.
Pencegahan diare saat perjalanan ke daerah wabah
160mg trimetoprim dan 800mg sulfametoksazol diminum sekali sehari selama periode risiko.
Penggunaan anti infeksi untuk pencegahan diare pada wisatawan umumnya tidak dianjurkan.
Infeksi gastrointestinal
160mg trimetoprim dan 800mg sulfametoksazol setiap 12 jam diberikan selama 5 hari.
Infeksi saluran kemih (ISK)
160mg trimetoprim dan 800mg sulfametoksazol setiap 12 jam.
Durasi pengobatan biasanya adalah 10-14 hari.
Kolera
160mg trimetoprim dan 800mg sulfametoksazol setiap 12 jam diberikan selama 3 hari
Infeksi Mycobacterial
160mg trimetoprim dan 800mg sulfametoksazol dua kali sehari diberikan selama lebih dari 3 bulan yang direkomendasikan untuk pengobatan infeksi kulit.
Biasanya diperlukan pengobatan minimal 4–6 minggu untuk menentukan apakah pengobatan terhadap infeksi berhasil.
Pertusis
320mg trimetoprim (sebagai kotrimoksazol) setiap hari dalam 2 dosis terbagi.
Durasi pemakaian adalah 14 hari untuk pengobatan atau pencegahan.
Dosis anak
Otitis Media Akut
Anak usia di atas 2 bulan: 8mg trimetoprim per kilogram berat badan dan 40mg sulfametoksazol per kilogram berat badan diminum setiap hari dalam 2 dosis terbagi setiap 12 jam.
Lama waktu pemberian obat biasanya 10 hari.
Infeksi gastrointestinal
Anak-anak usia di atas 2 bulan: 8mg trimetoprim per kilogram berat badan dan 40mg sulfametoksazol per kilogram berat badan diminum setiap hari dalam 2 dosis terbagi setiap 12 jam.
Lama waktu pemberian obat biasanya lima hari.
Brucellosis
10mg per kilogram berat badan tiap hari (sampai 480 mg setiap hari) trimetoprim (sebagai kotrimoksazol) dalam 2 dosis terbagi selama 4-6 minggu.
Kolera
4–5mg trimetoprim per kilogram berat badan (sebagai kotrimoksazol) diminum dua kali sehari diberikan selama 3 hari.
Pertusis
8mg trimetoprim dan 40mg sulfametoksazol per kilogram berat badan setiap hari dalam 2 dosis terbagi.
Durasi pemberian biasanya selama 14 hari.
Apakah cotrimoxazole aman untuk ibu hamil dan menyusui?
U.S. Food and Drug Administration (FDA) belum memasukkan obat ini dalam kategori apapun.
Penggunaan obat didasarkan pada pengamatan klinis oleh dokter dengan pertimbangan yang cermat.
Kemungkinan obat ini dapat mengakibatkan reaksi merugikan apabila diminum saat hamil. Lebih baik konsultasikan lebih dahulu dengan dokter sebelum meminum obat ini.
Cotrimoxazole terbukti dapat terserap dalam ASI sehingga penggunaan obat untuk ibu menyusui tidak dianjurkan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi efek merugikan yang mungkin terjadi.
Apa efek samping cotrimoxazole yang mungkin terjadi?
Risiko efek samping penggunaan cotrimoxazole mungkin terjadi akibat penggunaan obat yang tidak sesuai dosis atau karena reaksi tubuh pasien.
Segera hentikan pemakaian dan hubungi dokter apabila gejala efek samping berikut ini muncul:
- Tanda-tanda reaksi alergi (gatal-gatal, batuk, sesak napas, bengkak di wajah atau tenggorokan).
- Reaksi kulit yang parah (demam, sakit tenggorokan, mata terbakar, nyeri kulit, ruam kulit merah atau ungu dengan kulit melepuh dan mengelupas).
- Demam
- Kelenjar bengkak
- Nyeri otot
- Rasa lemas parah
- Memar yang tidak biasa
- Mata atau kuling menguning
- Sakit perut yang parah
- Diare berair atau berdarah (bahkan jika terjadi beberapa bulan setelah dosis minum terakhir)
- Kejang
- Nyeri sendi yang tidak biasa
- Peningkatan atau penurunan volume atau frekuensi buang air kecil
- Peningkatan rasa haus
- Mulut kering
- Napas berbau
- Ketidakseimbangan elektrolit ditandai dengan sakit kepala, kebingungan, kelemahan, bicara cadel, perasaan geli, nyeri dada, detak jantung tidak teratur, kehilangan koordinasi atau gerakan, perasaan tidak stabil, muntah.
- Jumlah sel darah rendah yang ditandai dengan demam, menggigil, sariawan, luka kulit, mudah memar, pendarahan yang tidak biasa, kulit pucat, tangan dan kaki dingin, merasa pusing atau sesak napas.
Efek samping umum yang mungkin terjadi saat meminum cotrimoxazole adalah sebagai berikut:
- Mual
- Muntah
- Kehilangan nafsu makan
- Ruam kulit
Peringatan dan perhatian
Jangan gunakan obat ini apabila sebelumnya kamu memiliki riwayat alergi cotrimoxazole, atau golongan obat sulfonamida lain.
Sebaiknya untuk berhati-hati dan beritahu dokter apabila kamu memiliki riwayat penyakit tertentu, terutama:
- Penyakit hati
- Penyakit ginjal
- Anemia (sel darah merah rendah) yang disebabkan oleh defisiensi asam folat
- Riwayat trombosit darah rendah setelah mengonsumsi trimetoprim atau obat sulfa apapun
Jangan gunakan sulfametoksazol dan trimetoprim jika kamu sedang hamil atau merencanakan hamil. Obat ini bisa membahayakan bayi yang belum lahir atau menyebabkan cacat lahir. Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.
Obat ini tidak diperuntukkan bagi ibu menyusui karena dapat terserap dalam ASI. Hentikan aktivitas menyusui apabila harus mengonsumsi obat ini.
Obat ini tidak boleh diberikan kepada anak di bawah 2 bulan.
Beritahu dokter apabila kamu memiliki gangguan kesehatan berikut:
- Penyakit ginjal atau hati
- Kekurangan folat (asam folat)
- Asma atau alergi parah
- Gangguan tiroid
- HIV atau AIDS
- Kekurangan gizi
- Alkoholisme
- Tingkat kalium tinggi dalam darah
- Porfiria, atau defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD)
Beritahu dokter apabila kamu menggunakan pengencer darah (seperti warfarin) atau kamu melakukan tes protrombin rutin.
Obat antibiotik dapat menyebabkan diare, yang mungkin merupakan tanda infeksi baru. Jika kamu mengalami diare yang berair atau berdarah, hubungi dokter sebelum menggunakan obat antidiare.
Jika kamu menggunakan bentuk injeksi sulfametoksazol dan trimetoprim, jangan makan atau minum apapun yang mengandung propilenglikol. Hal ini dapat menibulkan efek yang berbahaya apabila digunakan bersamaan.
Sulfametoksazol dan trimetoprim bisa membuat kamu lebih mudah terbakar sinar matahari. Hindari sinar matahari atau tanning bed. Kenakan pakaian pelindung dan gunakan tabir surya saat kamu berada di luar ruangan.
Kamu mungkin perlu lebih sering melakukan pemeriksaan atau tes medis jika kamu juga menggunakan obat untuk mengobati depresi, diabetes, kejang, atau HIV.
Beri tahu dokter tentang semua obat yang kamu gunakan saat ini. Banyak obat yang dapat memengaruhi sulfametoksazol dan trimetoprim, terutama:
- Amantadine, cyclosporine, indomethacin, leucovorin, methotrexate, pyrimethamine.
- Obat jantung atau tekanan darah golongan ACE inhibitor (benazepril, enalapril, lisinopril, quinapril, ramipril, dan lain-lain).
- Obat diuretik (chlorthalidone, hydrochlorothiazide, dan lain-lain).
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!